Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Kartel narkotika Meksiko telah membuat Presiden Donald Trump pusing, selain karena menyebarkan heroin mereka juga membantai warga Mormon Amerika Serikat . Karena itulah, Trump mengatakan akan memasukkan kartel Meksiko ke daftar teroris.
ADVERTISEMENT
Diberitakan Reutes, hal ini disampaikan Trump dalam wawancara dengan Bill O'Reilly pada Selasa (26/11). Nantinya kartel Meksiko akan sama statusnya dengan kelompok teroris lainnya seperti ISIS atau Al-Qaeda.
"Mereka akan dimasukkan (ke daftar teroris), saya telah memikirkannya selama 90 hari terakhir. Hal ini tidak mudah, harus melalui proses, dan kami telah masuk ke dalam proses tersebut," kata Trump seperti dikutip dari Reuters.
Kartel narkotika kian mencuri perhatian AS setelah menembak mati 9 orang warga Mormon di Meksiko. Peristiwa itu membuat Trump murka, mengatakan AS akan memerangi kartel dan "menghapuskan mereka dari muka Bumi".
Pemerintah Meksiko menanggapi antusias rencana Trump memasukkan kartel ke daftar teroris. Tidak lama setelah wawancara tersebut, Kementerian Luar Negeri Meksiko menyatakan akan bertemu dengan kolega mereka di AS untuk membicarakan sisi hukum atas langkah tersebut.
ADVERTISEMENT
Selain itu, mereka juga akan membicarakan soal aliran senjata dan uang dari AS ke tangan kartel di Meksiko.
"Menteri Luar Negeri akan melakukan kontak dengan koleganya, Michael R. Pompeo, untuk mendiskusikan masalah yang sangat penting ini," kata pernyataan Kemlu Meksiko.
Masuk daftar teroris bertujuan membuat organisasi tersebut kesulitan. Semua orang yang tergabung dalam organisasi tersebut dilarang masuk AS, terancam ditangkap atau dideportasi. Selain itu, seluruh warga AS dilarang berhubungan secara sosial maupun finansial dengan organisasi tersebut.
Dan ini yang terpenting, seluruh lembaga perbankan harus membekukan aset milik organisasi tersebut di perusahaan mereka dan melaporkannya ke Kementerian Keuangan. Dengan cara ini, organisasi teroris akan sulit mendanai dirinya menggunakan sistem keuangan AS yang menggurita di seluruh dunia.
ADVERTISEMENT
Live Update
Pada 5 November 2024, jutaan warga Amerika Serikat memberikan suara mereka untuk memilih presiden selanjutnya. Tahun ini, capres dari partai Demokrat, Kamala Harris bersaing dengan capres partai Republik Donald Trump untuk memenangkan Gedung Putih.
Updated 5 November 2024, 21:56 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini