Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Serba-serbi Pidato Megawati: soal Tantang Hasto ke KPK hingga Ngamuk ke Yasonna
6 Juli 2024 8:20 WIB
·
waktu baca 6 menitADVERTISEMENT
Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri berpidato saat memperpanjang masa jabatan pengurus DPP PDIP di Sekolah Partai, Jakarta, Jumat (5/7). Dalam pidatonya dia menyinggung banyak hal, mulai dari komunikasi dengan Jokowi hingga pemeriksaan Sekjen PDIP Hasto oleh KPK.
ADVERTISEMENT
Berikut beberapa poin pidato Megawati:
"Pak Jokowi, Jalankan yang Dituliskan Pendiri Bangsa"
Dalam pidatonya, Mega mengaku pernah berdiskusi dengan Presiden Jokowi perihal memimpin Indonesia. Mega meminta Jokowi melanjutkan apa yang sudah dilakukan dan dibuat pendiri bangsa.
"Saya ngomong sama Pak Jokowi, kalian pemimpin itu harus menjalankan apa yang dipikirkan dan dituliskan oleh para pendiri bangsa bukan kita bikin versi-versi," kata Mega.
Mega tidak mengungkap kapan perbincangan dengan Jokowi itu dilakukan.
Saat ini, menurutnya, pemimpin di Indonesia cenderung membuat model pemerintahannya sendiri. Apa yang digagas pendiri bangsa tak dilanjutkan.
"Nah, kalau sekarang saya lihat pemimpin itu bikin versi, aih, aneh mbok yo, yang sudah ada dijalani aja susah banget," kata dia.
ADVERTISEMENT
Megawati Tantang Hasto yang Dipanggil KPK
Mega ternyata pernah menantang Sekjen-nya, Hasto Kristiyanto, untuk memenuhi panggilan KPK. Hasto merupakan terperiksa atas kasus buronnya caleg PDIP Harun Masiku.
"Saya bilang sama Hasto lu berani datang gak To? Masak kalah sama aku, aku aja sudah sampe 3 kali, To, (lalu jawaban Hasto) 'Yo datang no, Buk'," kata Mega menirukan percakapannya dengan Hasto.
Hasto memenuhi panggilan KPK pada 10 Juni 2024 lalu.
Singgung Penyidik KPK
Masih dalam momen yang sama, Mega bertanya kepada Hasto, siapa yang memeriksanya di KPK. Mega meminta Hasto tak perlu takut menghadapi penyidik KPK AKBP Rossa Purbo Bekti.
"Siapa sih yang manggil, kamu tanyain namanya, 'namanya Rossa', hayo tulis tuh kamu (wartawan), ibu bilang yang manggil Pak Hasto namanya Rossa," tutur Mega.
ADVERTISEMENT
"Enak aja emangnya siapa die hehe betul gak? Iya orang dia manusia juga gile. Nanti pasti kalau sudah kedengeran ini beritanya sudah bla bla hehe terus pasti 'Gimana cara manggil Bu Mega?' ya bla bla ya gue panggilin seluruh ahli hukum mau ikut saya?" tambah Mega.
KPK-MK Saya yang Buat
Mega menyebut bahwa KPK dan Mahkamah Konstitusi (MK) dibentuk ketika era kepemimpinannya sebagai Presiden ke-5 RI. Oleh karenanya, Megawati mengaku tahu kekurangan kedua lembaga tersebut.
"KPK itu saya yang buat. Mana mungkin saya enggak tahu isi perutnya, orang itu saya yang buat. MK, saya yang buat, bukan sombong. Tanya deh siapa yang buat. Makanya saya tahu lah kurangnya, harusnya bagaimana, tidak boleh dimanipulasi blabla," kata dia.
ADVERTISEMENT
Ngamuk ke Yasonna
Ternyata, Mega juga pernah mengamuk ke Menkumham Yasonna Laoly. Hal itu karena Yasonna dianggap tidak melindungi sesama kader partai, padahal posisinya menteri.
Menurutnya, saat ini kader PDIP sedang ditarget oleh penguasa, terutama terkait masalah hukum.
"Pak Loly, Saya suka ngamuk ke dia loh jadi menteri ngapain lho lah anak buah kita maunya ditarget melulu," kata Mega.
Namun, Mega tak menyebut siapa saja kader PDIP yang ditarget oleh penguasa itu.
Pancasila Memang Bikinan Bung Karno
Mega turut menyinggung soal bagaimana Pancasila saat ini dijalankan di tengah kehidupan berbangsa. Dia lalu menaikkan nada bicaranya ketika Pancasila disebut buatan Bung Karno.
"Hanya karena selalu kalau subjektif, itu itu kan bikinannya Bung Karno sopo [siapa]?" ujar Mega.
ADVERTISEMENT
"Kalau memangnya Bung Karno terus kenapa? Bikinan kadal? Lah iya lho kan ada buktinya apa baca BPUPK," sambung Mega.
