Sewa Pembunuh Bayaran, Kopda Muslimin Sebut Istrinya Terlalu Mengekang

27 Juli 2022 16:37 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kopral Dua (Kopda) Muslimin, prajurit TNI yang diduga terlibat penembakannya istrinya sendiri di Kota Semarang. Foto: Kodam IV Diponegoro
zoom-in-whitePerbesar
Kopral Dua (Kopda) Muslimin, prajurit TNI yang diduga terlibat penembakannya istrinya sendiri di Kota Semarang. Foto: Kodam IV Diponegoro
ADVERTISEMENT
Otak penembakan terhadap Rina Wulandari (34) adalah Kopda Muslimin yang tak lain suaminya sendiri. Dia nekat ingin menghabisi nyawa istrinya karena mengaku terlalu dikekang.
ADVERTISEMENT
Kepada para eksekutor penembakan Rina, Muslimin menceritakan alasan ingin membunuh Rina. Ia berdalih, tidak tahan dengan perlakuan istrinya yang terlalu mengekang.
"Dia cerita tentang keadaan keluarga. Dia bilang nggak kuat sama tekanan istrinya yang selalu mengekang. Dia ingin membunuh istrinya," kata salah satu eksekutor penembakan, Agus Santoso (43) alias Agus Gondrong, yang dihadirkan polisi dalam jumpa pers di Mapolres Semarang, Rabu (27/7).
Empat tersangka penembakan istri TNI di Semarang, Sugiono alias Babi (36), Ponco Aji (26), Yono alias Sirun (45), Agus Santoso (43) dan satu orang penyedia senjata bernama Dwi Sulistiyo (37) saat dihadirkan dalam jumpa pers di Mapolda Jateng. Foto: Intan Alliva/kumparam
Agus menceritakan peristiwa pertemuannya dengan Kopda Muslimin. Saat itu, ia dan tiga tersangka lainnya diminta Muslimin untuk menghabisi nyawa istrinya.
"Pertama saya didatangi Babi (eksekutor lain) ke Magetan. Dia bilang ada seseorang yang ingin mencelakakan istrinya. Saya bilang pertemukan saya. Pagi itu juga saya datang ke Semarang sama Babi. Saya istirahat, habis itu saya ketemu Bang Mus (Kopda Muslimin), ngobrol bisik-bisik terus janjian malamnya," ujar Agus.
ADVERTISEMENT
Sebelum penembakan oleh para eksekutor, Kopda Muslimin telah terlebih dulu melakukan percobaan pembunuhan. Ia berkali-kali mencoba meracuni istrinya.
"Saya bilang jangan dibunuh, tapi dikasih pelajaran. Saya kasih dia air kecubung. Hari pertama dia enggak berani lakukan, takut ketahuan. Hari kedua gagal, ketiga gagal," kata Agus.
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman menjenguk Rina Wulandari (34) anggota Persit TNI AD yang menjadi korban penembakan yang diotaki suaminya di RSUP dr Kariadi Kota Semarang. Foto: TNI AD
Penembakan terjadi di depan rumah korban di Perumahan Grand Cemara, Jalan Cemara 3, Padangsari, Banyumanik, Kota Semarang. Peristiwa itu terjadi pada Senin (18/7) sekitar pukul 12.00 WIB.
Ibu tiga anak itu mengalami luka parah di perut akibat dua tembakan yang dilayangkan oleh pelaku. Saat ini korban masih dirawat di rumah sakit, sedangkan suaminya kabur tak juga tertangkap.