Setelah Sebut Negara Pendana Teroris, AS Jual Pesawat Tempur ke Qatar

17 Juni 2017 2:06 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penandatanganan MOU Qatar dan AS (Foto: Twitter: @Amb_alThani)
zoom-in-whitePerbesar
Penandatanganan MOU Qatar dan AS (Foto: Twitter: @Amb_alThani)
ADVERTISEMENT
Tak ada kawan ataupun musuh abadi dalam politik. Belum lama ini, Donald Trump menyebut Qatar sebagai sponsor organisasi teroris. Namun, tidak lama berselang, Amerika Serikat menyepakati penjualan pesawat tempur dengan Qatar. Pada Rabu (14/6), AS merampungkan penjualan 36 pesawat tempur seri F-15 dengan nilai transaksi sebesar 12 miliar dolar AS.
ADVERTISEMENT
Perjanjian ini langsung ditandatangani oleh pihak Kementerian Pertahanan AS, Jim Mattis, dan Menteri Pertahanan Qatar, Khalid al-Attiyah. "Qatar dan AS telah memperkuat kerja sama militer dengan bertarung di sisi yang sama selama beberapa tahun terkhir dalam melawan teroris sekaligus mendorong masa depan yang adil dan makmur," ujar pernyataan al-Attiyah yang dikutip dari Independent.
Pihak AS menyebut perjanjian dagang ini dapat meningkatkan kerja sama antara AS dan Qatar. Pentagon sekaligus membahas perkembangan operasi gabungan pasukan AS untuk menghadapi ISIS. AS juga memanfaatkan kesempatan ini untuk mencari kemungkinan upaya meredakan ketegangan di Jazirah Arab.
AS sebenarnya merupakan mitra strategis Qatar dalam sektor keamanan. Penjualan persenjataan bukan pertama yang terjadi. Pada November tahun lalu, AS menyetujui penjualan 72 unit pesawat temput seri F-15QA dengan total nilai 21,1 miliar dolar AS.
ADVERTISEMENT
Namun penjualan kali ini menjadi aneh karena Trump sebelumnya pada sebuah pidato menyebut dengan gamblang menyebut Qatar sebagai penyumbang dana organisasi teroris.
"Bangsa Qatar sayangnya secara historis merupakan penyandang dana terorisme pada tingkat yang sangat tinggi," kata Trump kepada wartawan di Gedung Putih, Amerika Serikat, Jumat (9/6).
Tuduhan senada dilontarkan oleh Arab Saudi dan sekutunya yang berujung pada pemutusan hubungan diplomatik 9 negara terhadap Qatar.
Padahal, Qatar memiliki posisi penting bagi politik luar negeri AS. Militer AS menempatkan 10 ribu personelnya untuk memimpin operasi keamanan di Timur Tengah. Posisi penting yang seharusnya bisa digunakan untuk melancarkan agenda mediasi.
ADVERTISEMENT
Meskipun sempat keras terhadap Qatar, AS tetap menandatangani kesepakatan dagang ini. Duta Besar Qatar untuk AS, Meshal Hamad alThani, mengungkap bahwa perjanjian ini bisa menopang ekonomi AS dengan mencetak 60 ribu tenaga kerja baru.