Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.97.0
Setelah Hampir 2 Abad, Jantung Raja Portugis Pulang ke Brasil
24 Agustus 2022 14:02 WIB
ยท
waktu baca 2 menit![Presiden Brasil Jair Bolsonaro (kanan) dan Ibu Negara Michelle Bolsonaro dikelilingi oleh anak-anak saat mereka berdiri di samping guci berisi hati Dom Pedro I, pendiri dan penguasa pertama Kekaisaran Brasil. Foto: Evaristo Sa/AFP](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1634025439/01gb748r3k408erw8h6xw2wg8f.jpg)
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Senyawa kimia formaldehida membalut relik tersebut dalam sebuah guci emas. Presiden Brasil, Jair Bolsonaro, menggelar penghormatan militer saat menyambut kedatangannya.
Angkatan Udara Brasil turut menerbangkan sejumlah pesawat selama upacara itu. Jantung Dom Pedro I disimpan di sebuah gereja di Porto sejak kematiannya di Portugal pada 1834.
Institusi terkait meminjamkan organ yang diawetkan tersebut selama tiga pekan untuk Brasil. Pemerintah Brasil akan memajang relik itu sebagai bagian dari perayaan Hari Kemerdekaan.
"Dua negara, disatukan oleh sejarah, dihubungkan oleh sebuah jantung. Dua ratus tahun kemerdekaan. Di depan, keabadian dalam kebebasan. Tuhan, tanah air, keluarga!" seru Bolsonaro, dikutip dari Reuters, Rabu (24/8).
Pedro mendeklarasikan kemerdekaan Brasil pada 7 September 1822. Dia kemudian dinobatkan sebagai 'kaisar' Brasil. Pedro kembali ke Portugal selang sembilan tahun kemudian. Namun, deklarasi kemerdekaannya tetap diakui sebagai kelahiran negara Brasil.
ADVERTISEMENT
Kritikus Bolsonaro mengatakan, sang presiden menggunakan relik tersebut untuk menggencarkan kampanye. Sebab, dia tengah mengincar pencalonan diri kembali pada Oktober.
"Bolsonaro telah membajak simbol nasional kami, warna bendera kami, kaos tim sepak bola kami, dan sekarang perayaan kemerdekaan," ujar seorang sejarawan, Lilia Schwarcz.
"Ini adalah penggunaan sejarah yang mengerikan," tambah dia.