Shamsi Ali Kritisi Lobi Kemenag: Memalukan RI Batal Berangkatkan Jemaah Haji

4 Juni 2021 1:40 WIB
·
waktu baca 2 menit
Ustaz Shamsi Ali.  Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Ustaz Shamsi Ali. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Indonesia resmi tidak akan mengirim jemaah dalam ibadah Haji tahun 1442 Hijriah atau 2021 Masehi. Baik dari kuota haji pemerintah maupun kuota haji lainnya. Pembatalan ini disampaikan langsung Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas pada Kamis (3/6).
ADVERTISEMENT
Imam Besar Islamic Center New York, Shamsi Ali, menyatakan kekecewaannya terhadap keputusan pemerintah Indonesia. Dalam cuitan di akun Twitter miliknya, ia mempertanyakan masalah di balik pembatalan tersebut.
“Pembatalan pemberangkatan jamaah haji Indonesia sangat disayangkan. Pertanyaannya, masalah utamanya di mana? Saudikah yang memutuskan pelarangan itu? Atau memang masalahnya ada di pihak Indonesia?” kata Shamsi Ali, Kamis (3/6) malam.
Ia menegaskan, apa pun alasan di balik pembatalan tersebut, tidak bisa diterima. Baginya, tidak mengirimkan jemaah haji ke Saudi pada tahun ini bahkan bisa menyakitkan jemaah.
Jika masalah di balik keputusan ini berada di pihak Arab Saudi, menurut Shamsi, pemerintah wajib mengerahkan seluruh upaya terbaik demi bisa memberangkatkan para jemaah.
Atau, jika memang tak bisa mengirimkan terlalu banyak jemaah, Pemerintah Indonesia seharusnya bisa mengirimkan perwakilan jemaah.
ADVERTISEMENT
“Perjuangkan hingga titik akhir … hingga titik darah penghabisan,” tegasnya.
Jemaah haji 2020 melaksakan tawaf wada (tawaf perpisahan) pada Minggu (2/8). Foto: Twitter/@ReasahAlharmain
Lebih lanjut, Shamsi mengatakan bahwa jika masalahnya bukan di Pemerintah Saudi, melainkan di Pemerintah Indonesia, hal ini menjadi rumit. Ia lantas mempertanyakan apa masalah yang ditemui pihak Indonesia.
“Lalu masalahnya di mana? Benarkah karena vaksin yg dipakai tidak di-approve oleh Saudi untuk masuk negara itu? Atau benarkah jika memang ada masalah di teknis pendanaan? Bahwa uang muka belum dibayarkan ke Saudi?” ujar ulama yang kini berkediaman di Queens, New York, itu.
Shamsi menekankan bahwa pemerintah, melalui Kementerian Agama, bertanggung jawab penuh untuk bisa memberangkatkan para jemaah yang sudah menunggu bertahun-tahun lamanya untuk bisa beribadah ke Tanah Suci.
“Maka harusnya tidak ada kata ‘membatalkan’. Perjuangkan hingga the last drop of blood (titik darah penghabisan) agar ada jemaah yang diberangkatkan,” katanya.
ADVERTISEMENT
“Kita tahu memang Saudi membatasi jumlah. Tapi bukan Indonesia yang membatalkan. Kalau dibatasi nggak apa, tapi ‘peniadaan’ itu melecehkan rasa umat/bangsa,” lanjut Shamsi.
Lebih lanjut, Shamsi Ali meminta Pemerintah Indonesia agar lebih transparan dalam menjelaskan alasan pembatalan, jika memang masalahnya berada di Indonesia.
"Setahu saya Saudi itu “approachable” (mudah didekati). Kalau memang masalahnya di pihak Saudi. Kenapa 'pembatalan'? Padahal yang kita dengar hanya 'pembatasan'," tutup Shamsi.
Sebelumnya, dalam Konferensi Pers Pembatalan Keberangkatan Haji oleh Kementerian Agama, dijelaskan bahwa salah satu alasan pembatalan adalah akibat pandemi COVID-19 yang masih belum mereda.
Selain itu, hingga saat ini Pemerintah Saudi belum mengundang Indonesia untuk membahas dan menandatangani nota kesepahaman tentang persiapan penyelenggaraan ibadah Haji tahun 1442 Hijriah atau 2021 Masehi.
ADVERTISEMENT