Setelah Ratu Elizabeth II Mangkat, Charles Pertimbangkan Restrukturisasi Monarki
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
"Sang Ratu meninggal dengan tenang di Balmoral sore ini," tulis pernyataan Istana Buckingham pada Kamis, dikutip dari AFP.
Suksesi kerajaan hanyalah masalah sederhana. Proses tersebut menyaksikan Pangeran Charles menjadi Raja Charles III. Pertanyaan yang membayangi justru berada pada peran bangsawan di Inggris.
Selama ribuan tahun dalam sejarah, Charles adalah pewaris takhta yang mendapati waktu terlama untuk mempersiapkan diri sebelum memerintah.
Elizabeth menempati posisi tersebut pada usia 27 tahun, sedangkan Charles mewarisinya pada usia 73 tahun. Charles memanfaatkan waktu itu untuk mengambil tanggung jawab yang perlahan semakin berat seiring bertambahnya usia Elizabeth.
Kini, dia tampaknya akan mengantarkan imbas menggemparkan terhadap keluarga kerajaan. Sejak dulu, Charles vokal berbicara tentang pengurangan jumlah monarki yang bekerja penuh waktu.
ADVERTISEMENT
Mengurangi timnya menjadi anggota inti akan menempatkan sang penguasa monarki dalam situasi sulit. Charles dapat menarik kaum republiken dengan memangkas upah yang diberikan kepada bangsawan. Tetapi, dia juga dapat memicu pertentangan.
Keluarga Kerajaan Inggris
Charles sempat dikabarkan mempertimbangkan restrukturisasi monarki pada 2021. Garis suksesi mencatat 22 anggota keluarga dengan gelar bangsawan tertinggi di Inggris.
Usai mengambil alih kekuasaan, Charles berencana merombak timnya menjadi delapan anggota kunci yang terdiri dari bangsawan senior.
Charles dikatakan akan mempertahankan istrinya, Permaisuri Camilla Parker; Pangeran William dan istrinya, Kate Middleton; Pangeran Edward dan Sophie; Pangeran Edward dan istrinya, Sophie Helen; serta Putri Kerajaan, Anne.
"Meskipun ini semua adalah individu yang akan mewakili mahkota di masa depan, saya pikir Charles akan mencoba menarik perhatian pada dirinya sendiri, Camilla, dan keluarga Cambridge sebagai masa depan monarki," ujar komentator kerajaan, Kinsey Schofield, dikutip dari Insider, Jumat (9/9).
ADVERTISEMENT
Pengurangan bangsawan senior dapat menghemat dana publik. Keputusan tersebut turut merampingkan kehadiran pers yang mengorbit keluarga kerajaan. Alhasil, monarki dapat mengendalikan pesan yang mencapai telinga publik dengan lebih mudah.
"Kita kemungkinan akan melihat kelompok yang lebih kecil mewakili mahkota, dan akan ada pro dan kontra untuk itu," terang sejarawan di University of Toronto. Carolyn Harris, dikutip dari USA Today.
Istana Buckingham
Charles tampaknya akan membawa perubahan pada kediaman kerajaan pula. Dia pernah dilaporkan berniat membuat Istana Buckingham menjadi lebih kecil pada Oktober 2021.
Istana itu memiliki 52 kamar yang digunakan sebagai kediaman keluarga Kerajaan Inggris. Charles akan menguranginya menjadi hanya satu apartemen yang lebih sederhana.
"[Kediaman keluarga kerajaan] akan menjadi semacam 'apartemen di atas toko' yang jauh lebih sederhana mirip dengan perdana menteri di Downing Street," kata seorang sumber, dikutip dari Insider.
Charles akan mengalihfungsikan tempat tinggal anggota kerajaan sehingga dapat menggunakan ruangan-ruangan itu untuk publik.
ADVERTISEMENT
Charles juga dikabarkan sedang mempertimbangkan untuk mengubah Istana Balmoral, sekitar 515 km dari Istana Buckingham, London. Dia ingin memanfaatkan bangunan tersebut sebagai museum untuk memberikan penghormatan terhadap Elizabeth.
Sepanjang musim panas, Elizabeth menempati kediaman yang terletak di Skotlandia. Ketika mengembuskan napas terakhirnya pun dia sedang beristirahat di Istana Balmoral.