Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Serangan Israel Kembali Hantam Markas UNIFIL, Tentara Sri Lanka Terluka
11 Oktober 2024 18:02 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Israel kembali melancarkan serangan terhadap Pasukan Sementara PBB di Lebanon (UNIFIL). Akibatnya, sejumlah pasukan penjaga perdamaian asal Sri Lanka terluka.
ADVERTISEMENT
Serangan ini terjadi di selatan Lebanon, wilayah yang selama beberapa minggu terakhir menjadi pusat ketegangan antara Israel dan milisi Hizbullah.
Menurut laporan Kantor Berita Nasional Lebanon, tank Merkava milik Israel menghantam salah satu menara pengawas UNIFIL di jalur utama yang menghubungkan Tyre dengan Naqoura, tak jauh dari pos pemeriksaan Angkatan Darat Lebanon.
Beberapa personel dari kontingen Sri Lanka dilaporkan mengalami luka akibat serangan tersebut.
Selain serangan tank, artileri Israel juga melepaskan tembakan yang mengenai pintu masuk utama pusat komando UNIFIL di Naqoura, menyebabkan kerusakan parah di fasilitas tersebut. Serangan pun memicu kecaman keras dari pemerintah Lebanon.
Dalam pernyataannya, Kementerian Luar Negeri Lebanon mengutuk tindakan Israel. Mereka menyebut Israel melakukan “penargetan langsung” terhadap markas UNIFIL, termasuk pangkalan batalion Sri Lanka.
ADVERTISEMENT
“Serangan ini tidak hanya merusak pangkalan, tapi juga melukai pasukan penjaga perdamaian,” tegas Kementerian Luar Negeri Lebanon, seperti dikutip dari AFP.
UNIFIL belum memberikan tanggapan resmi terkait insiden ini.
Namun, sebelumnya pada Kamis (10/10), dua TNI yang menjadi bagian UNIFIL, terluka dalam serangan serupa. Insiden itu turut memicu kritik dari negara-negara Eropa yang berpartisipasi dalam misi penjaga perdamaian.
Kedua personel asal Indonesia itu saat ini masih dirawat di rumah sakit.
Israel mengeklaim bahwa serangannya ditujukan untuk menargetkan milisi Hizbullah yang beroperasi di sekitar pos-pos PBB.
Namun, ketegangan terus meningkat sejak eskalasi pertempuran antara Israel dan Hizbullah akhir September lalu.
UNIFIL, dengan sekitar 10.000 personel penjaga perdamaian dari berbagai negara, telah menyerukan gencatan senjata di tengah meningkatnya kekerasan.
ADVERTISEMENT