Serba-serbi Menlu Anggota ASEAN Kumpul di Jakarta Bahas Myanmar

28 Oktober 2022 7:36 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua ASEAN 2022 sekaligus Menteri Luar Negeri dan Kerjasama Internasional Kamboja Prak Sokhonn (tengah) memimpin pertemuan Special ASEAN Ministerial Meeting di Gedung Sekretariat ASEAN, Jakarta, Kamis (27/10/2022). Foto: Galih Pradipta/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Ketua ASEAN 2022 sekaligus Menteri Luar Negeri dan Kerjasama Internasional Kamboja Prak Sokhonn (tengah) memimpin pertemuan Special ASEAN Ministerial Meeting di Gedung Sekretariat ASEAN, Jakarta, Kamis (27/10/2022). Foto: Galih Pradipta/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menlu se-Asia Tenggara bertemu di Jakarta pada Kamis (27/10). Pertemuan itu untuk membahas kondisi di Myanmar yang semakin parah usai dikuasai militer.
ADVERTISEMENT
Namun dalam pertemuan itu tidak ada perwakilan Myanmar. Sejak tahun lalu, junta Militer Myanmar tidak pernah diundang dalam pertemuan tingkat tinggi ASEAN. Keputusan diambil sebagai konsekuensi kudeta pemerintahan sipil Aung San Suu Kyi oleh militer yang berujung krisis keamanan dan politik.
Laporan kantor berita Reuters, Myanmar sebenarnya diundang menghadiri pertemuan di Jakarta. Tuan rumah pertemuan meminta Myanmar mengirimkan perwakilan non-politik.
Sayangnya, junta militer tidak menyetujui permintaan pengiriman perwakilan non-politik, sehingga tidak ada perwakilan Myanmar pada pertemuan Kamis tersebut.
Ketua ASEAN 2022 Kamboja menyebut tujuan utama pertemuan Jakarta untuk memberikan rekomendasi proses perdamaian di Myanmar. Rekomendasi nantinya akan dibahas pada KTT ASEAN November mendatang.

Menlu ASEAN Kecewa 5PC di Myanmar Tidak Ada Kemajuan

Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi mengikuti Special ASEAN Ministerial Meeting di Gedung Sekretariat ASEAN, Jakarta, Kamis (27/10/2022). Foto: Galih Pradipta/ANTARA FOTO
Menlu RI Retno Marsudi mengatakan, pada pertemuan itu seluruh Menlu yang hadir sepakat kondisi di Myanmar semakin memprihatinkan. Lebih parahnya lagi, rekomendasi ASEAN untuk Myanmar jalan di tempat.
ADVERTISEMENT
"Para Menlu ASEAN menyampaikan concern dan kekecewaan terhadap tidak adanya kemajuan signifikan dari pelaksanaan 5 PC (Five Point Consensus)," kata Retno dalam pers briefing di kantor Kemlu RI.
5 PC yang disinggung Retno adalah lima poin konsensus untuk dijalankan Myanmar agar keluar dari krisis usai kudeta pada awal 2021. Kesepakatan 5 PC didapat di Jakarta saat pertemuan pemimpin ASEAN demi membahas krisis Myanmar.
Konsensus Lima Poin itu menyerukan penghentian kekerasan militer terhadap warga sipil. Sehingga, berbagai pihak yang terlibat bisa membangun dialog konstruktif untuk mengakhiri konflik.
Poin-poinnya turut mencakup penunjukan utusan khusus untuk Myanmar, penyaluran bantuan kemanusiaan oleh ASEAN bagi Myanmar, dan kunjungan utusan khusus ASEAN ke Myanmar.

Myanmar Tidak Dikeluarkan dari ASEAN

Ilustrasi militer Myanmar. Foto: Ann Wang/REUTERS
Penangguhan keanggotaan atau pengeluaran Myanmar dari ASEAN disebut-sebut menjadi salah satu konsekuensi yang akan diterima Myanmar karena mandeknya 5 PC. Namun, Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN Kementerian Luar Negeri RI, Sidharto Suryodipuro, menegaskan ASEAN tidak akan mengusir Myanmar.
ADVERTISEMENT
"Tidak ada pembahasan mengenai expulsion [pengeluaran] Myanmar. Pembahasan selama ini selalu didasarkan atas premis ASEAN itu tetap sepuluh. Myamar tetap bagian dari ASEAN," jelas Sidharto kepada wartawan saat konferensi pers di Kemlu RI pada Kamis (27/10).
"Dalam semua pertemuan, termasuk yang tadi, itu bendera Myanmar ada, mejanya ada, hanya tidak diisi," tambah dia.