Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Serba-serbi Pidato Megawati: soal Salam Pancasila hingga Kritik Pj Gubernur
6 Agustus 2024 7:32 WIB
ยท
waktu baca 5 menitADVERTISEMENT
Ketua Dewan Pengarah BPIP Megawati Soekarnoputri bicara sejumlah hal saat penyerahan duplikat bendera pusaka kepada para Gubernur dan Pj Gubernur di kawasan Jakarta Utara, Senin (5/8). Mulai dari salam pancasila hingga mengkritik penjabat gubernur.
ADVERTISEMENT
Berikut serba-serbi pidato Megawati:
Minta Jokowi Terapkan 'Salam Pancasila'
Megawati menceritakan saat dirinya memberi usulan ke Presiden Jokowi untuk menerapkan 'Salam Pancasila' di setiap sebelum upacara atau pertemuan berlangsung. Masukan itu disampaikan ke Jokowi setelah dirinya dilantik jadi Ketua Dewan Pembina Badan Pembinaan Ideologi Pancasila.
"Ketika saya telah dilantik, maka saya meminta kepada beliau karena salah satu dibentuknya BPIP itu adalah untuk mensosialisasikan secara benar sejarah isi dari pada yang disebut Pancasila," kata Megawati.
"Waktu itu saya mengatakan kepada beliau bahwa saya minta untuk diizinkan kalau di dalam sebuah pertemuan sebelum upacara dimulai, maka kita untuk mengingat bahwa ideologi kita itu adalah Pancasila, maka dengan kata-kata 'salam Pancasila', maka tadi telah dipresentasikan," sambungnya.
Megawati: Saya Sama Presiden Baik-baik Saja
Megawati sempat disinggung soal hubungannya dengan Jokowi yang merenggang. Megawati menegaskan, hubungannya dengan sang presiden baik-baik saja.
ADVERTISEMENT
"Tadi sebelum ke sini enggak tahu siapa, ngomong, mengatakan saya tidak ini (baik) sama presiden," kata Megawati.
"Lho enaknya, saya sama presiden baik-baik aja, emang kenapa" lanjut Megawati.
Ketua Umum PDIP ini menyinggung ada pihak yang menuding hubungannya dengan Jokowi renggang imbas menolak perpanjangan masa jabatan presiden menjadi 3 periode.
"Hanya karena saya dikatakan saya enggak mau dikatakan 3 periode, katanya saya enggak mau perpanjangan saya tahu hukum," ucap Megawati.
Presiden ke-5 RI ini sudah bertanya kepada ahli tata negara. Hasilnya, perpanjangan masa jabatan presiden menjadi 3 periode melanggar aturan konstitusi.
Megawati Ingatkan Polri: Nangkepinnya yang Bener
Dalam momen yang sama, Megawati mengkritik kinerja Polri dalam menegakkan hukum di Indonesia. Dia meminta polisi untuk menangkap orang yang benar dan tidak pilih kasih. "Gitu kan. Susah amat sih. Dia juga kan [Kapolri]. Aduh ilah. Kapolri itu kan juga bagian dari Republik Indonesia. Masa mau nangkepinnya orang ae? Nangkepinnya yang benar dong. Jangan pilih kasih dong. Berkeadilan dengan perikemanusiaan," ujar Megawati.
ADVERTISEMENT
Megawati awalnya menceritakan pengalaman kerap dinilai sebagai seorang provokator karena berani mengkritik pemerintah. Anak presiden pertama Indonesia, Sukarno itu mengaku kritikan itu adalah bukti kecintaannya kepada republik ini.
Megawati menyayangkan masyarakat sekarang menurutnya lebih banyak yang memilih diam dan mengikuti alur saja. Padahal seharusnya berani mengatakan kebenaran.
"Nah orang bisa kok terus terang. Apa takut mau ditangkap? Nah bener. Lah ya. Emangnya polisi itu yang enggak capek. Kalau nangkap melulu. Mana polisi? Ada nggak di sini? Lho polisi itu padahal saya lho yang belah. Eh-eh enak aja. Nanti saya dibilang. Ibu Mega provokator," sebut Mega.
"Saya mengatakan kebenaran. Ya dong. Republik ini dibangun oleh para pendiri Republik untuk menjadi asas kekeluargaan. Gotong royong. Bukan saling mengintimidasi. Bukan saling menekan. Untuk itulah, maka Bung Karno sebenarnya berkorban pada waktu itu supaya jangan terjadi namanya perang saudara. Tahu," tegasnya.
