Serambi Buya Syafii Diresmikan, dari Koleksi Buku hingga Sepeda Kesayangan

10 November 2022 13:41 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana peresmian Serambi Buya Syafii di Perumahan Nogotirto, Gamping, Kabupaten Sleman, Kamis (10/11). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana peresmian Serambi Buya Syafii di Perumahan Nogotirto, Gamping, Kabupaten Sleman, Kamis (10/11). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
Serambi Buya Syafii Maarif diresmikan oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof. Dr. K.H. Haedar Nashir bertepatan dengan Hari Pahlawan 10 November 2022. Serambi Buya Syafii ini berlokasi di rumah Buya Syafii Maarif di Perumahan Nogotirto, Gamping, Kabupaten Sleman.
ADVERTISEMENT
Haedar mengatakan bahwa Serambi Buya Syafii ini merupakan ruang publik untuk seluruh warga masyarakat yang ingin lebih mengenal eks Ketum PP Muhammadiyah Prof. Dr. H. Ahmad Syafii Maarif, nama lengkap, Buya Syafii.
"Ini ruang publik bagi masyarakat yang ingin lebih mengenal Buya. Jadi bagi yang ingin mengenal Buya, baik koleksi bukunya dengan karya-karyanya," kata Haedar, Kamis (10/11).
Suasana peresmian Serambi Buya Syafii di Perumahan Nogotirto, Gamping, Kabupaten Sleman, Kamis (10/11). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Tak hanya karya dan koleksi buku Buya. Tempat ini juga menghadirkan benda-benda pribadi dari Buya Syafii. Misalnya saja sepeda yang digunakan Buya Syafii sehari-hari, hingga tongkat milik Buya Syafii.
"Bahkan bagian dari aktivitas hidupnya dan benda-benda yang terkait dengan beliau seperti museum, lah, gitu. Sekaligus karya dari berbagai pihak yang jadi referensi Buya," katanya.
Suasana peresmian Serambi Buya Syafii di Perumahan Nogotirto, Gamping, Kabupaten Sleman, Kamis (10/11). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Sebagai Tokoh Muhammadiyah, Haedar mengatakan bahwa Buya sejak awal mengikuti Kiai Ahmad Dahlan untuk membuka horizon Muhammadiyah semakin maju dan inklusif.
ADVERTISEMENT
"Itu yang diajarkan Buya. Dan Buya selalu berdemokratis dalam bermuhammadiyah," katanya.
Suasana peresmian Serambi Buya Syafii di Perumahan Nogotirto, Gamping, Kabupaten Sleman, Kamis (10/11). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Dalam konteks umat Islam, Haedar mengatakan bahwa Buya Syafii memang kerap mengkritisi umat Islam itu karena kecintaannya.
"Bahwa mayoritas di republik ini umat Islam, memang harus berdaya, harus berpikir maju, harus bersatu. Dan karena itu harus siuman istilahnya. Jadi kalau ada kritik keras terhadap Buya itu jangan anggap Buya tidak cinta umat Islam, tapi itu bentuk kecintaannya pada umat Islam," ujarnya.
Suasana peresmian Serambi Buya Syafii di Perumahan Nogotirto, Gamping, Kabupaten Sleman, Kamis (10/11). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Tentang bangsa, Buya juga mengajarkan kebhinekaan yang luar biasa. Kebhinekaan itu bukan hanya Buya suarakan tapi dipraktikkan dengan membangun relasi yang luas tanpa ada sekat.
"Itulah yang kemudian menjadikan Buya sebagai tokoh bangsa, sebagai bapak bangsa, sebagai guru bangsa. Sehingga ketika beliau wafat semua orang merasa kehilangan tentu bagi kita generasi muda terutama lebih-lebih yang milenial, saya pikir perlu belajar dari tokoh bangsa ini baik melalui media digital maupun melalui lewat Serambi Buya ini," katanya.
ADVERTISEMENT
Kediaman Buya Syafii ini sebelumnya memang telah dikelola Suara Muhammadiyah sejak 1 Oktober 2022. Di rumah ini pula, Buya Syafii tumbuh sebagai negarawan dan guru bangsa.
Suasana peresmian Serambi Buya Syafii di Perumahan Nogotirto, Gamping, Kabupaten Sleman, Kamis (10/11). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Rumah ini menyimpan sebanyak 9.000 koleksi judul buku yang dimiliki Buya Syafii. Buku-buku tersebut memiliki berbagai macam tema. Bacaan ini pun bisa untuk membingkai pemikiran sang guru bangsa. Serambi Buya Syafii ini bisa dikunjungi oleh siapa pun.
Manajer Pusat Data dan Litbang Suara Muhammadiyah Isngadi Marwah Atmaja mengatakan bahwa Serambi Buya Syafii ini akan berada di Perumahan Nogotirto selama 2 tahun. Kemudian akan dipindah ke tempat yang lebih representatif.
"Tapi jujur saja kita ada tanah, tapi kayaknya kurang memenuhi syarat. Nanti kita mau nyari dekat-dekat kota, kalau bisa (jalan) Ahmad Dahlan ya," kata Isngadi.
ADVERTISEMENT
Dia mengatakan bahwa Serambi Buya Syafii ini terbuka untuk umum. Jam buka dari Serambi Buya Syafii ini adalah sampai setengah 5 karena berlokasi di perumahan.
"Kita sebetulnya ingin meneladani Buya. Jadi nanti banyak orang yang ingin tahu Buya ya sudah lihat saja buku-buku yang dibaca Buya. Nanti kita akan tahu keragaman yang membentuk Buya seperti ini," katanya.