Serba-serbi Demo 21 April: Polisi Kerahkan 9.915 Personel; Spanduk ‘Kartu Merah’

22 April 2022 7:29 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mahasiswa membawa spanduk yang berisi tuntutan-tuntutan saat mereka berunjuk rasa di sekitar Patung Kuda, Jakarta, Kamis (21/4/2022). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Mahasiswa membawa spanduk yang berisi tuntutan-tuntutan saat mereka berunjuk rasa di sekitar Patung Kuda, Jakarta, Kamis (21/4/2022). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
BEM UI dan juga Aliansi Mahasiswa Indonesia (AMI) menggelar aksi berunjuk rasa di Patung Kuda, Jakarta, Kamis (21/4). Aksi demo ini berjalan kondusif.
ADVERTISEMENT
Sebanyak 9.915 personel gabungan TNI-Polri dikerahkan untuk pengamanan demo ini. Selain itu, polisi juga melakukan filterisasi massa aksi. Hal ini dilakukan untuk mencegah penyusup.
"Untuk kekuatan yang dikerahkan hari ini totalnya 9.915 itu terdiri daripada kekuatan Polri dan dibantu TNI dalam hal ini Kodam Jaya 1140 personel Kodam Jaya selebihnya anggota Polri dan juga ada Satpol PP," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Endra Zulpan kepada wartawan di Monas, Kamis (21/4).
"Kemudian kami sampaikan bahwa Polda Metro Jaya dalam kegiatan kali ini akan berlakukan filterisasi kepada semua elemen yang akan melakukan kegiatan menyampaikan pendapat di beberapa titik yang mereka tuju baik di DPR maupun Istana," sambungnya.
Seruan aksi 21 April 2022 BEM UI. Foto: Instagram/@BEMUI_official

7 Tuntutan Demo

Dalam tuntutan tersebut, salah satunya adalah penolakan presiden 3 periode dan penundaan Pemilu 2024. Ketujuh tuntutan itu adalah:
ADVERTISEMENT
1. Tindak tegas para penjahat konstitusi dan tolak wacana perpanjangan masa jabatan presiden;
2. Turunkan harga kebutuhan pokok dan atasi ketimpangan ekonomi;
3. Menindak tegas segala tindakan represif terhadap masyarakat sipil dengan mekanisme yang ketat dan tidak diskriminatif;
4. Wujudkan pendidikan ilmiah, gratis, dan demokratis;
5. Sahkan RUU pro-rakyat, tolak RUU pro-oligarki;
6. Wujudkan reforma agraria sejati;
7. Tuntaskan seluruh pelanggaran HAM.
Polisi berjaga saat mahasiswa menggelar unjuk rasa di sekitaran Patung Kuda, Jakarta, Kamis (20/4/2022). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan

Polisi Amankan Pria Diduga Provokator di Tengah Demo Mahasiswa di Patung Kuda

Polisi mengamankan salah seorang provokator dalam aksi unjuk rasa BEM UI dan elemen mahasiswa lainnya yang digelar di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat, Kamis (21/4).
Pantauan kumparan di lokasi, keputusan untuk mengamankan aksi provokator itu diamankan oleh aparat polisi berpakaian preman. Bukan tanpa alasan, provokator diamankan pihak kepolisian karena pria tanpa jas almamater itu menunjukkan gesture tubuh yang seolah memprovokasi dan memancing emosi massa demo 21 April.
ADVERTISEMENT
Provokator berbaju hitam itu pertama terlihat mengacungkan kedua jari tengah ke arah massa aksi. Kata-kata bernada provokasi pun dilontarkan yang bersangkutan ke arah massa aksi.
Tak ingin berlarut dan berkesudahan ricuh, pihak kepolisian berpakaian preman memutuskan untuk mengamankan yang bersangkutan.
Perhimpunan Mahasiswa Katolik Indonesia bergabung dalam aksi demo 21 April di depan halaman Monas, Jakarta pada Kamis (21/4). Foto: Farusma Okta Verdian/kumparan

Mahasiswa Bawa Spanduk 'Kartu Merah untuk Pemerintah'

Mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi mulai berkumpul di sekitar Monas untuk melakukan Demo 21 April. Mereka datang dengan mengenakan almamater asal kampus mereka.
Beberapa dari mereka membentangkan spanduk dan poster yang berisi tuntutan aksi.
Salah satu spanduk yang mereka bawa bertuliskan "Kartu Merah untuk Pemerintah".
Ada pula spanduk bertuliskan "Menuju Indonesia Mundur", "Innalillahi Demokrasi", hingga "3 Periode Ndasmu".
Massa Aksi Mahasiswa Mulai Meninggalkan Lokasi Aksi Unjuk Rasa di Kawasan Patung Kuda pada Kamis (21/4/2022). Foto: Aprilandika Pratama/kumparan

Mahasiswa di Demo 21 April: Jokowi Offside, BBM dan Pajak Naik Tinggi Sekali

Dalam orasinya sejumlah tuntutan disampaikan massa aksi mahasiswa secara bergantian. Mulai dari permintaan untuk menghentikan wacana tiga periode kepemimpinan presiden hingga kritik atas kenaikan BBM dan pajak yang menurut mereka sangat membebani rakyat.
ADVERTISEMENT
Dalam menyuarakan kritiknya mereka menyanyikan lagu "Naik-naik ke Puncak Gunung, yang liriknya telah diubah:
"Naik naik BBM naik tinggi tinggi sekali
Naik naik Pajaknya naik tinggi tinggi sekali
Kiri kanan kulihat saja banyak rakyat sengsara
Kiri kanan kulihat saja banyak rakyat sengsara," kata para mahasiswa dalam orasinya.
Tak hanya itu, tajuk Jokowi Offside pun terus menggema sepanjang orasi yang disampaikan oleh mahasiswa. Hal itu disampaikan guna mengkritisi sejumlah kebijakan Presiden Jokowi yang dinilai justru tak berpihak pada masyarakat.
Massa aksi mahasiswa merapat ke arah pagar berduri yang didirikan oleh aparat kepolisian di Monas, Jakarta, Kamis (21/4/2022). Foto: Aprilandika Pratama/kumparan