Setu Babakan Ditutup karena Nikahan Anak Anggota DPRD, Warga Tetap Boleh Datang

Lokasi pernikahan anak anggota DPRD DKI Jakarta Purwanto di Setu Babakan, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Jumat (15/7). Foto: Jonathan Devin/kumparan

Kepala Unit Pengelola Kawasan Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan, Imron, memastikan Setu Babakan masih terbuka untuk umum meskipun sudah diumumkan akan ditutup karena pernikahan anak anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi Gerindra, Purwanto, pada Sabtu (16/7) besok.

Imron memastikan masyarakat yang ingin berkunjung ke Setu Babakan tetap diizinkan.

“Iyakan tentu ada undangan, orang datang (kondangan) banyak. Untuk mengendalikan supaya pelayanan terkendali di zona itu, ya secara formal kita tutup. Tapi orang yang mau berkunjung dipersilakan saja,” kata Imron kepada wartawan, Jumat (15/7).

Lokasi pernikahan anak anggota DPRD DKI Jakarta Purwanto di Setu Babakan, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Jumat (15/7). Foto: Jonathan Devin/kumparan

Meskipun begitu, menurut Imron, masyarakat akan tidak nyaman berkunjung ke Setu Babakan saat ada acara besar berlangsung, apalagi sudah ada imbauan.

“Tapi kan akan bersamaan dengan hal itu jadi enggak nyaman. Tapi silakan saja. Orang kalau secara etika gini, orang Betawi mana bisa nolak orang datang berkunjung, kan kagak bisa,” lanjutnya.

Imbauan penutupan Kampung Budaya Betawi MH Thamrin yang berlokasi di Setu Babakan diunggah akun resmi unit pengelola kawasan perkampungan budaya betawi (UPK-PBB) Setu Babakan @upkpbb_setubabakan, Jumat (15/7).

Dalam unggahan tersebut, diinformasikan kawasan Setu Babakan ditutup selama seharian penuh mulai pukul 09.00 WIB sampai 15.00 WIB. Kawasan tersebut kembali dibuka normal keesokan harinya, Minggu (17/7).

Alasan penutupan adalah karena akan diadakan prosesi hajatan Betawi di Perkampungan Budaya Betawi. Tidak dirincikan dalam unggahan tersebut siapa anggota DPRD DKI yang menggelar hajatan.

Masyarakat Sekitar Bisa Lihat Prosesi Pernikahan Adat Betawi

Lokasi pernikahan anak anggota DPRD DKI Jakarta Purwanto di Setu Babakan, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Jumat (15/7). Foto: Jonathan Devin/kumparan

Mengenai resepsi pernikahan tersebut, menurut Imron, merupakan salah satu cara pelestarian budaya Betawi. Penggunaan budaya Betawi dalam pernikahan tersebut juga menjadi alasan mengapa acara tersebut boleh digelar di Setu Babakan.

“Sekarang ada warga setempat, orang sini, mau menyelenggarakan kegiatan prosesi budaya berkaitan dengan anaknya sendiri. Kan itu cakep. Adanya upaya perlindungan dan sosialisasi langsung kepada masyarakat yang masih kangen dengan prosesi-prosesi adat Betawi,” jelas Imron.

Imron memastikan masyarakat sekitar juga bisa melihat prosesi pernikahan adat Betawi tersebut.

“Itu masyarakat sekitar (kalau mau lihat) juga enggak ada yang ngelarang, orang kagak bayar, kagak pakai tiket kok,” pungkasnya.