Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Sepanjang 2022 Ada 1.943 Suspek dan 508 Kasus Positif Campak di Jabar
24 Januari 2023 15:07 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Dinas Kesehatan Jawa Barat (Dinkes Jabar) mencatat selama tahun 2022 sebanyak 1.943 orang terlapor kasus suspek campak dan 508 positif campak.
ADVERTISEMENT
Ketua Tim Surveilans Dinkes Jabar Dewi Ambarwati mengatakan, campak menjadi kejadian luar biasa (KLB) pada pertengahan tahun lalu.
"Betul KLB. Jadi di tahun 2022 memang di Jabar kasus campak kita meningkat. Tapi itu kejadiannya pertengahan tahun lalu, baru dirilis kementerian di tahun ini, raport akhir tahun," ucap Dewi saat dikonfirmasi, Selasa (24/1).
Dewi mengatakan penyakit campak mudah menular, di antaranya akibat dari percikan dahak juga batuk dan pilek. Selain itu, imunisasi yang tidak lengkap pun menjadi faktor lain timbulnya penyakit campak.
"Imunisasi campak itu diberikan pada usia 9 bulan, lalu diberikan kembali pada usia 18-24 bulan, dan diberikan lagi kelas 1 SD, bulan imunisasi anak sekolah," ucap Dewi.
Dewi mengatakan, untuk saat ini pihaknya belum mendapat laporan terkait kasus campak di Jawa Barat. Ia mengimbau kepada para orang tua agar melengkapi imunisasi buah hatinya.
ADVERTISEMENT
"Berikan hak anak kita dengan memberikan imunisasi secara lengkap, baik imunisasi dasar rutin, imunisasi lanjutan, dan imunisasi anak sekolah, jadi tidak hanya campak saja," pungkas Dewi.
KLB campak di 12 provinsi
Kemenkes melaporkan hingga Kamis, 19 Januari 2023, 12 provinsi sudah menyatakan KLB campak. Kedua belas provinsi tersebut adalah Aceh, Sumatera Barat, Riau, Sumatera Utara, Jambi, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Utara, NTT, dan Papua. Data terakhir yang diperoleh, ada lebih dari 3.000 kasus campak sepanjang tahun 2022 yang tersebar di 31 provinsi.
“Ada 3.341 kasus di tahun 2022 dilaporkan di 223 kabupaten kota dari 31 provinsi,” ujar Jubir Kemenkes dr Siti Nadia Tarmizi.
Kasus ini meningkat karena rendahnya cakupan imunisasi selama pandemi COVID-19. Pemerintah telah menyelenggarakan Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) untuk melengkapi imunisasi yang tertinggal, namun masih banyak orang tua yang belum mengikuti program tersebut.
ADVERTISEMENT
Reporter:
Arif Syamsul Ma'arif