Sepeda Antik dan Kisah Tanah Jawa Terhampar di CFD Jakarta

22 Desember 2024 10:47 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Heri (64), salah satu anggota komunitas Monas Grup yang mengenalkan sejarah Tanah Jawa melalui sepeda antik, di Kawasan Bundaran HI, Jakarta Pusat, Minggu (22/12/2024). Foto: Alya Zahra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Heri (64), salah satu anggota komunitas Monas Grup yang mengenalkan sejarah Tanah Jawa melalui sepeda antik, di Kawasan Bundaran HI, Jakarta Pusat, Minggu (22/12/2024). Foto: Alya Zahra/kumparan
ADVERTISEMENT
Suasana Car Free Day kali ini tampak berbeda seperti biasanya. Beberapa sepeda antik yang dilengkapi pernak-pernik sejarah Indonesia hingga Jawa terlihat berjajar di sekitar kawasan Bundaran HI, Jakarta Pusat.
ADVERTISEMENT
Salah satunya sepeda milik, Haerudin (53), yang berhiaskan medali hingga foto-foto sejarah pertempuran Ambarawa, Jawa Tengah, Tahun 1945. Haerudin menceritakan pernak-pernik tersebut merupakan jejak kehidupannya selama ini.
Ketika masih muda, Haerudin bercerita, pernah mengikuti berbagai kontestasi lari. Bahkan dia dikenal sebagai sosok pelari terkuat di Jawa Tengah. Ayahnya juga pernah terjun langsung dalam pertempuran Ambarawa.
“Iya, saya dari dulu hobi lari. Saya juga dulu pelari terkuat di Jawa Tengah, lari 10 KM. Tahun 90an. Waktu itu saya masih muda,” cerita Haerudin di Kawasan Bundaran HI, Jakarta Pusat, Minggu (22/12).
“Bapak saya kan orang Ambarawa, banyak kan warganya dulu kan bekas pejuang, pejuang ya, membela Tanah Air ya,” sambungnya.
Bermodalkan sepeda antik ini, Haerudin berhasil menyambangi sejumlah daerah di Indonesia. Mulai dari Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, hingga Lampung.
ADVERTISEMENT
“Saya (bersepeda) dari Jawa Timur , Surabaya ke Jawa Tengah, terus ambil ke Jawa Barat, saya ke Bandung. Saya sudah bersepeda sejak tahun 1998, zaman kerusuhan,” tuturnya.
“Sepeda ini (juga) sudah menemani saya ke Lampung, Surabaya, ke Jawa,” tambah dia.
Sepeda milik Haerudin, salah satu anggota komunitas Monas Grup, di Acara Car Free Day, kawasan Bundaran HI, Jakarta Pusat, Minggu (22/12/2024). Foto: Alya Zahra/kumparan
Sementara itu, penggemar sepeda antik lainnya, Heri (64), menceritakan setiap Minggu dirinya sengaja datang ke CFD membawa sepeda antiknya yang bernuansa Jawa. Dia berharap melalui sepeda ini, anak-anak yang berkunjung dapat mengenal lebih dekat adat Jawa.
“Cerita orang tua-tua dulu, pewayangan itu orang-orang awam kan senang beginian. Agar anak-anak kecil biar pada mengerti juga (mengenai adat Jawa),” tuturnya kepada kumparan, di Kawasan Bundaran HI, Jakarta Pusat, Minggu (22/12).
Bahkan Heri sengaja memakai busana surjan—pakaian adat Jawa—beserta topi logam dengan ukiran wayang yang menceritakan kisah tanah Jawa.
ADVERTISEMENT
“Ini helm yang saya pesan langsung dari Jogja. Menceritakan tentang tanah Jawa. Iya (ini baju) sengaja saya pakai untuk mengenal adat Jawa,” imbuh dia.
Sepeda milik Haerudin, salah satu anggota komunitas Monas Grup, di Acara Car Free Day, kawasan Bundaran HI, Jakarta Pusat, Minggu (22/12/2024). Foto: Alya Zahra/kumparan
Beberapa sepeda antik ikut meriahkan acara Car Free Day di Bundaran HI, Jakarta Pusat, Minggu (22/12/2024). Foto: Alya Zahra/kumparan
Haerudin (53) Anggota Komunitas Monas Grup, di Car Free Day, kawasan Bundaran HI, Jakarta Pusat, Minggu (22/12/2024). Foto: Alya Zahra/kumparan