Seorang Ibu di Aceh Aniaya Anaknya karena Rusak Tanaman Cabai Tetangga

2 Desember 2019 15:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kapolsek Ulee Lheue, Banda Aceh, AKP Ismail. Foto: Zuhri Noviandi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kapolsek Ulee Lheue, Banda Aceh, AKP Ismail. Foto: Zuhri Noviandi/kumparan
ADVERTISEMENT
Sadis dan keji begitulah ungkapan yang pantas menggambarkan perbuatan NU (31), seorang ibu rumah tangga di Dusun Jambu Air, Desa Pie, Ulee Lheue, Kecamatan Meuraxa, Banda Aceh. NU tega menganiaya darah dagingnya yang baru berusia 3 tahun, karena kesal atas kelakuan sang anak: merusak tanaman cabai tetangga. 
ADVERTISEMENT
Perilaku NU ketahuan setelah sebuah video yang diunggah oleh akun IG Aceh World Time viral sejak dua hari lalu. Dalam video itu, menampilkan bagaimana NU menyiksa anaknya. NU menyeret anaknya sejauh 15 meter di halaman rumahnya.
Dalam video itu memperlihatkan NU memegang kaki kanan anaknya. Dia kemudian menarik anaknya itu dalam kondisi kepala dan badan menyentuh tanah. Akibat tindakannya itu, anaknya mengalami memar pada bagian tangan dan goresan di paha. 
Kapolsek Ulee Lheue AKP Ismail, mengakui terungkapnya kasus penganiayaan itu berawal dari viralnya video yang beredar di sosial media di Aceh. Diketahui penganiayaan tersebut terjadi pada Jumat (29/11) sekitar pukul 08.00 WIB. 
Untuk memastikan kebenaran video itu petugas Polsek Ulee Lheue kemudian pada  Sabtu (30/11) malam, melakukan penyelidikan dan berkoordinasi dengan perangkat desa untuk mengetahui kejadian itu.   
Kapolsek Ulee Lheue, Banda Aceh, AKP Ismail (tengah). Foto: Zuhri Noviandi/kumparan
ADVERTISEMENT
“Setelah ditelusuri benar, kejadian penganiayaan itu berada di wilayah hukum Kecamatan Meuraxa, Banda Aceh. Pada malam itu juga kita mendatangi pelaku dan ia mengakui kalau perempuan di balik video itu adalah dirinya,” kata Ismail, saat ditemui kumparan Senin (2/11) di kantor Polsek Ulee Lheue.  
Setelah diamankan, kata Ismail, pelaku mengakui motif perbuatannya itu tersulut emosi karena sang anak merusak tanaman cabai milik tetangga. Di luar kendali dan tidak terkontrol emosi, NU tanpa pikir panjang menyiksa anaknya hingga berujung dengan hukum. 
“Anak NU merusak tanaman tetangga dan dia ditegur oleh tetangganya agar anaknya tidak merusak tanaman itu. Dalam mengambil tindakan, NU di luar batas tidak wajar sehingga terjadi tindak pidana terutama terhadap anak di bawah umur,” ujar Ismail. 
Seorang ibu di Aceh yang tega aniaya anak kandungnya sendiri gara-gara cabai. Foto: Zuhri Noviandi/kumparan
ADVERTISEMENT
Korban adalah anak pertama dari NU sementara anak keduanya masih berusia 1,8 tahun. Sehari-hari ia bekerja sebagai ibu rumah tangga sementara suami bekerja di luar daerah. 
“Pelaku tinggal di rumah kost bertiga dengan anaknya. Dia baru tiga bulan tinggal di di sana, suaminya bekerja di luar daerah. Masalah apakah karena tidak ada suami kita tidak tau, kalau memang jauh dari suamiku tidak wajar dia membuat anak seperti itu,” ungkap Ismail. 
Menurut pengakuan NU, kata Ismail, selama ini dia menjaga dan merawat anaknya dengan baik-baik saja. Namun berdasarkan kejadian terakhir seperti di dalam video yang viral tersebut tidak menutup kemungkinan kejadian serupa juga pernah dilakukan. 
Atas perbuatannya NU dijerat Pasal 44 juncto Pasal 80 UU KDRT. Ancaman hukumannya adalah maksimal 5 tahun penjara dan denda maksimal Rp 15 juta. Nu kini akan dititipkan ke Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Wanita di Lhoknga, Aceh Besar.
ADVERTISEMENT
Sementara, itu anak NU yang menjadi korban, ditangani pihak terkait untuk penyembuhan trauma psikis dan dirawat oleh neneknya. 
“NU tetap ditahan, untuk  si-anak yang masih di bawah umur dan masih butuh pengasuhan ibunya sudah dikoordinasikan untuk dijaga oleh neneknya. Nanti saat ingin menyusui tinggal di bawa ke lapas Lhoknga. Kita tidak memutuskan hubungan anak dengan ibunya,” ujar Ismail. 
NU saat diwawancarai mengaku menyesal telah menganiaya anaknya. Dia mengaku pada saat itu tak kuasa menahan emosi sehingga tega menganiaya anaknya hingga memar.
“Saya minta maaf, saya khilaf, saya mengakui kesalahan saya. Saya berjanji tidak akan lakuin apa pun terhadap anak saya lagi. Saya sayang sama anak saya,saya siap bertanggung jawab atas kesalahan saya,” lirih NU sambil menangis.
ADVERTISEMENT