Serangan Siber di Indonesia Paling Banyak Terjadi di Kalbar, Kok Bisa?

20 September 2022 22:03 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi serangan siber. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi serangan siber. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Serangan siber tengah menjadi perhatian publik usai Hacker Bjorka membocorkan sejumlah data pemerintah. Kekhawatiran soal keamanan data atas serangan siber pun kini mencuat.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan penelusuran kumparan di situs Honeynet BSSN, Indonesia kini ada di peringkat pertama sebagai negara paling banyak kena serangan siber. Peringkat itu untuk serangan siber pada periode 19 Agustus-19 September 2022.
Menurut data BSSN, target serangan siber Indonesia berada di angka 8.821.037. Disusul India dengan target serangan siber mencapai 8.313.692.
Setiap harinya target serangan siber di Indonesia juga terus mengalami pergerakan. Pada 19 Agustus, jumlah target serangan berada di angka 1.307.042.
Nah, Kalimantan Barat rupanya menjadi kota dengan target serangan siber paling banyak di Indonesia. Target serangan siber di Kalimantan Barat berada di angka 12.160.513. Disusul Bali, dengan angka target serangan sibernya 11.465.401, serta Jakarta mencapai 8.381.063.
Menurut juru bicara BSSN, Ariandi Putra, banyaknya deteksi serangan di Kalbar mengindikasikan perangkat honeypot yang ada di wilayah itu berada dalam kondisi optimal. Selain itu, hal ini juga mengindikasikan banyaknya sebaran perangkat honeypot di Kalbar.
ADVERTISEMENT
“Untuk menjawab intensi atau niat pelaku mengapa melakukan serangan ke salah satu titik honeypot perlu adanya pendalaman lebih lanjut karena informasi honeypot hanya salah satu informasi penerapan sistem deteksi dini sehingga memerlukan informasi lainnya untuk menemukan motif pelaku melakukan serangan,” katanya dalam keterangan tertulis yang diterima kumparan, Selasa (20/9).
Honeypot merupakan sebuah sistem atau komputer yang sengaja dijadikan umpan untuk menjadi target serangan dari penyerang (attacker).
Ariandi memaparkan bahwa seranga siber di Kalimantan Barat paling banyak berisi injeksi malware, menyisipkan tautan/link malicious, serta dan upaya remote access kepada aset yang telah dilengkapi dengan honeypot pada mitra honeynet di Wilayah Kalimantan Barat.
Sementara itu, kata Ariandi, beberapa daerah lain di Indonesia yang angka serangan sibernya nol menggambarkan bahwa wilayah tersebut belum ada mitra honeynet yang telah terpasang perangkat honeypot. Menurutnya, hal ini juga mengindikasikan bahwa periode tertentu perangkat honeypot di titik tertentu masih dalam proses pemeliharaan.
ADVERTISEMENT
“Karena layanan honeynet bersifat voluntary atau tidak memaksa maka pemasangan honeypot dikembalikan kepada kebutuhan stakeholder,” katanya.
Reporter: Cut Salma