Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Serangan Israel Bunuh 88 Orang di Gaza Saat Tidur, Banyak Wanita dan Anak-anak
22 November 2024 11:39 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Suara serangan udara kembali menghancurkan malam di Gaza. Kamis (21/11) dini hari, Israel menghantam lingkungan padat penduduk di Beit Lahiya dan Sheikh Radwan. Gempuran itu merenggut sedikitnya 88 nyawa, termasuk anak-anak yang tengah tertidur lelap.
ADVERTISEMENT
Di antara reruntuhan, para dokter dan relawan menyelamatkan korban yang terjebak.
Direktur Rumah Sakit Kamal Adwan, Hussam Abu Safia, mengatakan banyak korban adalah wanita dan anak-anak.
“Sebagian besar sedang tidur ketika bom menghantam rumah mereka,” ujarnya kepada Al Jazeera.
Abu Safia menggambarkan betapa mengerikan situasi di rumah sakit.
“Mayat bergelantungan di dinding, di langit-langit. Sisa-sisa jenazah harus kami kumpulkan di lokasi,” katanya.
Dengan sumber daya yang sangat terbatas, tim medis kesulitan menangani gelombang korban yang terus berdatangan.
“Staf kami fokus menyelamatkan yang terluka, tetapi kurangnya ambulans dan peralatan memperburuk situasi,” tambahnya.
Di tempat lain, Sheikh Radwan, pemboman Israel menambah jumlah korban jiwa. Sedikitnya 22 orang, termasuk 10 anak-anak, tewas.
“Kami kehilangan seluruh keluarga,” ujar seorang penduduk, matanya merah menahan tangis.
ADVERTISEMENT
Serangan ini terjadi di tengah meningkatnya tekanan dunia internasional untuk menghentikan kekerasan, namun upaya diplomatik terus menemui jalan buntu.
Amerika Serikat, sekutu utama Israel, kembali memveto resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata.
Kini Gaza berada di ambang kehancuran total. Infrastruktur kesehatan hancur, akses bantuan terhalang, dan penduduk kehabisan persediaan kebutuhan pokok.
“Situasi ini tidak manusiawi,” kata seorang relawan.
“Anak-anak tidak seharusnya kehilangan nyawa mereka saat tidur di rumah,” sambungnya.
Mahkamah Pidana Internasional Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu
Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. Perintah penangkapan terkait perang Gaza.
Keterangan ICC, selain Netanyahu surat penangkapan turut dikeluarkan bagi eks Menhan Israel Yoav Gallant dan kepala militer Hamas, Mohammed Deif.
ADVERTISEMENT
“Majelis mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap dua individu, bapak Benjamin Netanyahu dan bapak Yoav Gallant, terkait pidana kemanusiaan dan kejahatan perang yang dilakukan setidaknya pada 8 Oktober 2023 sampai 20 Mei 2024,” kata pernyataan ICC, seperti dikutip dari Reuters.
Reaksi Hamas dan Israel pun berbeda. Hamas menyambut positif sedangkan Israel naik pitam.
Netanyahu menyatakan tak akan berhenti menyerang Gaza meski dirinya terancam ditangkap.