Setelah 'Jateng Bergerak', Aliansi Mahasiswa UGM Serukan 'Jogja Memanggil'

27 Agustus 2024 6:32 WIB
·
waktu baca 2 menit
Para pengunjuk rasa memegang pagar kawat berduri pada aksi unjuk rasa. Foto: ANTARA FOTO/Abriawan Abhe
zoom-in-whitePerbesar
Para pengunjuk rasa memegang pagar kawat berduri pada aksi unjuk rasa. Foto: ANTARA FOTO/Abriawan Abhe
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Aksi unjuk rasa 'Jogja Memanggil' akan digelar Aliansi Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM), di Yogyakarta, hari ini. Seruan demo mereka sebarkan di akun X @UGMBergerak.
ADVERTISEMENT
"Mengundang buruh, mahasiswa, akademisi, pedagang, pengusaha, agamawan, wibu, K-Popers, dan siapa pun mereka yang masih berjuang untuk tinggal di tempat yang lebih baik!" begitu bunyi seruan mereka, Selasa (27/8).
Aksi ini akan digelar pukul 09.00 WIB dengan 2 titik kumpul di Parkiran Abu Bakar Ali, Malioboro, Kota Yogyakarta dan di Wisma Kagama, Bulaksumur, Sagan, Kota Yogyakarta.
"Kosongkan kelas. Kosongkan kantor. Kosongkan rumah," ajak mereka.
Pada poster yang diunggah Aliansi Mahasiswa UGM, nampak seorang mengenakan busana adat khas Raja Jawa, lengkap dengan mahkotanya. Poster kedua bertuliskan Hati-hati Nepo Baby.
Mereka juga menyertakan beberapa tagar seperti #AdiliJokowi, #GanyangMulyono, #LawanOligarki, dan #KawalPutusanMK.
Unggahan serupa juga muncul di Instagram @aliansimahasiswaugm.
"Tidak ada kata-kata indah untuk rezim Joko Widodo. Hanya ada satu kata untuk rezim penguasa saat ini, LAWAN! Aksi Jogja Kembali Memanggil mengundang semua mahasiswa, akademisi, buruh, pedagang, pengusaha, agamawan, wibu, k-popers dan seluruh elemen masyarakat lainnya untuk turun ke jalan dan bersuara bersama," undang mereka.
ADVERTISEMENT
Aksi Jogja Memanggil ini merupakan aksi kedua dalam sepekan terakhir. Aksi pertama digelar Kamis, 22 Agustus 2024, bertepatan dengan upaya pengesahan revisi UU Pilkada oleh DPR yang dinilai publik sebagai upaya pengebirian demokrasi dan pembegalan konstitusi.
DPR akhirnya membatalkan pengesahan di tengah masifnya aksi massa — yang juga membawa poster "Peringatan Darurat". DPR memutuskan merujuk pada Putusan MK dalam pelaksanaan Pilkada 2024.
Kerajaan Masapahit dibawa peserta demo Jogja Memanggil di Kota Yogyakarta, Kamis (22/8/2024). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan

Jateng Bergerak

Sebelumnya, aksi unjuk rasa juga muncul di Semarang dengan judul 'Jateng Bergerak'. Aksi ini dipusatkan di Balai Kota Semarang pada Senin (26/8).
Massa bergerak atas rasa muak akibat akrobrat elite-elite politik yang terus mencoba mengakali konstitusi. Mereka juga membawa spanduk 'Memenggal Raja Jawa', 'Tolak Politik Dinasti', dan sebagainya.
Sejumlah personel kepolisian melakukan barikade pembubaran unjuk rasa mahasiswa di Jalan Pahlawan, Kota Semarang, Senin (26/8/2024). Foto: Aji Styawan/ANTARA FOTO
Sejumlah mahasiswa dari berbagai universitas di Jateng bersama aliansi masyarakat sipil tergabung dalam Gerakan Rakyat Jawa Tengah Menggugat (GERAM) berunjuk rasa di depan Kantor DPRD Kota Semarang, Kompleks Balai Kota Semarang, Senin (26/8/2024). Foto: Aji Styawan/ANTARA FOTO
Aksi ini berlangsung ricuh, hingga polisi menembakkan water cannon dan gas air mata, ke demonstran yang terdiri dari pelajar STM dan mahasiswa. Beberapa dari mereka bahkan mencari perlindungan ke Paragon Mal, Semarang.
ADVERTISEMENT
Semprotan gas air mata polisi juga terasa hingga di permukiman warga. Dalam video yang viral, tampak anak-anak yang sedang belajar mengaji meringkuk ketakutan dan memakai odol di sekitar matanya untuk mengurangi efek pedihnya gas air mata.
LBH Semarang mencatat, ada 21 pelajar STM dan 6 mahasiswa diamankan usai unjuk rasa ini.