Serangan Rudal Rusia Tewaskan 34 Warga Ukraina saat Perayaan Minggu Palma

14 April 2025 11:09 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kondisi usai serangan rudal Rusia di Sumy tengah, Ukraina, Minggu (13/5/2025). Foto: Layanan pers Layanan Darurat Negara Ukraina/via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Kondisi usai serangan rudal Rusia di Sumy tengah, Ukraina, Minggu (13/5/2025). Foto: Layanan pers Layanan Darurat Negara Ukraina/via REUTERS
ADVERTISEMENT
Rusia kembali menggempur Ukraina dengan serangan mematikan. Dua rudal balistik menghantam pusat kota Sumy, dekat perbatasan Rusia, Minggu pagi (13/4). Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menyebut tragedi mengerikan itu sebagai “kesalahan”.
ADVERTISEMENT
Serangan itu menewaskan sedikitnya 34 orang, termasuk dua anak-anak, dan melukai 117 lainnya.
Ledakan mengguncang kawasan permukiman dan pusat aktivitas warga.
Mengutip AFP, warga terpantau berlarian mencari perlindungan di tengah kobaran api dan jenazah yang tergeletak di jalan.
“Selain universitas, serangan ini merusak lima gedung apartemen, kafe, pertokoan, dan pengadilan distrik. Total ada 20 bangunan terdampak,” kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, seperti diberitakan AFP.
Serangan terjadi pada Minggu Palma, hari suci bagi umat Kristen. Zelensky menyebut serangan itu sebagai tindakan brutal.
“Hanya orang gila yang bisa melakukan hal seperti ini,” ujar Trump dalam pidato malam.
Kepala intelijen militer Ukraina, Kyrylo Budanov, menyebut Rusia menggunakan dua rudal balistik Iskander-M dalam serangan ini.
ADVERTISEMENT
Rekaman yang dipublikasikan otoritas Sumy memperlihatkan kondisi mengerikan: mobil-mobil terbakar, korban tergeletak, dan warga yang panik mencari tempat aman.
Kota Sumy mengumumkan masa berkabung selama tiga hari.

Seruan Kunjungan dan Doa dari Zelensky

Presiden Amerika Serikat Donald Trump berbincang dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky saat melakukan pertemuan kenegaraan di Gedung Putih, Washington DC, Amerika Serikat, Jumat (28/2/2025). Foto: Saul Loeb/AFP
Zelensky meminta Presiden AS Donald Trump untuk mengunjungi Ukraina sebelum membuat keputusan soal perdamaian dengan Rusia.
“Tolong datang dan lihat langsung warga sipil, prajurit, rumah sakit, anak-anak yang hancur atau meninggal,” kata Zelensky dalam wawancara yang akan disiarkan CBS.
Saat berbicara di Air Force One, Trump menyebut serangan itu sebagai sesuatu yang “sangat mengerikan”.
Ketika ditanya lebih lanjut soal “kesalahan” yang ia maksud, Trump tak memberikan rincian.
Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio menyebut serangan di Sumy sebagai “pengingat tragis” mengapa pemerintah Trump berupaya mengakhiri perang ini lewat jalur diplomatik.
ADVERTISEMENT
Dua hari sebelum serangan, utusan khusus Presiden AS, Steve Witkoff, bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin untuk mendorong negosiasi damai.

Reaksi Dunia

Kondisi usai serangan rudal Rusia di Sumy tengah, Ukraina, Minggu (13/5/2025). Foto: Layanan pers Layanan Darurat Negara Ukraina/via REUTERS
PBB pun mengecam serangan ini. Juru bicara Sekjen PBB Antonio Guterres mengatakan, “Serangan ini mencerminkan pola kekerasan yang meningkat di kota-kota Ukraina dalam beberapa pekan terakhir.”
Presiden Prancis Emmanuel Macron menyebutnya sebagai bentuk “pengabaian terang-terangan terhadap nyawa manusia dan hukum internasional.”
“Biadab, terlebih karena dilakukan saat umat Kristen berkumpul merayakan Minggu Palma,” respons Ketua Komisi Eropa Ursula von der Leyen.
Kondisi usai serangan rudal Rusia di Sumy tengah, Ukraina, Minggu (13/5/2025). Foto: Layanan pers Layanan Darurat Negara Ukraina/via REUTERS
Ini adalah serangan besar kedua Rusia terhadap warga sipil dalam bulan ini.
Sebelumnya, serangan di kota asal Zelensky, Kryvyi Rih, menewaskan sedikitnya 18 orang, termasuk sembilan anak-anak.
Moskow terus meningkatkan serangan sejak berhasil memukul mundur pasukan Ukraina dari wilayah perbatasan Kursk.
ADVERTISEMENT
Rusia kini juga mengeklaim telah merebut sebuah desa di Donetsk, Ukraina timur.
Meski sejumlah pihak mendorong gencatan senjata, Rusia menolak tawaran tersebut. Zelensky kembali menyerukan agar negara-negara Barat memberikan respons tegas.