Serangan Israel Bunuh 88 Orang di Gaza Saat Tidur, Banyak Wanita dan Anak-anak

22 November 2024 11:39 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang pria Palestina bereaksi ketika dia membawa seorang korban muda di dalam rumah sakit Kamal Adwan setelah serangan Israel yang menghantam daerah dekat tempat medis di Beit Layia di Jalur Gaza utara pada 21 November 2024. Foto: AFP
zoom-in-whitePerbesar
Seorang pria Palestina bereaksi ketika dia membawa seorang korban muda di dalam rumah sakit Kamal Adwan setelah serangan Israel yang menghantam daerah dekat tempat medis di Beit Layia di Jalur Gaza utara pada 21 November 2024. Foto: AFP
ADVERTISEMENT
Suara serangan udara kembali menghancurkan malam di Gaza. Kamis (21/11) dini hari, Israel menghantam lingkungan padat penduduk di Beit Lahiya dan Sheikh Radwan. Gempuran itu merenggut sedikitnya 88 nyawa, termasuk anak-anak yang tengah tertidur lelap.
ADVERTISEMENT
Di antara reruntuhan, para dokter dan relawan menyelamatkan korban yang terjebak.
Direktur Rumah Sakit Kamal Adwan, Hussam Abu Safia, mengatakan banyak korban adalah wanita dan anak-anak.
“Sebagian besar sedang tidur ketika bom menghantam rumah mereka,” ujarnya kepada Al Jazeera.
Warga Palestina mengamati di samping puing-puing bangunan di Beit Lahia, di Jalur Gaza utara, pada 21 November 2024. Foto: STR/AFP
Abu Safia menggambarkan betapa mengerikan situasi di rumah sakit.
“Mayat bergelantungan di dinding, di langit-langit. Sisa-sisa jenazah harus kami kumpulkan di lokasi,” katanya.
Dengan sumber daya yang sangat terbatas, tim medis kesulitan menangani gelombang korban yang terus berdatangan.
“Staf kami fokus menyelamatkan yang terluka, tetapi kurangnya ambulans dan peralatan memperburuk situasi,” tambahnya.
Di tempat lain, Sheikh Radwan, pemboman Israel menambah jumlah korban jiwa. Sedikitnya 22 orang, termasuk 10 anak-anak, tewas.
“Kami kehilangan seluruh keluarga,” ujar seorang penduduk, matanya merah menahan tangis.
ADVERTISEMENT
Seorang pria meratapi jenazah orang dalam pengeboman Israel yang menargetkan sebuah rumah di lingkungan Sheikh Radwan di Kota Gaza, di luar rumah sakit Al-Ahli Arab, yang juga dikenal sebagai rumah sakit Baptis pada 21 November 2024. Foto: Omar Al Qatta / AFP
Serangan ini terjadi di tengah meningkatnya tekanan dunia internasional untuk menghentikan kekerasan, namun upaya diplomatik terus menemui jalan buntu.
Amerika Serikat, sekutu utama Israel, kembali memveto resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata.
Kini Gaza berada di ambang kehancuran total. Infrastruktur kesehatan hancur, akses bantuan terhalang, dan penduduk kehabisan persediaan kebutuhan pokok.
“Situasi ini tidak manusiawi,” kata seorang relawan.
“Anak-anak tidak seharusnya kehilangan nyawa mereka saat tidur di rumah,” sambungnya.

Mahkamah Pidana Internasional Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Warga Palestina menghadiri proyeksi langsung sidang Mahkamah Internasional (ICJ) mengenai kasus yang diajukan oleh Afrika Selatan terhadap Israel di kota Ramallah di Tepi Barat yang diduduki pada 26 Januari 2024. Foto: Zain Jaafar/AFP
Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. Perintah penangkapan terkait perang Gaza.
Keterangan ICC, selain Netanyahu surat penangkapan turut dikeluarkan bagi eks Menhan Israel Yoav Gallant dan kepala militer Hamas, Mohammed Deif.
ADVERTISEMENT
“Majelis mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap dua individu, bapak Benjamin Netanyahu dan bapak Yoav Gallant, terkait pidana kemanusiaan dan kejahatan perang yang dilakukan setidaknya pada 8 Oktober 2023 sampai 20 Mei 2024,” kata pernyataan ICC, seperti dikutip dari Reuters.
Reaksi Hamas dan Israel pun berbeda. Hamas menyambut positif sedangkan Israel naik pitam.
Netanyahu menyatakan tak akan berhenti menyerang Gaza meski dirinya terancam ditangkap.