Menkeu Sesekali Beli e-Book dan Film: Ekonomi Digital Tak Terbendung

19 November 2017 15:24 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Keamanan situs belanja online perlu diperhatikan. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Keamanan situs belanja online perlu diperhatikan. (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Perkembangan ekonomi digital di dunia tumbuh pesat. Studi Accenture mengungkapkan, transaksi ekonomi digital pada 2020 diproyeksikan bernilai 24,6 miliar dolar AS atau seperempat dari kegiatan ekonomi global. Sementara pada 2015, nilai transaksinya baru 19,2 miliar dolar AS (22,5% dari ekonomi global).
ADVERTISEMENT
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, perkembangan ekonomi digital telah menciptakan banyak perubahan tata-ekonomi dunia. “Perkembangannya didukung teknologi, jadi tak terbendung. Ini memaksa kita untuk berpikir lagi bagaimana cara mengelolanya,” kata Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini dalam wawancara khusus dengan kumparan (kumparan.com), Rabu (15/11).
Sri Mulyani mengakui, regulasi perpajakan dan bea cukai kegiatan ekonomi digital merupakan hal yang kompleks. Dia mencontohkan, bagaimana sebuah barang dipesan di Indonesia ke penjual di Amerika Serikat, sementara pengirimannya dilakukan dari Singapura.
Menurutnya, perangkat kebijakan serta aparat Bea Cukai menghadapi banyak persoalan yang berasal dari digital ekonomi seperti itu.
Sri Mulyani di kumparan Onboarding  (Foto: Intan Alfitry Novian/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sri Mulyani di kumparan Onboarding (Foto: Intan Alfitry Novian/kumparan)
“Belum lagi kalau barangnya virtual. Ini seperti saya membeli buku digital atau film di gadget. ‘Kan kalau kita membeli CD ada fisiknya. Kalau sekarang ‘kan download. Kalau beli satu lagu 1,29 sent dolar, itu Bea Cukai enggak bisa mendeteksi kita mengimpor satu lagu,” paparnya.
ADVERTISEMENT
Menkeu menambahkan, pihaknya sedang memikirkan prinsip-prinsip perpajakan dan bea-cukai dari kegiatan ekonomi digital. Meski mengakui ini merupakan hal rumit, namun selain Indonesia negara-negara lain pun menghadapi masalah yang sama.
Namun Sri Mulyani menilai banyak sisi positif dari ekonomi digital. Antara lain perkembangannya sangat cepat dan inovatif. “Ekonomi digital ini juga sangat efisien, sehingga pada akhirnya masyarakat yang diuntungkan.”