Serba-serbi 2 Harimau di Ragunan yang Sempat Terjangkit COVID-19

2 Agustus 2021 8:39 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tino, Harimau Sumatera berusia 9 tahun yang terpapar COVID-19 di Taman Margasatwa Ragunan (TMR), Jakarta, Minggu (1/8). Foto: Dhemas Reviyanto/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Tino, Harimau Sumatera berusia 9 tahun yang terpapar COVID-19 di Taman Margasatwa Ragunan (TMR), Jakarta, Minggu (1/8). Foto: Dhemas Reviyanto/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Dua harimau Sumatera yang berada di Taman Margasatwa Ragunan sempat terinfeksi COVID-19. Harimau Sumatra yang diberi nama Hari dan Tino itu dinyatakan positif COVID-19 pada 15 Juli lalu.
ADVERTISEMENT
Gubernur DKI Anies Baswedan mengatakan tidak ada pilihan selain mengisolasi mandiri dua harimau ini.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meninjau salah satu Harimau Sumatra yang terpapar COVID-19 di Taman Margasatwa Ragunan (TMR), Jakarta, Minggu (1/8). Foto: Dhemas Reviyanto/ANTARA FOTO
"Tidak ada pilihan. Mereka harus isolasi. Diputuskan untuk isolasi mandiri di tempat tinggalnya. Pasokan makanan dan obat dicukupi selama isolasi dan proses penyembuhan," kata Anies lewat tulisannya di Instagram, Minggu (1/8).
Anies mengungkapkan kondisi kedua harimau itu sebelumnya mengalami gejala flu, sesak napas dan lemas. Namun kini kondisinya berangsur pulih dan mulai aktif.

Awal Bergejala hingga Pulih

Kepala Dinas Pertamanan dan Hutan Kota (Distamhut) Provinsi DKI Jakarta, Suzi Marsitawati menjelaskan mulanya pada 9 Juli ada salah satu harimau yang mengalami sakit dengan gejala klinis lalu disusul dengan harimau lainnya yang kesehatannya juga menurun.
"Salah satu harimau Sumatera bernama Tino yang berusia 9 tahun mengalami sakit dengan gejala klinis sesak napas, bersin, keluar lendir dari hidung, dan penurunan nafsu makan," ungkap Suzi.
Hasil PCR Harimau Sumatera. Foto: Pemprov DKI Jakarta
"Kemudian, selang dua hari, satu harimau Sumatra lainnya bernama Hari yang berusia 12 tahun terpantau kondisi kesehatannya juga menurun dengan menunjukkan gejala klinis yang sama dengan harimau Tino," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Tim Distamhut melakukan tes PCR pada 14 Juli kepada 2 harimau tersebut dan hasilnya keluar pada 15 Juli yang menyatakan bahwa kedua satwa terpapar corona.
“Pada tanggal 14 Juli, kami lakukan pengambilan sampel dengan di-swab kemudian dikirim ke laboratorium Pusat Studi Satwa Primata, IPB Bogor. Lalu, hasilnya keluar tanggal 15 Juli yang menyatakan bahwa kedua satwa tersebut terpapar COVID-19,” ujar Suzi.
Sejak dimulainya gejala klinis yang dialami oleh 2 harimau tersebut telah dilakukan pengobatan oleh Distamhut. Mereka diberikan pengobatan seperti antibiotik, antihistamin, antiradang, dan multivitamin setiap hari.
"Dalam waktu sekitar 10–12 hari pengobatan, kondisi kedua satwa berangsur membaik dan pulih," jelasnya.

Telusuri Asal Mula Terpapar Corona

Harimau Sumatera yang sempat terinfeksi COVID-19 di Ragunan. Foto: Pemprov DKI Jakarta
Suzi menekankan, kedua harimau tersebut tidak menularkan virusnya kepada manusia dan saat ini pihaknya juga masih melakukan tracing atau penelusuran. Meski begitu, pihaknya tetap melakukan tracing untuk mencari awal mula kedua satwa itu terpapar virus corona.
ADVERTISEMENT
"Kami juga sudah melakukan tracing kepada perawat dan petugas saat satwa sakit, tidak ada yang terpapar COVID-19. Sehingga, kami masih menelusuri penyebabnya,” kata Suzi.
Penelusuran awal mula Tino dan Hari tertular corona membutuhkan penanganan ekstra. Sebab, saat itu, Taman Margasatwa Ragunan tutup karena masuk masa PPKM Darurat.
“Hal ini mengingat, pada saat satwa mulai mengidap gejala, Taman Margasatwa Ragunan dalam kondisi ditutup, karena sudah PPKM Darurat," ucap dia.

Diduga Tertular Lewat Udara

Humas Taman Margasatwa Ragunan, Bambang Wahyudi, mengatakan penyebab 2 harimau tersebut terpapar corona masih misterius. Namun, diduga dua harimau ini terpapar lewat udara.
“Nah ini yang masih menjadi misterius ya karena memang petugasnya tidak menunjukkan gejala COVID ya, petugasnya sehat semua, kemungkinan sih bisa jadi kan lewat udara ya,” kata Bambang.
ADVERTISEMENT