Presiden ke-5 RI itu berani menantang debat siapa saja yang mau bicara soal Pancasila dengannya. Bagi dia, Pancasila sudah memuat berbagai dasar kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia.
Namun, Megawati merasa, Pancasila sudah tidak dipandang penting. Bahkan, nilai-nilai kehidupan yang ada di dalamnya malah diubah.
"Saya berani berbantahan tapi dengan fakta jangan omong kosong," ucap dia.
Sindir UKT Mahal
Mega juga mengaku heran dengan mahalnya Uang Kuliah Tunggal (UKT). Masalah ini sampai heboh dan bikin resah banyak pihak.
Bagi dirinya, pendidikan itu paling penting. Ada pos anggaran lain yang bisa dialihkan agar pendidikan bisa gratis. Misalnya dengan mengurangi bansos.
ADVERTISEMENT
"Kalau saya, sorry, karena saya pernah Presiden, kalau untuk sekolah enggak ada duitnya, saya kurangi yang namanya Bansos. Enggak boleh? Boleh," ujar Mega.
Mega meminta agar pemerintah membicarakan kembali kepada DPR untuk menyiapkan postur anggarannya. Sehingga, pendidikan bisa dirasakan bagi seluruh rakyat Indonesia tanpa terkecuali.
TSM Memang Ada di Pilpres 2024
Pilpres 2024 juga masih tidak luput dari sorotan Mega. Dia mengaku heran tak ada yang berani mengungkapkan kecurangan terstruktur, sistematis dan masif (TSM) yang terjadi selama proses Pilpres 2024. Padahal, kata dia, TSM terlihat secara jelas di depan publik.
"Saya bilang lho TSM memang ada kenapa kalian enggak berani ngomong," kata Mega.
Dia menyebut ketika pernyataannya soal TSM dimuat media, bisa saja ada pihak yang ingin melaporkan dirinya ke polisi karena dianggap sebagai provokator.
ADVERTISEMENT
"Kalau saya ngomong gini lalu wartawan nulis Ibu Megawati mengatakan itu TSM saya boleh, terus saya mau dipanggil polisi," ucap dia.
Menurut Mega, bukti kecurangan TSM ada, namun ditutupi oleh sejumlah pihak tertentu. Dia menuturkan seharusnya seorang pemimpin mengayomi seluruh kelompok masyarakat.
Singgung Utang Negara
Mega juga bicara soal ekonomi. Kali ini mengenai utang negara. "Coba kamu hitung dengan real tidak bohong, sekarang yang namanya utang negara itu berapa? Hayo?" kata Mega.
"Pertanyaan saya, cara bayarnya nanti gimana? Kalau di dalam geopolitiknya tadi sama juga ini saya khawatir krisis ekonomi kayak zaman saya," ujar dia.
Mega menyebut, saat menjabat Presiden ke-5 kondisi ekonomi RI belum membaik setelah mengalami krisis ekonomi. Tapi, dia mengeklaim masalah utang IMF sudah berhasil ditangani.
ADVERTISEMENT
"Nah, sekarang saya nanya, kalau keadaan kayak gitu, so what? Elo mau ngapain? Elo mau ngapain? Terus bayar utangnya berapa lama, terus berapa tahun? Ayo," kata Mega.
Saat ini, utang negara mencapai Rp 8.353 triliun. Megawati menilai kondisi ini harus dipikirkan betul apalagi ekonomi dunia juga sedang tidak bisa diprediksi.
Politik Kita Pragmatis
Mega tak habis pikir dengan situasi politik saat ini. Saat ini, orang berpolitik tak pakai hati.
"Betul-betul sekarang ini politik kita pragmatis sekali, jadi melupakan budi suara hati hanya demi ambisi kekuasaan. Apakah kita mau menjadi begitu?" kata Mega.
Dia menyebut, situasi politik seperti itu tetap berdampak pada masyarakat. Segala tindakan politik yang hanya menuju pada kekuasaan akan merugikan rakyat.
ADVERTISEMENT
"Hanya anak ranting, hanya menginjak rakyat, apalagi jadi pemimpin," ujar Mega.
Megawati memang tidak menyebutkan siapa sosok yang dimaksud. Dia ingin kaderisasi di PDIP mulai dari anak ranting juga diperhatikan.
Sebab, pimpinan partai di tingkat anak ranting juga disebutnya sebagai pemimpin dan bertanggung jawab memberikan pendidikan politik yang baik.
Live Update
Mantan Menteri Perdagangan RI Tom Lembong menjalani sidang putusan praperadilan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (26/11). Gugatan praperadilan ini merupakan bentuk perlawanan Tom Lembong usai ditetapkan sebagai tersangka oleh Kejagung.
Updated 26 November 2024, 10:01 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini