Serba-serbi Kasus Ferdinand Hutahaean: Klarifikasi; Dinilai Benih Penistaan

7 Januari 2022 6:12 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Divisi Advokasi dan Bantuan Hukum DPP Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean di rumah SBY di Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (10/8/2018). Foto: Adhim Mugni/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Divisi Advokasi dan Bantuan Hukum DPP Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean di rumah SBY di Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (10/8/2018). Foto: Adhim Mugni/kumparan
ADVERTISEMENT
Ferdinand Hutahaean menjadi sorotan usai cuitan kontoversialnya di akun Twitter pribadinya @FerdinandHaean3. Ferdinand mencuit soal 'Allah'.
ADVERTISEMENT
Berikut cuitan Ferdinand:
Kasihan sekali Allahmu ternyata lemah harus dibela. Kalau aku sih Allahku luar biasa, maha segalanya, DIA lah pembelaku selalu dan Allahku tak perlu di bela.
Ferdinand kemudian dilaporkan oleh Ketua DPP Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI). Ia secara resmi dilaporkan ke Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Rabu (5/1).
Dalam laporan tersebut, Ferdinand diduga menyampaikan ujaran kebencian atau SARA. Saat ini, penyidik Bareskrim sedang mengumpulkan kelengkapan barang bukti.
Ilustrasi Bareskrim. Foto: Nugroho Sejati/kumparan

Bareskrim Naikkan Kasus Ferdinand Hutahaean Jadi Penyidikan

Bareskrim Polri telah melakukan gelar perkara atas kasus dugaan ujaran kebencian atau SARA yang diduga dilakukan Ferdinand Hutahaean, Kamis (6/1).
Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Ahmad Ramadhan mengatakan, setelah dilakukan gelar perkara pihaknya memutuskan menaikkan kasus Ferdinand dari penyelidikan jadi penyidikan.
ADVERTISEMENT
“Kemudian setelah memeriksa beberapa saksi tim penyidik melakukan gelar perkara hasil gelar perkara memutuskan menaikkan kasus dari penyelidikan ke penyidikan,” kata Ahmad di Mabes Polri, Jakarta Selatan.
Ahmad menyebut, gelar perkara dilakukan setelah penyidik memeriksa 2 saksi utama dan 5 saksi ahli. Selanjutnya, berkas penyidikan juga akan dikirim ke Kejaksaan sebagai bukti dimulainya penyidikan kasus tersebut.
“Kemudian setelah menaikkan kasus ke penyidikan. Hari ini juga tanggal 6 Januari siang tadi penyidik siber telah menerbitkan SPDP dan telah dikirim ke Kejaksaan Agung,” ujar Ahmad.
K.H. Cholil Nafis Foto: Dok: K.H. Cholil Nafis

Respons MUI soal Cuitan Ferdinand

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Cholil Nafis buka suara soal cuitan Ferdinand tersebut. Menurutnya, cuitan Ferdinand memicu konflik dan menjadi benih-benih penistaan agama.
ADVERTISEMENT
Ia juga mendukung laporan kepolisian terhadap Ferdinand untuk diproses dengan cepat.
"Karena sudah dilaporkan dan sedang diproses berharap ada penanganan lebih cepat. Itu menyangkut keyakinan orang lain dan benih-benih penistaan agama yang bisa memicu konflik," ungkapnya kepada kumparan, Kamis (6/1).
Selain itu, Cholil melanjutkan, pihak berwenang harus melanjutkan proses hukum dengan tegas.
"Melalui proses hukum, dan hukum harus tegas agar tak menimbulkan frustrasi keadilan," tuturnya.
Ferdinand Hutahaean. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan

Klarifikasi Ferdinand Hutahaean

Eks politikus Demokrat Ferdinand Hutahaean mengklarifikasi cuitannya di akun Twitter pribadinya yang menuai sorotan. Ferdinand menegaskan tak bermaksud menyinggung kelompok hingga agama tertentu.
Dia mengatakan cuitan itu hanya merupakan dialog imajiner dirinya ketika sedang merasa terpuruk.
"Yang mau saya sampaikan kali ini bahwa cuitan saya tersebut tidak sedang menyasar kelompok tertentu, kaum tertentu, orang tertentu atau agama tertentu. Yang saya lakukan itu adalah dialog imajiner antara pikiran dan hati saya," kata Ferdinand melalui akun Twitternya, Rabu (5/1).
ADVERTISEMENT
"Ketika saya down, tidak perlu saya harus bercerita di Twitter, medsos bahwa saya sedang down. Tetapi saya melakukan dialog imajiner dengan hati saya antara pikiran dan hati saya. Pikiran saya menyatakan 'hai Ferdinand kau akan habis tidak ada yang bisa menjagamu Allahmu lemah'. Tetapi kemudian hati saya berkata 'hai kau tidak, Allahku kuat jadi jangan samakan, Allahku dengan Allahmu, aku kuat ada yang menjagaku selalu," jelas dia.
Dia pun menyayangkan ada pihak yang salah paham dengan cuitannya tersebut. Namun, ia menegaskan tak ada niat untuk menyerang kelompok tertentu.
"Tapi kemudian orang merasa ada yang dituduh merasa ada yang diserang dan bahkan orang-orang tertentu yang selama ini selalu menggunakan kata tabayun-tabayun ternyata tidak tabayun. Tapi ikut-ikutan memelitir. Tapi tidak apa-apa sekali lagi saya tegaskan tidak ada niatan untuk menyerang kelompok tertentu agama tertentu kaum tertentu atau orang tertentu," kata dia.
ADVERTISEMENT
Ferdinand mengungkapkan dirinya sempat mengalami beban yang cukup berat. Ia pun meminta maaf kepada siapa pun pihak yang merasa tak nyaman dengan cuitan yang disampaikannya.
"Kebetulan kemarin saya sedang banyak beban tapi tidak apa-apa, saya minta maaf kepada siapa pun yang merasa cuitan saya mengganggu atau membuat siapa pun tidak nyaman tapi intinya adalah itu dialog imajiner antara pikiran dan hati saya bukan menyerang siapa pun," kata dia.
"Tidak mungkin saya bicara dengan orang lain Allahmu Allahku karena kita punya Tuhan yang satu. Jadi tidak mungkin saya bicara itu kepada siapa pun kecuali kepada diri saya sendiri," sambung Ferdinand.