Serba-serbi Penemuan CVR Sriwijaya Air SJ 182

1 April 2021 7:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas Komite KNKT membawa Cockpit Voice Recorder (CVR) Sriwijaya Air SJ 182 saat tiba di Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta, Rabu (31/3). Foto: Willy Kurniawan/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Petugas Komite KNKT membawa Cockpit Voice Recorder (CVR) Sriwijaya Air SJ 182 saat tiba di Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta, Rabu (31/3). Foto: Willy Kurniawan/REUTERS
ADVERTISEMENT
Cockpit Voice Recorder (CVR) milik pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh pada 9 Januari 2021 akhirnya ditemukan. CVR ditemukan pada Rabu (31/3).
ADVERTISEMENT
"Sudah. Nanti jam 11 diumumkan," kata juru bicara Kemenhub Adita Irawati.
Ditemukannya CVR itu menjadi angin segar untuk mengungkap misteri jatuhnya pesawat nahas itu. Penemuan CVR akan melengkapi proses investigasi kecelakaan pesawat yang membawa 62 penumpang dan kru itu.
Sebab CVR merupakan alat yang merekam percakapan pilot dan kopilot di dalam kabin. Selain itu, CVR juga merekam percakapan kru pesawat lainnya.
Sriwijaya Air SJ 182 jatuh di perairan Kepulauan Seribu di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki. Tim SAR gabungan sudah lebih dulu menemukan bagian black box lainnya, yakni FDR pada 12 Januari 2021.
Alvin Lie memberikan keterangan saat menggelar pertemuan untuk meminta klarifikasi PLN di Kantor Ombudsman RI, Jakarta, Kamis (8/8/2019). Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan

Alvin Lie Puji KNKT

Pengamat transportasi, Alvin Lie, memberikan pujian kepada KNKT usai menemukan CVR SJ 182.
ADVERTISEMENT
"Tim KNKT sungguh hebat. Mampu temukan memory modul CVR sekecil itu di dasar laut," kata Alvin.
Dia menilai pencarian CVR Sriwijaya Air pasti sulit karena berada di dasar laut. Alat berwarna oranye itu mungkin sudah terkubur lumpur.
"Setelah sekian lama, kemungkinan modul tersebut terseret arus, terbenam lumpur dan sebagainya. Hebat. Salut. Mereka patut mendapat penghargaan tanda jasa pada peringatan 17 Agustus tahun ini," kata Alvin.
Alvin mengatakan penemuan CVR juga akan bermanfaat dalam penyelidikan penyebab jatuhnya pesawat rute Jakarta-Pangkal Pinang tersebut.
"Ditemukannya memory modul CVR jelas akan sangat bermanfaat bagi penyelidikan penyebab jatuhnya SJ 182 PK-CLC. Memory module ini berisi rekaman percakapan dan suara di kokpit," kata eks komisioner Ombudsman itu.
Kotak perekam suara kokpit atau CVR ditampilkan usai ditemukan saat SAR pesawat Sriwijaya Air SJ 182 di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, Jumat (15/1). Foto: Muhammad Adimaja/ANTARA FOTO

CVR Sriwijaya Air SJ 182 Berisi Data Percakapan

Dari foto yang diterima kumparan, benda berwarna oranye itu tampak terbelah. Ada dua bagian yang sepertinya merupakan satu kesatuan yang terbelah. Bagian pertama berbentuk seperti tabung. Sedangkan bagian kedua berbentuk seperti pelat. Kondisinya terlihat masih utuh.
ADVERTISEMENT
Namun, mengacu pernyataan eks Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI (Purn) Bagus Puruhito pada 17 Januari, bagian yang masih dicari ialah Crash Survivable Memory Unit. Benda itu berisi data rekaman suara di kokpit.
"Yang belum ditemukan adalah yang kita sebut Crash Survivable Memory Unit yang berisi data percakapan atau suara di kokpit. Jadi yang pertama tadi fungsinya adalah menangkap, yang belum ketemu ini adalah yang merekam, yang berisi memorinya," kata Bagus.
Pencarian CVR juga tidak dipandu oleh pinger locator. Pasalnya underwater locator beacon CVR sudah ditemukan lebih dulu saat tim menemukan Flight Data Recorder (FDR).
Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono menyapa Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi usai meneriman usai menerima CVR Sriwijaya Air SJ 182 di Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta, Rabu (31/3). Foto: REUTERS/Willy Kurniawan

CVR Sriwijaya Air SJ 182 Ditemukan di Hari Terakhir Operasi

Ketua KNKT Soerjanto mengatakan, benda yang merupakan bagian dari black box itu ditemukan pada hari terakhir pencarian.
ADVERTISEMENT
CVR ditemukan dengan menggunakan kapal penyedot lumpur trailing suction hopper dredger atau TSHD. Penggunaan kapal itu berakhir pada Selasa (30/3).
"Tapi sampai saat kemarin teman-teman sudah 'Pak ini sudah hari terakhir untuk pencarian dengan kapal ini' kita sama-sama doa mudah-mudahan CVR ditemukan. Alhamdulillah tadi malam yang merupakan malam terakhir dalam pencarian lanjutan ini, alhamdulillah kita bisa temukan CVR ini," kata Soerjanto.
CVR ditemukan pada pukul 20.00 WIB dalam area 90x90 meter tidak jauh dari lokasi jatuhnya pesawat. CVR tertutup lumpur sedalam 1 meter.
Soerjanto mengatakan, CVR akan langsung dibawa ke lab KNKT untuk dibuka isi memorinya. Rekaman dalam CVR dapat melengkapi penyelidikan jatuhnya pesawat rute Jakarta-Pangkal Pinang tersebut.
Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono menyapa Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi usai menerima usai menerima CVR Sriwijaya Air SJ 182 di Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta, Rabu (31/3). Foto: REUTERS/Willy Kurniawan

