Setelah 7 Gelombang Evakuasi, Masih Ada 83 WNI yang Pilih Bertahan di Lebanon

2 Desember 2024 15:53 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gumpalan asap mengepul setelah serangan udara Israel di sebuah lingkungan di kota Tyre, Lebanon selatan, Rabu (23/10/2024). Foto: KAWNAT HAJU/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Gumpalan asap mengepul setelah serangan udara Israel di sebuah lingkungan di kota Tyre, Lebanon selatan, Rabu (23/10/2024). Foto: KAWNAT HAJU/AFP
ADVERTISEMENT
Setelah tujuh gelombang evakuasi dari Lebanon, masih ada 83 Warga Negara Indonesia (WNI) yang memilih untuk tetap tinggal di negara tersebut meskipun situasi keamanan semakin tak menentu.
ADVERTISEMENT
Hal ini terungkap dalam rapat Komisi I DPR RI bersama Kementerian Luar Negeri di Gedung Parlemen, Jakarta, Senin (2/12).
Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri, Judha Nugraha, menjelaskan bahwa hingga saat ini, KBRI Beirut telah menetapkan status Siaga 1 untuk menghadapi potensi ancaman keamanan di Lebanon.
“Hingga sekarang, sudah dilakukan tujuh gelombang evakuasi. Namun, masih ada 83 WNI yang memilih untuk tetap tinggal di Lebanon atas kehendak mereka sendiri,” ujar Judha di hadapan Komisi I DPR RI.
Direktur Perlindungan WNI Judha Nugraha (kanan) saat Konferensi pers di kantor Kemlu Jumat (9/8) Foto: Tiara Hasna/kumparan
Selain itu, KBRI di beberapa wilayah konflik lain juga telah meningkatkan kesiagaan.
KBRI Damaskus menetapkan status Siaga 1 untuk sejumlah provinsi di Suriah, sementara KBRI Amman mengambil langkah serupa untuk wilayah yang terdampak konflik Israel-Palestina.
ADVERTISEMENT
Dalam kesempatan itu, Kemlu juga menyoroti upaya antisipasi di kawasan konflik lainnya.
KBRI Kiev di Ukraina dan KBRI Taipei di Taiwan telah menyusun rencana kontingensi sebagai langkah kesiapan menghadapi eskalasi situasi.
Di tingkat pusat, telah dibentuk Crisis Response Team yang melibatkan unsur Kemlu dan TNI untuk memastikan evakuasi berjalan lancar jika diperlukan.
"Terkait dengan persiapan di pusat saat ini telah dibentuk crisis response team terdiri dari unsur-unsur Kemlu dan juga TNI untuk memastikan jika terjadi keperluan evakuasi, maka kita sudah siap," tutup Judha.
Suasana rapat komisi I DPR RI bersama Kementerian Luar Negeri di gedung Parlemen, Jakarta pada Senin (2/12/2024). Foto: Abid Raihan/kumparan