Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Sepupu Ungkap Kondisi Terakhir Aldelia: Bolak-balik Balik RS, Badan Kurus Kering
24 Mei 2024 19:55 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Suasana duka masih menyelimuti kediaman Aldelia Rahma di Nagari (desa) III Koto Aur Malintang, Kecamatan IV Koto Aur Malintang, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar), Jumat (24/5). Tenda duka masih terpasang di halaman kediaman bocah berusia 11 tahun itu.
ADVERTISEMENT
Sejumlah karangan bunga masih berjejer di pinggir jalan. Ucapan duka datang dari berbagai kalangan, mulai dari Polres Kota Pariaman hingga Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman. Aldelia meninggal dunia setelah berjuang kurang lebih tiga bulan melawan luka bakar.
Luka bakar tersebut akibat ulah kejahilan teman sekelasnya yang menyiramkan bensin pertalite—versi guru, minyak tanah— ke tubuh Aldelia. Saat itu, Aldelia sedang membakar sampah, disuruh wali kelas dan guru olahraganya untuk bersih-bersih di belakang sekolah.
Selain alami luka bakar 80 persen, Aldelia juga didiagnosis gizi buruk, anemia, dan hipokalemia (kondisi medis ketika darah dalam tubuh kekurangan zat kalium). Keluarga tahu kondisi tersebut setelah Aldelia pulang dari rawat inap yang kedua di RSUP M Djamil Padang.
ADVERTISEMENT
Gejala ini terkonfirmasi dari ringkasan pasien pulang (discharge summary) dari laboratorium rumah sakit tertanggal 18 April 2024.
Sebelum ada informasi tersebut, keluarga baru menduga-duga saja bahwa Aldelia mengalami gizi buruk. Sebab, menurut sepupu Aldelia, Media Madona, kondisi badan Aldelia sangat kurus usai kejadian nahas itu. Nafsu makannya hilang.
Asupan makan Aldelia hanya bisa melalui sonde atau selang khusus yang dimasukkan melalui hidung melewati tenggorokan lalu kerongkongan dan menuju ke dalam perut.
“Selama dirawat pertama kali di RSUP M Djamil Padang, kan 35 hari, kondisi Aldelia sudah kurus kering dengan luka sudah merah-merah di kaki, badan, dan tangan,” kata Madona ditemui kumparan, Jumat (24/5).
Sempat Diputuskan Rawat Jalan
Aldelia pertama kali dirawat selama 35 hari di RSUP M Djamil Padang. Namun dia sempat dipulangkan untuk rawat jalan.
ADVERTISEMENT
“Dipulangkan, kami kaget. (Badannya) seperti kambing dikelupas kulitnya. Nah, tahu gizi buruk, orang awam pasti sudah menduga, karena kondisi badan yang kurus kering. Diagnosisnya keluar setelah dirawat kembali. Kami tahu setelah buka-buka kembali cek surat dari rumah sakit. Rekam medis sama kami, ada diagnosis seperti itu. Kami tahunya dari situ,” kata dia.
Lalu, pada 15 April-25 April Aldelia kembali dirawat lagi di RSUP M Djamil. Kemudian, pada 5 Mei dirujuk Bupati Padang ke RSUD Padang Pariaman. Hingga akhirnya dirujuk kembali ke RSUP M Djamil pada 14 Mei-21 Mei hingga akhirnya meninggal dunia.
Madona menduga kondisi Aldelia memburuk akibat luka bakar dan gizi buruk yang dialaminya. Pihak keluarga menilai penanganan pihak rumah sakit kurang efektif.
ADVERTISEMENT
“Karena penanganan kurang efektif, tambah lagi keadaannya gizi buruk. Seandainya perawatan luka bakar efektif, kalau dia asupan makanan kurang bagus, percuma juga perawatan luka tadi. Sembuh luka akan lama. Luka akan sembuh pasti dengan nutrisi yang masuk,” imbuhnya.
Keluarga Tuntut Sekolah
Madona menegaskan, keluarga saat ini menuntut pihak sekolah agar bertanggung jawab. Selain itu, juga kepada orang tua terhadap anak yang menyiram bahan bakar ke Aldelia.
“Penegasan kami pihak keluarga menuntut pihak sekolah. Dari pihak sekolah siapa yang bertanggung jawab, siapa yang menyuruh melakukan pembakaran sampah. Kemudian, siapa yang bertanggung jawab, ya kepala sekolah. Rumah sakit juga, karena sudah banyak kejanggalan,” ucap Madona.