CVR Sriwijaya Air SJ 182 Ditemukan 1 Meter Tertimbun Lumpur di Dasar Laut

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Panglima Koarmada I Laksamana Muda TNI AL Abdul Rasyid mengatakan, CVR ditemukan 1 meter tertimbun lumpur di dasar laut.
“Bahwa apa yang ditemukan ini (CVR) pun sudah berada di kedalaman 1 meter di bawah lumpur,” kata Rasyid.
Melihat kondisi itu, Rasyid menuturkan, sangat sulit menemukan CVR tersebut. Namun, berkat kerja keras Tim KNKT, akhirnya benda tersebut berhasil ditemukan.
Rasyid menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang mendukung operasi pencarian CVR Sriwijaya Air SJ-182.
“Ucapkan terima kasih ke Kementerian dan TNI AL, dan kami ucapkan salam hormat ke KSAL yang mendukung penuh untuk menemukan CVR ini,” ucapnya.
Petugas Komite KNKT membawa Cockpit Voice Recoder (CVR) Sriwijaya Air SJ 182 saat tiba di Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta, Rabu (31/3). Foto: Willy Kurniawan/REUTERS

KNKT Butuh Waktu Sepekan untuk Baca Isi CVR

Soerjanto mengatakan pihaknya akan segera membawa CVR Sriwijaya Air SJ 182 itu ke laboratorium untuk dikeluarkan isinya.
ADVERTISEMENT
"Nanti kita bawa ke lab dan akan proses untuk pembacaan yang perlu waktu 3 hari sampai 1 minggu," kata Soerjanto.
Setelah isi memorinya dikeluarkan, KNKT akan mencocokan yang didapat dari CVR dengan data dari Flight Data Recorder (FDR). Data FDR sudah ditranskrip dan dibagikan ke publik.
"Kita bikin transkrip untuk di-matching-kan dengan FDR apa yang terjadi di dalam kokpit. Sehingga bisa kita analisa kenapa data FDR seperti ini dan bagaimana situasi di kokpitnya," kata Soerjanto.

Cerita KNKT soal Sulitnya Pencarian CVR Sriwijaya Air SJ 182

Kepala Sub Komite Kecelakaan Penerbangan KNKT, Nurcahyo Utomo, mengatakan pencarian CVR dilakukan sejak 24 Januari 2021. Saat itu operasi SAR yang dipimpin oleh Basarnas sudah selesai.
ADVERTISEMENT
Pencarian CVR dilakukan KNKT dibantu penyelam Basarnas, TNI AL, dan warga Kepulauan Seribu. Nurcahyo mengatakan, pencarian saat itu masih dilakukan manual.
"Kami lakukan pencarian secara manual karena ULB (underwater locator beacon) dari CVR sudah ditemukan saat operasi gabungan yang dipimpin Basarnas. Sehingga tidak ada lagi alat pemandu yang mengarahkan pencarian ke CVR sehingga terpaksa kami lakukan manual. Karena yang kami cari adalah CSMU (Crash Survivable Memory Unit)-nya yang sudah terpisah dari ULB," kata Nurcahyo.
Petugas KNKT membawa kotak pengaman yang berisi CVR penerbangan Sriwijaya Air SJ 182, di Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta, Indonesia, Rabu (31/3). Foto: Willy Kurniawan/REUTERS
Setiap penyelam dibagi dalam beberapa area. Di sana juga dikasih petunjuk arah pencarian sehingga tidak akan mengulang pencarian di tempat yang sama.
"Kendala pencarian manual adalah cuaca biasanya ombak tinggi, arus deras atau air keruh. Ini yang akan mengganggu proses pencarian. Dan proses ini sudah kita lakukan sampai 24 Maret, di mana kita juga kumpulkan bagian pesawat yang sudah terlihat atau ditemukan penyelam," kata Nurcahyo.
ADVERTISEMENT
Puing pesawat yang ditemukan itu dikumpulkan dalam satu keranjang untuk diangkat secara bersamaan sehingga proses pencarian diharapkan lebih mudah.
Pada 25 Maret, KNKT menggunakan metode penyedotan dengan kapal TSHD atau Trailing Suction Hopper Dredger. Kapal ini bekerja menghisap barang yang ada di dasar laut ke atas kapal. Benda yang terisap akan tertahan di saringan sementara lumpurnya kembali ke laut.
"Di sini kita sudah temukan banyak puing dan akhirnya pada 30 Maret, tadi malam pukul 20.05 WIB CVR ditemukan," kata Nurcahyo.