Serba-serbi Curhat Warga Terkait Pagar Laut di Tangerang

11 Januari 2025 9:03 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pagar laut terpasang di kawasan pesisir Kabupaten Tangerang, Banten, Kamis (9/1/2025). Foto: Sulthony Hasanuddin/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Pagar laut terpasang di kawasan pesisir Kabupaten Tangerang, Banten, Kamis (9/1/2025). Foto: Sulthony Hasanuddin/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Pagar cerucuk bambu setinggi 6 meter dan sepanjang 30,16 kilometer membentang di perairan Kabupaten Tangerang, Banten, tepatnya dari Desa Muncung hingga Desa Pakuhaji, diaudit Pemprov Banten. Pagar-pagar itu kini tengah diaudit oleh Pemprov Banten.
ADVERTISEMENT
Warga sekitar, yang mayoritas berprofesi sebagai nelayan mengaku terganggu pada pagar yang dipasang secara tiba-tiba itu. Berikut kumparan rangkum serba-serbi terkait pagar laut misterius itu.

Dipasang Pada September, Para Nelayan Takut Melarang

Heru, warga setempat yang jadi kader peduli lingkungan di Kronjo, Pulau Cangkir mengatakan, pagar misterius itu dipasang sekitar bulan September 2024.
"Saya lihat pas 4 bulan lalu (September 2024), banyak truk masuk ke sini, bawa bambu. Atuh takut kami melarang, cuma yang aneh pas ditanya izinnya pada enggak punya," ujar Heru.
Kata Heru, proses pemasangan itu melibatkan sejumlah truk yang mengangkut pagar-pagar itu. Satu truk bisa mengangkut sekitar 300 bambu. Sementara pagar dipasang siang atau malam hari.
Pagar laut terpasang di kawasan pesisir Kabupaten Tangerang, Banten, Kamis (9/1/2025). Foto: Sulthony Hasanuddin/ANTARA FOTO
"Kalau tujuan pagar bambu ini buat apa saya enggak tahu, yang pasti ini sudah lama. Kalau awal masang itu di Ketapang Mauk, bulan Agustus 2024 sudah dipasang. Terus ke sini (Kronjo) pas bulan September 2024. Pagar ini dipasang siang atau enggak malam hari. Yang pasang itu naik kapal kecil," kata Amah, warga setempat yang tinggal 500 meter dari pagar-pagar itu.
ADVERTISEMENT

Dipasang Nelayan Pendatang, Warga Setempat Sempat Ditawari Rp 125 ribu Untuk Pasang Pagar Laut

Heru juga menyebut, pagar-pagar itu dipasang para nelayan pendatang yang biasa melaut di wilayah Sukadiri dan Mauk.
"Bukan sama warga asli sini, itu nelayan pendatang, biasa nyari ikan di Sukadiri sama Mauk. Makanya, kita juga enggak mau banyak tanya, cuma pagar bambu ini sudah merugikan, laut itu luas, tidak ada arahnya, tidak bisa dipagar begini," katanya.
Seorang pemborong sempat memberikan informasi, bahwa akan ada pemasangan bambu di laut setempat.
Perahu nelayan melintas di dekat pagar laut misterius di kawasan pesisir Kabupaten Tangerang, Banten, Kamis (9/1/2025). Foto: Sulthony Hasanuddin/ANTARA FOTO
"Dibilang, mau pasang pagar bambu, kita menolak, kita langsung ditawari pekerjaan buat masang pagar itu dengan upah Rp 125 ribu, tapi kita sepakat enggak mau, karena laut ini punya negara, enggak bisa dipagar, makanya kita nolak," ujarnya.

Derita Nelayan Setempat, Harus Memutar dan Sering Tertabrak

Sejumlah nelayan yang berada di Pulau Cangkir, Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang, merugi setelah adanya pagar bambu yang terpasang sepanjang 30 kilometer di wilayah kelautan Kabupaten Tangerang, Banten.
ADVERTISEMENT
Alat-alat yang digunakan untuk menangkap ikan sering rusak, belum lagi mereka harus berlayar memutar karena gelapnya malam.
"Ya susah saat nebar jaringan suka nyangkut di bambu (pagar misterius) jadi rusak. Ditambah perahu nelayan juga suka nabrak bambu itu karena gelap karena nelayan kan kerjanya malam," katanya, Jumat, (10/1).
Nelayan menunjukkan pagar laut yang terpasang di kawasan pesisir Kabupaten Tangerang, Banten, Kamis (9/1/2025). Foto: Sulthony Hasanuddin/ANTARA FOTO
Akibatnya, mereka jadi boros bahan bakar.
"Bahan bakar juga jadi boros, biasanya cukup 10 liter sekarang harus 20 liter gara-gara harus cari-cari jalan melewati bambu itu, kita harus putar, namanya laut kan nggak bisa kayak rute lurus atau segala macam, kita mah lihatnya mana yang banyak ikan. Nah kadang nelayan tradisional seperti kami harus putar," ujarnya.

AHY Bakal Cek Pagar Laut Misterius di Tangerang

Menteri Koordinator Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) akan mengecek pagar laut misterius sepanjang 30,16 kilometer (km) yang ada di perairan Kabupaten Tangerang, Banten.
Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (IPK) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di kantor Kemenko IPK, Jakarta Pusat pada Selasa (8/1/2025). Foto: Argya D. Maheswara/kumparan
“Lagi, saya lagi cek. Lagi diinvestigasi ya,” ungkap AHY kepada wartawan di Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat pada Jumat(10/1).
ADVERTISEMENT
Ia belum dapat memastikan siapa pemilik pagar laut tersebut. AHY mengatakan, masalah ini juga menjadi ranahnya Kementerian Kelautan dan Perikanan.
“Karena itu di laut juga kan, berarti itu nanti Kementerian Kelautan. Belum (pasti milik siapa), nanti kita cek dulu aja,” lanjutnya.

Audit Pemprov Banten: Sebulan Lagi Ada Hasil

Penjabat (Pj) Gubernur Banten Abdulrauf Damenta mengaku pihaknya sudah memberi tugas kepada Kepala Dinas Kelautan Provinsi Banten untuk berkoordinasi dengan pihak kementerian untuk melakukan pengecekan terhadap pagar laut tersebut.
Tak hanya itu, diakui Damenta, saat ini bidang tata ruang Pemerintah Provinsi Banten tengah melakukan proses audit terhadap dokumen-dokumen di wilayah Perairan Tangerang yang kini dipagari.
"Sudah minta audit tata ruang, jadi kita tunggu hasilnya, nanti hasil auditnya bagaimana. Saya baru menugaskan untuk audit kemarin, dua hari lalu. Mungkin Minggu depan sudah turun ke lapangan, kita lihat hasil di lapangan, secepatnya (hasil audit) satu bulan," kata Penjabat (Pj) Gubernur Banten Abdulrauf Damenta, Kamis (9/1).
ADVERTISEMENT