Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Kondisi di Lebanon semakin memanas imbas serangan darat yang dilakukan oleh Israel untuk menyerbu Hizbullah. Pemerintah Indonesia mengevakuasi warganya, mengantisipasi hal yang tidak diinginkan terjadi.
ADVERTISEMENT
Senyum tampak terlihat dari wajah para WNI setibanya di Indonesia. Sebanyak 40 orang tiba di Bandara Soetta Tangerang pada Senin (7/10) kemarin.
Berikut serba-serbi evakuasi tersebut:
40 Orang Dievakuasi
Sebanyak 40 WNI yang tiba di Indonesia ini merupakan gelombang keempat evakuasi dari Lebanon. Mereka pulang menggunakan pesawat maskapai Emirates.
Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia (PWNI) Kemlu RI, Judha Nugraha, mengatakan selain 40 WNI ada juga satu Warga Negara Asing (WNA) yang telah tiba di Indonesia.
"Sore ini ada 20 WNI yang tiba, sebelumnya pagi hari, ada 20 WNI dan 1 WNA, pasangan dari WNI, sehingga total ada 40 WNI dan 1 warga asing yang Alhamdulillah telah tiba di Indonesia melalui Bandara Soetta. Yang mana 41 ini bagian dari proses evakuasi melalui jalur darat," katanya di Terminal 3, Bandara Soetta, Tangerang.
Evakuasi Panjang dan Kompleks
Judha menyebut, proses evakuasi kompleks dan panjang. Sebab, para WNI usai berhasil dibawa keluar dari Beirut, kemudian menuju Damaskus (Suriah), lalu ke Amman (Yordania), dan diterbangkan ke Jakarta.
ADVERTISEMENT
"Ini cukup kompleks dan panjang melalui jalur darat. Alhamdulillah semua melalui kementerian dan lembaga terkait, kita sudah periksa dan mereka sehat dan dapat melanjutkan perjalanan ke daerah masing-masing," ujarnya.
Kementerian Luar Negeri telah berhasil melakukan evakuasi pada 65 WNI dari Lebanon, sejak KBRI Beirut menetapkan status siaga satu pada tanggal 4 Agustus 2024.
"Total berhasil evakuasi pada 65 WNI dari Lebanon sejak KBRI Beirut menetapkan status siaga satu pada tanggal 4 Agustus 2024. Kami juga berterima kasih kepada seluruh pihak dan provinsi terkait yang telah membantu proses ini," ungkapnya.
Nantinya, para WNA akan dibawa oleh armada yang telah disiapkan oleh pemerintah provinsi asal yakni, Aceh, Sumatera Utara, Riau, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta dan Bali.
ADVERTISEMENT
Cerita WNI: Situasi Lebanon Semakin Horor
Perempuan bernama Ni Luh Suarnadi menjadi salah satu WNI yang berhasil dievakuasi. Dia berada di Beirut untuk bekerja sebagai Pekerja Migran Indonesia (PMI).
Akibat situasi Lebanon yang kian mencekam, Ni Luh memutuskan kembali ke Indonesia dengan bantuan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Beirut. Kondisi kota Lebanon itu makin horor lantaran menjadi sasaran serangan Israel.
“Pengalaman saya (memilih) pulang, karena situasi mencekam, saya mau pulang lapor sama KBRI di Beirut, minta pulang karena situasi sudah tidak aman,” ujarnya saat tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, pada Senin (7/10).
Ni Luh juga bercerita, dirinya merasa terancam setelah mendengar suara ledakan saat sedang bekerja.
“Tempat tinggal saya di Beirut, kejadian yang waktu itu terjadi pada 27 Agustus 2024, pas saya kerja dengar suara, saya bilang sama bos mau pulang, lalu kasih pulang, saya minta KBRI untuk bantu urus,” tambahnya.
ADVERTISEMENT
Meskipun proses evakuasi berlangsung aman, menurutnya perjalanan panjang dari perbatasan Lebanon ke KBRI Damaskus memakan waktu tiga jam dan terasa melelahkan.
“Perjalanannya melelahkan, dan cukup panjang. Tidak ada yang mencekam, tidak ada kejadian itu, jalannya saja lama, karena 3 jam dari perbatasan ke KBRI Damaskus,” katanya.
Masih Ada 116 WNI di Lebanon
Hingga kini, sebanyak 116 WNI masih memilih tetap tinggal di Lebanon, sementara total 65 WNI telah berhasil dievakuasi sejak KBRI Beirut menetapkan status siaga satu pada 4 Agustus lalu.
"Masih ada 116 orang, yang masih tinggal di Lebanon. Mereka mayoritas memilih untuk tetap tinggal di sana karena alasan pribadi," kata Judha.
Kemlu mengimbau kepada WNI yang masih berada di Lebanon untuk tetap menjaga kondisi dan mengikuti arahan dari KBRI Beirut.
ADVERTISEMENT
"Untuk warga kita yang masih ada di Lebanon, bisa tetap menjaga kondisi, dan kemudian mengikuti arahan dari KBRI Beirut untuk segera ikut evakuasi. Keputusan evakuasi kita harapkan bisa dapat diambil oleh warga negara kita, sebelum situasi semakin memburuk," ujar Judha.
Adapun evakuasi ini menyusul meningkatnya serangan Israel ke wilayah Lebanon, di tengah ketegangan yang semakin memanas antara Israel dan Hizbullah.
Hingga hari ini, serangan Israel masih terus menghantam Beirut selatan. Sementara kiriman roket Hizbullah ke kota Haifa Israel melukai sedikitnya 10 orang.