Serikat Pekerja: Video Belly Dance bukan Pertemuan dengan Operator TransJakarta

10 Desember 2021 13:55 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas berupaya mengevakuasi bus TransJakarta yang menabrak separator di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Reno Esnir
zoom-in-whitePerbesar
Petugas berupaya mengevakuasi bus TransJakarta yang menabrak separator di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Reno Esnir
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Serikat Pekerja Transportasi Indonesia (SPTI) melakukan klarifikasi terkait video belly dance yang belakangan ini diperbincangkan. Video yang disebut-sebut sebagai pertemuan direksi TransJakarta dengan operator dibantah.
ADVERTISEMENT
“Tidak benar, video yang beredar itu adalah pertemuan dengan pihak operator, melainkan video tersebut adalah kegiatan diskusi antara direksi dengan pengurus empat serikat pekerja TransJakarta,” kata Ketua PUK SPDT FSPMI PT. Transportas Jakarta Indra Kurniawan dalam keterangan tertulis yang diterima oleh wartawan, Jumat (10/11).
Menurut Indra, penampilan tari perut tersebut tidak terkhusus untuk melayani direksi TransJakarta saja, tapi memang merupakan pelayanan untuk seluruh pengunjung. Selain itu pertemuan tersebut dilakukan di luar jam kerja.
“Semua pengunjung yang hadir dalam pertemuan tersebut tidak mengetahui bahwa restoran tersebut menyediakan entertain belly dance, dan penari tersebut muncul secara tiba-tiba untuk menghibur seluruh pengunjung restoran,” lanjut Indra.
Evaluasi kinerja PT. Transportasi Jakarta (TransJakarta) dan Dinas Perhubungan DKI Jakarta oleh Komisi B DPRD DKI Jakarta, Senin (6/12). Foto: Haya Syahira/kumparan
Sebelumnya, anggota komisi B DPRD DKI Jakarta Adi Kurnia membahas terkait video belly dance yang dia anggap sebagai striptis di tengah-tengah rapat Komisi B bersama direksi TransJakarta.
ADVERTISEMENT
Karena hal tersebut, Indra meminta pihak yang menyebarkan dengan narasi yang tidak tepat untuk meminta maaf mengingat direktur utama TransJakarta dalam video tersebut sudah meninggal dan tidak ada sangkut pautnya dengan direktur utama saat ini.
“Kami menyayangkan kejadian tersebut direkam dan dipublikasikan dengan narasi yang tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya,” pungkasnya.
Sebelumnya, Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta Abdul Aziz juga menjelaskan bahwa kejadian dalam video tersebut tidak seperti yang dinarasikan oleh Adi.
Menurut Abdul kurang tepat jika disebutkan jajaran direksi menonton pertunjukan belly dance karena posisi meja para direksi terlihat membelakangi pertunjukan tersebut.
“Itu kan orang menari di belakang, lain kalo nonton, orang menghadap satu arah, ada satu tujuan, satu pandang, itu nonton namanya,” kata Abdul saat dihubungi wartawan di Balai Kota Kamis (9/11).
ADVERTISEMENT