Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
ADVERTISEMENT
Keberadaan perusahaan investasi yang dikelola Hartadinata Harianto di Amerika Serikat (AS) dipertanyakan Imam Masjid New York, Shamsi Ali. Shamsi bahkan mendatangi agen yang mendaftarkan perusahaan-perusahaan Hartadinata di New York.
ADVERTISEMENT
"Ternyata mereka juga tidak punya kantor permanen," kata Shamsi kepada kumparan, Jumat (13/11).
Di AS, sebuah perusahaan memang harus didaftarkan ke agen. Agen berperan layaknya notaris yang mencatat keberadaan sebuah perusahaan yang didirikan di negeri Paman Sam tersebut.
Perusahaan Hartadinata adalah Sinergi Stern Investindo LLC (didirikan 11 Desember 2018), Madison Park Internasional Group (didirikan 10 Desember 2018), Stern Resources Inc. (Didirikan 5 Oktober 2015), dan Syariah Indonesia LLC (didirikan 28 September 2019).
Lantaran tak menemukan titik terang, Shamsi mendatangi sejumlah lokasi yang diklaim sebagai proyek properti yang ditangani perusahaan Hartadinata. Hasilnya, tak ada keterangan apapun mengenai keterlibatan perusahaan Hartadinata dalam proyek pembangunan gedung.
"Saya telusuri beberapa gedung-gedung yang diakui sebagai gedungnya. Saya tanya, dan jawaban para pekerja di gedung-gedung “I don’t know” (saya tidak tahu)," kata Shamsi .
ADVERTISEMENT
Ini jelas bertentangan dengan klaim Stern Resources yang ada di halaman Facebook mereka. Berdasarkan sejumlah foto yang diunggah mereka, tampak ada banyak proyek yang diklaim tengah ditangani Stern Resources.
Misalnya proyek Project Development Holiday in Woodside NYC. Proyek apartemen itu disebut-sebut memiliki delapan lantai dengan 135 kamar dan berlokasi di Queens Boulevard dekat dengan Airport La Guardia. Sementara menurut kesaksian Shamsi, klaim tersebut penuh kejanggalan.
"Banyak pengakuan yang tidak jelas. Di satu sisi gambar yang sama dinamai Farrington. Di tempat lain proyeknya di Queens Boulevard and La Guardia," imbuhnya.
Saat menyambangi gedung itu, Shamsi tak sempat memotretnya. Alasannya, kata dia, di AS tak sembarang orang boleh memotret sesuatu. Apa-apa harus minta izin terlebih dahulu.
Hal yang menarik adalah, Shamsi tak menemukan plang bertuliskan SR (Stern Resources) di gedung tersebut. Hal ini jelas berbeda dengan unggahan Stern Resources di Facebook yang menampilkan ada plang bertuliskan SR dalam proyek pembangunan apartemen.
ADVERTISEMENT
Shamsi adalah orang pertama yang mengunggah soal kejanggalan perusahaan Hartadinata. Dia membroadcast di WhatsApp dan Twitter soal kejanggalan perusahaan Stern, bahkan Shamsi mengaku pernah tertipu oleh ayah Hartadinata, Tjandra Harianto.
Sebelumnya dia mengatakan alamat kantor Stern yang tertera ternyata restoran Thailand. Shamsi mengatakan, dia akan mendatangi kantor Hartadinata jika memang ada alamat benarnya.
Sebelumnya, kumparan juga telah menelusuri jejak digital Stern Resources. kumparan telah menanyakan alamat kantor tersebut di New York ke salah satu karyawannya, namun tidak diberikan.
Alih-alih menjumpai berita, kumparan justru menemukan halaman Facebook Stern Resources yang kini sudah tak terurus. Umurnya pun tak sampai enam bulan, yaitu 2 Februari-14 Juli 2018.
Kualitas foto yang diunggah Stern Resources di media sosial pun terbilang buruk dengan resolusi rendah. kumparan mencatat, resolusi foto yang diunggah di akun Stern hanya 480 x 360 piksel. Padahal untuk perusahaan investasi properti yang butuh publisitas, foto berkualitas baik sangat diperlukan.
Dari halaman Facebook itulah, kumparan menemukan website resmi Stern Resources. Alamatnya adalah http://sternr.com. Di website itu, ada sejumlah foto proyek properti yang diklaim tengah ditangani oleh Stern Resources.
Berdasarkan keterangan yang ada di website, lokasi kantor Stern Resources terletak di 200 Vessy Street, Manhattan, New York, 10281. Saat kumparan menelusurinya melalui Google Maps, alamat itu nyatanya tak pernah ada.
ADVERTISEMENT
Saat dikonfirmasi mengenai investasinya yang diduga janggal, Harta menjawa diplomatis. Pemuda berusia 25 tahun tersebut tak membantah ataupun mengiyakan pertanyaan kumparan.
"Tolong dinilai sendiri," kata Harta saat dihubungi, Kamis (12/12), sambil mengirimkan foto sebuah bangunan belum jadi, yang kemudian diketahui merupakan calon Apartemen Point 8 di Daan Mogot, Jakarta Barat.