Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Serangan #JulidFiSabilillah Netizen RI Bikin Kewalahan hingga Masuk Media Israel
9 Desember 2023 9:25 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Serangan digital dari para netizen dari Indonesia, Malaysia, hingga Turki yang tergabung dalam gerakan #JulidFiSabilillah mendapat perhatian media Israel, Ynet News. Dalam gerakan ini, mereka memberikan serangan komentar negatif terhadap tentara IDF dan para pendukung zionisme di medsos.
ADVERTISEMENT
Menurut Ynet News, dalam beberapa hari terakhir, para menteri dan pembicara senior menghadapi rentetan serangan dari aktivis pro-Palestina. Mereka terus mendapatkan ribuan panggilan telepon, pesan WhatsApp, SMS, dan pesan berisi ancaman hingga cercaan di akun media sosial mereka tanpa henti.
Gencarnya serangan yang didominasi dari nomor asal Indonesia ini membuat ponsel mereka tak bisa dioperasikan. Banyak orang yang jadi sasaran memilih mematikan perangkat mereka.
Salah satu yang mendapatkan serangan ini adalah juru bicara Advokasi Nasional Israel, Eylon Levy, yang kerap muncul di media. Tak hanya dibombardir melalui pesan dan telepon ke ponselnya, Levy juga harus mematikan akun sosial medianya karena puluhan ribu pesan yang terus masuk. Akun itu kini sudah diaktifkan lagi.
ADVERTISEMENT
Kepada Ynet News, mereka yang jadi sasaran mengaku frustasi karena ponselnya menjadi tak berdaya di bawah gempuran pesan dan pemberitahuan. Mereka menggambarkan hal itu sebagai mimpi buruk dan menyatakan kekecewaan kepada Israel yang tak bisa secara efektif memberikan perlindungan karena hanya mendapat saran untuk mengganti nomor saja.
Gerakan #JulidFiSabilillah
Gerakan ini sebenarnya sudah dimulai sejak awal agresi militer Israel ke Jalur Gaza dan Tepi Barat awal Oktober lalu. Namun baru pada 21 November 2023 gerakan ini menjadi lebih "resmi" setelah influencer Indonesia, Erlangga Greschinov, didapuk menjadi Komandan Satuan Operasi Khusus Netizen Julid Anti Israel oleh Netizen Force.
Agresi Israel ke Jalur Gaza dan Tepi Barat ini juga diwarnai dengan tingkah para tentara IDF yang rajin membuat konten medsos di tengah kehancuran Gaza. Mereka dengan sengaja pamer foto atau video di antara reruntuhan seolah sudah menang paripurna.
ADVERTISEMENT
“Upload selfie di Gaza. Tentu hal-hal seperti ini tidak patut untuk dilihat. Mereka mempertontonkan itu tanpa ada konsekuensinya. Padahal bagi warga Palestina, mereka tidak bisa menyuarakan (perang) ini secara bebas,” ujar Erlangga.
Warga Palestina yang menyuarakan sikapnya bisa ditangkap Israel karena dianggap mendukung terorisme. Karena itulah Erlangga merasa perlu mengemban tugas untuk melakukan julid sebagai bentuk kritik atas laku Israel terhadap masyarakat Palestina.
Ia mengawali “julid” tersebut dengan melakukan spamming, yakni melontarkan komentar-komentar pedas di postingan medsos milik para serdadu Israel. Setelah itu, ia bagikan aksinya di X. Cara tersebut mendapat simpati dari pengikut Erlangga.
Hingga saat ini, gerakan #JulidFiSabilillah itu sudah menuai dukungan dari beberapa negara. Mereka punya aturan ketat soal siapa yang boleh diserang. Salah satunya adalah melarang para netizen melarang masyarakat Yahudi yang tidak mendukung zionisme atau Israel.
ADVERTISEMENT