Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Sepenggal Kisah Benteng Tua Belanda di Antara Rumah Elite di Ancol
9 Maret 2018 16:59 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
ADVERTISEMENT
Di Jakarta, Ancon biasa dikenal sebagai tempat wisata modern, apalagi jika dikaitkan dengan keberadaan wahana-wahana seperti Gelanggang Samudera dan Dunia Fantasi (Dufan). Namun, siapa sangka, sebuah benteng tua peninggalan Belanda terselip di antara hiruk pikuk wisata modern yang jadi idola.
ADVERTISEMENT
Warga sekitar menyebutnya Benteng Ancol. Berada di Jalan Pasir Putih II, Ancol, Jakarta Utara, benteng tersebut terlihat sangat kontras jika dibandingkan dengan rumah-rumah elit di seberangnya. Tersembunyi di antara rimbunan pepohonan, keberadaannya masa misteriusnya dengan cerita yang ia simpan sejak dahulu kala.
Pemprov DKI Jakarta pernah menuliskan sedikit cerita tentang keberadaan benteng tua itu dalam sebuah artikel di situs resminya, jakarta.go.id. Dituliskan, bangunan itu dibangun pada tahun 1920 oleh Koninklijk Leger (KL) dengan biaya yang ditanggung oleh Pemerintah Hindia Belanda.
Benteng Ancol, sengaja dibangun untuk melindungi Kota Batavia di bagian pesisir pantainya. Selain itu, benteng ini juga digunakan sebagai gudang senjata.
Berbagai peralatan tempur pernah dikirimkan dari Benteng Ancol ke berbagai wilayah melalui Stasiun Ancol. Dugaan itu dikuatkan dengan adanya ruangan-ruangan panjang dan sempit di dalam benteng.
ADVERTISEMENT
Di dalamnya, terlihat ada tiga ruangan, ruang muka, ruang tengah, dan ruang belakang. Ruang tengah, yang paling kecil, hanya sepanjang 6 meter saja. Sedangkan ruang belakang panjangnya mencapai 15 meter.
Ruang muka memiliki ukuran yang paling besar, dengan panjang 35 meter,, ruangan tersebut disekat menjadi tiga ruangan berbeda dengan jendela-jendela aneka ukuran. Jendela di sebelah kiri, berbentuk persegi sempurna dengan ukuran 1 meter x 1 meter. Sedangkan jendela di kanannya, hanya berukuran setengahnya.
Lama setelah masa kejayaannya berakhir, benteng itu kini mulai lapuk dan hancur. Hanya bagian sisi timur yang diperkirakan sebagai depo amunisi saja yang masih terlihat utuh mencoba melawan zaman. Di atasnya, ada lubang-lubang yang difungsikan sebagai ventilasi.
ADVERTISEMENT
Kondisinya begitu memprihatinkan. Bagian dalamnya kini jorok, tergenang air dan tumpukan sampah. Meski, di sisi lainnya, kini dimanfaatkan sebagai warung.
Sebenarnya, sisa-sisa benteng juga masih bisa terlihat di sisi barat Benteng Ancol. Meski, bentuknya sekarang sudah jauh dari nama bangunan, dengan dinding-dinding saja yang tersisa. Bagian tersebut, sulit dibedakan dengan sisa bangunan permanen kantin yang dulu sempat didirikan di lokasi tersebut.