ADVERTISEMENT
Megawati: Heran, Salah atau Benar Tak Berani Ngomong
Pada acara yang sama, Megawati mengkritik lembeknya suara para gubernur atau perwakilannya yang hadir saat diminta menjawab teriakan 'Merdeka' olehnya.
Menurutnya, pejuang kemerdekaan berani lantang meneriakkannya meski harus bertaruh nyawa.
"Sekarang berani apa enggak sekalian seperti itu? Saya kira enggak berani lagi. Untuk ngomong merdeka aja mungkin susah sekali," ujar Megawati dalam pidatonya.
"Mau enggak mengatakan seperti itu? Mau tidak mengatakan seperti itu? Kok takut amat ya? Saya heran lho sekarang yang kalian ini kayaknya senangnya bungkam. Salah atau benar enggak pernah berani ngomong," ujarnya.
Setelah percobaan berikutnya, teriakan 'Merdeka' pun secara lantang menjawab teriakan Megawati. Ketua Dewan Pengarah BPIP itu pun lanjut mengatakan, lembeknya para pejabat sekarang itu adalah karena kondisi nyaman yang mereka rasakan.
ADVERTISEMENT
"Soalnya heran saya sekarang mereka pejabat itu terlalu formal. Saya lihat kadang-kadang saya sampai, aduh, kalau saya datang ke depan lagi kan selalu presiden kelima tadi disebutkan, wakil presiden ke delapan saya sendiri kok lupa ya?" tutur dia.
"Saya pernah juga wakil presiden karena terlalu sekarang itu saya bilang pada senior-senior saya pada Pak Try Sutrisno, mereka ini sekarang para pejabat elitenya terlalu merasa nyaman. Tidak lagi mau tahu apa yang akan terjadi pada negara ini," ucap dia.
Megawati Kritik Para Pj Gubernur
Megawati juga mengkritik para Gubernur hingga pj Gubernur. Megawati mengatakan, sikap pejabat sekarang yang tidak memikirkan nasib bangsa. Berbeda dengan Sukarno yang sejak umur 16 tahun sudah memikirkan nasib bangsa.
ADVERTISEMENT
"Bayangkan dia sudah tau keluar masuk penjara dibuang, Ende, Bengkulu, Bangka, Prapat coba bayangkan Sukamiskin itu langganannya," kata Megawati.
"Kalian nggak punya nurani, kalian tidak punya etika, kalian tidak punya moral, ayo pikir bapak-bapak ibu-ibu terhormat apakah begitu sekarang Indonesia Raya itu ada makhluk-makhluk manusianya," sambungnya.
Mega meminta agar para pejabat tersebut menjalankan tugasnya dengan baik. Dia juga meminta para pejabat itu sadar dengan jabatan yang diembannya sehingga tak sewenang-wenang.
"Tolong diingat kebetulan nih karena saya tadi sudah dari kemarin saya sudah minta siapa aja si pj-pj-nya yang datang gubernurnya siapa aja sih ya karena saya ingin ngomong seperti ini. Ndak tahu sadar apa tidak nanti akan kelihatan," kata dia.
ADVERTISEMENT
Megawati ke Pj Gubernur soal Pilkada: Jangan Tidak Netral
ADVERTISEMENT
Menyambut Pilkada, Megawati mengingatkan para PJ untuk menjaga netralitasnya.
"Jangan ya macam-macam ya dong gimana sih, Udah diberi hak yang sama tidak ada dari presiden sampai kaum papa haknya sama. Ingat begitu juga dalam pemilu-pemilu langsung haknya sama. Jadi berikan kepada rakyat hak mereka," kata Megawati.
"Jadi kalian saya minta sungguh-sungguh, jangan tidak netral, jangan tidak netral. Saya kan tahu kok tapi saya gini lho saya elus dada," imbuh dia.
Menurut Megawati, ia punya hak untuk mengingatkan. Sebab, Indonesia adalah negeri yang demokratis.
"Saya gak bisa. Kalau terus gak boleh ngomong, enggak. Saya punya mulut, hak saya untuk berbicara. Kalau mengakui negara kita adalah negara demokratis," pungkasnya.
ADVERTISEMENT