Setiap Hari 135 Warga Somalia Meninggal Akibat Kekeringan

21 Maret 2023 14:26 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Buney Aayow Ibrahim, seorang wanita Somalia yang terkena dampak kekeringan yang memburuk, menggendong anaknya Sadia Salas Abdi (3) i kamp Alla Futo, di pinggiran Mogadishu, Somalia, Jumat (23/9/2022). Foto: Feisal Omar/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Buney Aayow Ibrahim, seorang wanita Somalia yang terkena dampak kekeringan yang memburuk, menggendong anaknya Sadia Salas Abdi (3) i kamp Alla Futo, di pinggiran Mogadishu, Somalia, Jumat (23/9/2022). Foto: Feisal Omar/Reuters
ADVERTISEMENT
Setiap hari sebanyak 135 orang di Somalia diprediksi akan meninggal akibat kekeringan. Prediksi itu berlangsung dari Januari sampai Juni 2023 ini.
ADVERTISEMENT
Proyeksi perhitungan itu disampaikan oleh Kementerian Kesehatan, WHO, dan Unicef dalam laporan studi yang dirilis pada Senin (20/3).
Pada awal Maret ini, WHO memperingatkan bahwa hampir 100 ribu orang di negara-negara miskin dan rapuh berhadapan dengan level terparah kelaparan. Hal itu disebabkan kekeringan yang terjadi selama empat dekade terakhir.
Jamila Omar (3) seorang anak Somalia yang kekurangan gizi akibat kekeringan yang semakin parah meminum air dari botol di bangsal anak di Rumah Sakit Banadir, Mogadishu, Somalia, Sabtu (24/9/2022). Foto: Feisal Omar/Reuters
Sementara perhitungan pada studi yang dirilis pada Senin lalu menggunakan mode statistik. Dari hasil studi 135 orang di Somalia terancam kehilangan nyawa karena kekeringan berujung kelaparan pada enam bulan pertama 2023.
Total kematian dalam enam bulan akan mencapai angka 18.100 sampai 34.200 jiwa.
Selain itu, studi gabungan tersebut mengungkap bahwa pada 2022 terdapat 43 ribu lebih kematian akibat kekeringan. Setengah dari perhitungan itu adalah anak-anak.
ADVERTISEMENT
Studi ini ditugaskan langsung oleh UNICEF dan WHO kepada London School of Hygiene and Tropical Medicine dan Imperial College London.
Orang-orang yang terkena dampak kekeringan yang semakin parah di kamp Alla Futo, di pinggiran Mogadishu, Somalia, Jumat (23/9/2022). Foto: Feisal Omar/Reuters
"Kami berpacu dengan waktu untuk mencegah kematian dan menyelamatkan nyawa," kata Perwakilan WHO di Somalia, Mamunur Malik, seperti dikutip dari AFP.
"Harga dari kelambanan kami berarti anak-anak, perempuan dan orang-orang rentan lainnya akan membayar dengan nyawa mereka sementara kita putus asa dan tak berdaya menyaksikan tragedi ini terungkap," sambung dia.
Saat ini di Kenya, Ethiopia, dan Somalia sudah menyaksikan lima kali beruntun gagalnya musim hujan. Itu membuat jutaan ternak mati, tanaman rusak, dan jutaan orang meninggalkan rumah mencari makanan dan air.
Kemungkinan besar musim hujan gagal masih akan berlangsung sekali. Bila prediksi benar maka bencana kemanusiaan besar akan terjadi dalam waktu dekat.
ADVERTISEMENT
Somalia pernah menyaksikan kelaparan hebat pada 2011. Sebanyak 260 ribu, setengahnya anak-anak di bawah enam tahun, meninggal dunia.
PBB memperkirakan banyak korban jatuh akibat lambatnya tindakan dan pemberian bantuan dari komunitas internasional.