Serba-serbi 216 Anak di Bawah 15 Tahun di RI Terjangkit Sifilis

4 Desember 2024 8:22 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi sifilis. Foto: StanislavSukhin/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi sifilis. Foto: StanislavSukhin/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Kasus penyakit infeksi menular seksual (IMS), dalam kasus ini sifilis, marak terjadi di Indonesia. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengeluarkan data terkininya.
ADVERTISEMENT
Dari data Januari sampai September 2024, penyakit sifilis kategori dini menjadi yang paling banyak diidap masyarakat. Total ada 8.984 kasus.
Sifilis merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Treponema pallidum yang menular melalui aktivitas seksual.
Sifilis berdasarkan gejalanya juga memiliki tingkatan berbeda. Mulai dari sifilis sekunder hingga sifilis primer.
Dari data yang diungkap, ada usia 15-19 tahun yang sudah mengidap sifilis. Namun dari data yang disajikan, tidak disebutkan detail jumlah kasusnya.
Data kasus penyakit infeksi menular seksual di Indonesia. Foto: Kemenkes RI
Dari data di atas, tampak ada warna biru yang menunjukkan ada warga di usia 15-19 tahun yang mengidap sifilis. Bahkan ada anak di bawah usia 15 tahun yang terjangkit penyakit tersebut.
"216 anak (di bawah 15 tahun) sifilis," kata Kabiro Humas Kemenkes Aji Muhawarman.
ADVERTISEMENT
Hubungan Seks karena Ekonomi-Kesenangan
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Kemenkes, Ina Agustina Isturini, mengungkapkan beberapa dugaan penyebab di balik kasus sipilis ini.
“Kami mengumpulkan data rutin untuk kasus-kasusnya. Untuk penyebabnya perlu ditelaah lebih lanjut,” ujar Ina pada Selasa (3/12).
Menurut Ina, ada sejumlah faktor yang diduga menjadi latar belakang mengapa anak-anak tersebut terjangkit sifilis. Salah satunya adalah kebutuhan ekonomi yang memaksa anak-anak untuk menjual jasa seksual.
Selain itu, ada pula faktor kesenangan, pengaruh lingkungan atau pergaulan bebas, menjadi korban kekerasan seksual, serta budaya kawin muda di beberapa daerah di Indonesia.
“Misal anak tersebut memang menjual seks karena kebutuhan ekonomi atau kesenangan atau karena pengaruh lingkungan/pergaulan bebas atau karena menjadi korban, atau karena budaya kawin muda,” tambah Ina.
ADVERTISEMENT
Mengenal Gejala Sipilis
Ilustrasi sifilis. Foto: enuengneng/Shutterstock
Sifilis merupakan penyakit menular yang disebabkan bakteri Treponema Pallidum. Penyakit ini ditularkan secara seksual melalui luka kecil di kulit atau melalui selaput lendir.
Sifilis berdasarkan gejalanya juga memiliki tingkatan berbeda. Mulai dari sifilis sekunder hingga sifilis primer. Untuk sifilis primer biasanya menimbulkan luka seperti melepuh di bagian infeksi.
Dikutip dari WHO, sifilis adalah infeksi yang dapat dicegah dan disembuhkan
Banyak penderita sifilis tidak menunjukkan gejala atau tidak menyadarinya. Sifilis ditularkan melalui hubungan seks oral, vagina dan anal, pada kehamilan dan melalui transfusi darah.
Sifilis pada kehamilan dapat menyebabkan lahir mati, kematian bayi baru lahir, dan bayi lahir dengan sifilis (sifilis kongenital).
Penggunaan kondom yang benar dan konsisten saat berhubungan seks dapat mencegah sifilis.
ADVERTISEMENT
Diagnosis sifilis didasarkan pada riwayat klinis dan seksual seseorang, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium, dan terkadang radiologi, karena gejalanya tidak umum atau tidak terlihat.
Berikut tahapan sifilis:
Biasanya berlangsung sekitar 21 hari, muncul luka bulat, tidak nyeri, biasanya keras (chancre) muncul di alat kelamin, anus, atau di tempat lain. Mungkin tidak disadari dan akan sembuh dalam 3–10 hari
"Bisa berkembang ke tahap kedua jika tidak diobati," kata WHO dikutip Senin (2/12).
Mulai muncul ruam yang tidak gatal, biasanya pada telapak tangan dan telapak kaki lesi putih atau abu-abu muncul di area hangat dan lembab, seperti labia atau anus, di lokasi. Gejala akan hilang tanpa pengobatan.
ADVERTISEMENT
Penderitanya seringkali tidak menunjukkan gejala. Lalu berkembang ke tahap ketiga dan terakhir sifilis (tersier) setelah bertahun-tahun jika tidak diobati sifilis tersier dapat menyebabkan penyakit otak dan kardiovaskular, serta kondisi lainnya.
Kasus Sifilis di Medan
Ilustrasi perempuan terinfeksi sifilis. Foto: New Africa/Shutterstock
Ada 14 remaja berusia 15-18 tahun di Kota Medan tercatat mengidap penyakit seks menular sifilis sepanjang tahun 2024.
“Jumlah penderita Sifilis anak di Kota Medan tahun 2024 mulai bulan Januari hingga Oktober adalah 14 kasus, rata-rata usia 15-18 tahun,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinkes Kota Medan, Pocut Fatimah Fitri, kepada kumparan, Selasa (3/12).
Pocut menuturkan, para pengidap terinfeksi lantaran berhubungan seks sesama jenis.
“Semua dari kelompok populasi LSL (lelaki seks lelaki) yang merupakan salah satu populasi perilaku berisiko,” sambungnya.
ADVERTISEMENT
Pocut menuturkan, penyakit sifilis dapat ditangani dengan efektif di masa awal penyakit.
“Pengobatan sifilis akan lebih efektif jika dilakukan pada tahap awal. Selama masa pengobatan, penderita dianjurkan untuk tidak melakukan hubungan seks, sampai dokter memastikan infeksi sudah sembuh sehingga tidak menularkan kepada orang lain,” ujarnya.
Kasus Sifilis di Yogya
Sementara, Pemerintah Kota Yogyakarta memastikan tidak ada anak-anak di wilayahnya yang mengidap sifilis.
"Anak-anak di kota (Kota Yogyakarta) tidak ada yang sakit sifilis," kata Kasi Pengendalian Penyakit Menular (P2M) dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Endang Sri Rahayu dikonfirmasi, Selasa (3/12).
Secara umum kasus sifilis di Kota Yogyakarta mencapai 651 sepanjang tahun ini. Jumlah itu menurun dari tahun sebelumnya, 716 kasus.
ADVERTISEMENT