Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
Masih buronnya Harun Masiku menjadi catatan Indonesia Corruption Watch (ICW) di satu tahun kepemimpinan Firli Bahuri cs di KPK. Harun Masiku yang merupakan mantan caleg PDIP itu sudah menjadi buron sejak 17 Januari 2020. Hingga saat ini, keberadaannya bak ditelan bumi dan belum berhasil ditangkap.
ADVERTISEMENT
Artinya, sudah hampir 11 bulan Harun buron. ICW menyinggung bagaimana KPK dahulu berhasil menangkap buronan sekaliber eks Bendahara Demokrat, Nazaruddin, meski berada di luar negeri. Seraya mempertanyakan mengapa belum juga berhasil menangkap Harun.
"Selama ini KPK dikenal cepat dan profesional ketika mengungkap ataupun menangkap buronan. Kita bisa berkaca pada kasus Nazaruddin, 77 hari di Kolombia tetap bisa ditangkap oleh KPK," kata Peneliti ICW Kurnia Ramadhana dalam diskusi daring di Facebook, Rabu (23/12).
Terkait Nazaruddin, ia berhasil ditangkap di Cartagena, Kolombia, pada 7 Agustus 2011. Ia merupakan mantan terpidana di kasus korupsi proyek Hambalang. Nazarudin menerima suap Rp 4,6 miliar dari PT DGI.
Nazaruddin diduga memenangkan lelang PT DGI untuk proyek di kemenpora itu yang nilainya capai Rp 191 miliar. Atas perbuatannya, Nazarudin divonis 7 tahun penjara di tingkat kasasi MA pada Januari 2013. Saat ini, ia sudah bebas.
ADVERTISEMENT
Terlepas dari itu, Kurnia mengatakan saat ini ada lima buronan yang belum berhasil ditangkap KPK. Selain Harun Masiku, ada Samin Tan; Idzil Azar; Sjamsul Nursalim; dan Itjih Nursalim. Masih banyaknya buronan ini dinilai oleh Kurnia dikarenakan sejumlah masalah.
Pertama, terkait pimpinan KPK yang dinilai pernyataannya menciptakan situasi yang tak serius dalam pencarian buronan. Terkait itu, Kurnia menyinggung insiden di PTIK, Jakarta Selatan, di mana saat itu ada dugaan penyidik KPK ditahan oleh petugas keamanan di sana.
"Saya ingin mulai dari Firli Bahuri. Ketika dilakukan pencarian terhadap Harun Masiku dan seseorang yang diduga petinggi partai politik di PTIK, ada dugaan penyekapan di sana tapi Firli sampai hari ini kan tidak bisa menjelaskan apa sebenarnya yang terjadi di sana," ucap Kurnia.
ADVERTISEMENT
Terkait kejadian itu, Kurnia membandingkan langkah Pimpinan KPK era 2011-2015 saat ada dugaan penyidik tidak diberikan akses saat menggeledah kantor Korlantas Polri. Saat itu, KPK tengah menyidik kasus dugaan korupsi Simulator SIM.
"Tatkala ingin menggeledah kantor Korlantas Polri saat itu 3 orang pimpinan KPK atau 2 orang, Abraham Samad, Bambang Widjojanto, Busyro Muqoddas langsung datang mendatangi Korlantas untuk menjamin para penyidiknya bisa bekerja tidak ada intervensi," kata Kurnia.
"Tetapi komisioner KPK hari ini berbeda justru membiarkan jika memang ada dugaan penyekapan seperti itu (PTIK), itu di konteks Firli," sambungnya.
Selain itu, pernyataan pimpinan KPK lainnya disinggung oleh Kurnia yakni dari Nurul Ghufron. Ia menyatakan, sempat ada niatan untuk melakukan sidang in absentia terhadap Harun.
ADVERTISEMENT
"Nurul Ghufron dia sempat menyampaikan ada niatan untuk menyidangkan in absentia dari Harun Masiku. Tentu statement ini keliru secara mendasar ya karena belum ada pencarian yang masif kok tiba-tiba berbicara soal in absentia padahal keterangan dari Masiku itu sangat dibutuhkan oleh KPK," ucapnya.
Terkait kebuntuan pencarian Harun Masiku ini, Kurnia menyarankan kepada Dewan Pengawas untuk segera mengevaluasi pimpinan KPK yang bertanggung jawab di bidang penindakan. Menurutnya, hal itu perlu dilakukan.
Selain itu, Satgas pemburu Harun Masiku pun didesak untuk diganti dengan satgas baru yang berpengalaman dan berprestasi menangkap buronan.
"Soal pergantian satgas karena satgas yang ditugasi mencari beberapa orang itu tidak cukup maksimal kinerjanya lebih baik digantikan saja dengan tim yang selama ini terbukti oke seperti tim yang dipimpin Mas Novel Baswedan," pungkasnya.
Dalam catatan kumparan, kurang lebih sudah 11 bulan, KPK masih gagal menangkap Harun Masiku. KPK sudah melakukan pencarian ke sejumlah lokasi, tapi masih nihil. Bahkan sempat berembus isu bahwa Harun sudah meninggal, tapi KPK menyatakan belum ada informasi yang mengarah ke sana.
ADVERTISEMENT
KPK juga hingga saat ini masih melakukan pencarian. Deputi Penindakan Karyoto yakin pihaknya bisa menangkap Harun Masiku, cepat atau lambat. "Tinggal tunggu apesnya," kata Karyoto, Jumat (23/10).