Seperti George Floyd, Pembunuhan Ahmaud Arbery Juga Guncangkan AS

5 Juni 2020 17:11 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ahmaud Arbery. Foto: Handout via Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Ahmaud Arbery. Foto: Handout via Reuters
ADVERTISEMENT
Kasus pembunuhan George Floyd belum juga rampung, publik Amerika Serikat kembali dikejutkan oleh fakta baru terkait kematian Ahmaud Arbery. Arbery, pria kulit hitam, di Georgia diduga tewas karena rasialisme.
ADVERTISEMENT
Pada pengadilan kasus Arbery pada Kamis (4/6), di tengah memanasnya kondisi AS akibat protes pembunuhan George Floyd oleh polisi, diketahui seorang pembunuh Arbery mengeluarkan umpatan rasial. Dalam penelusuran di akun media sosialnya, pelaku juga memiliki kecenderungan rasis.
Ahmaud Marquez Arbery, 25, tewas ditembak pada 23 Februari lalu di dekat Brunswick, Glynn County, Georgia. Ketika itu, dia sedang jogging sebelum dikejar dengan mobil oleh para pelaku ayah-anak kulit putih Travis McMichael, 34, dan Gregory McMichael, 64.
Pembunuh Ahmaud Arbery, Travis McMichael dan Gregory McMichael. Foto: Glynn County Detention Center via AP, File
Arbery yang tak bersenjata ditabrak dengan mobil dan ditembak hingga tewas. Kepada polisi, mereka mengatakan bahwa Arbery mirip dengan pelaku pencurian di kompleks mereka.
Kasus ini sempat menguap tanpa adanya penahanan sebelum munculnya video pembunuhan Arbery pada 5 Mei lalu. Video tersebut diambil oleh William Bryan, 50, yang turut melakukan pengejaran terharap Arbery. Pada 7 Mei, penangkapan dilakukan kepada ketiga tersangka dan dakwaan dijatuhkan atas pembunuhan Arbery.
ADVERTISEMENT
Richard Dial, penyidik dari Biro Investigasi Georgia dalam sidang Kamis mengatakan Arbery "dikejar, diburu, dan akhirnya dieksekusi mati". Selain itu, Travis melontarkan kata-kata rasialisme terhadap Arbery setelah dia menembak pria tersebut.
"Bryan mengatakan bahwa setelah penembakan terjadi, sebelum polisi datang, ketika Arbery di tanah, dia mendengar Travis McMichael mengatakan: fucking nigger," kata Dial seperti dikutip Reuters.
Dial juga mengatakan, bukti-bukti di sosial media menunjukkan bahwa Travis punya tabiat anti-kulit hitam. Travis yang merupakan mantan petugas patroli pantai pernah mengatakan kepada temannya dia suka pekerjaan "di kapal karena tidak ada negro."
Contoh lainnya, di Instagram Travis pernah mengatakan kepada seseorang bahwa semuanya akan menjadi lebih baik jika dia "meledakkan kepala negro" itu.
ADVERTISEMENT
Ahmaud Arbery. Foto: Yolanda Richardson/FuzzyRabbit Fotos via AP
Bukti-bukti ini diharap cukup untuk pengadilan menjadikan rasialisme sebagai dasar pembunuhan Arbery. Travis dan ayahnya didakwa atas pembunuhan dan penyerangan. Sementara Bryan didakwa atas pembunuhan dan penahanan ilegal.
Sama seperti Floyd, pembunuhan Arbery juga menuai kemarahan di AS, terlebih setelah video pembunuhan keluar. Beberapa pemuka agama, politikus, atlet, dan para selebritis mengecam pembunuhan tersebut.
Publik semakin marah ketika tahu pelaku pembunuhan baru ditangkap dan didakwa berbulan-bulan setelah kejadian.
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
***
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona