Shanghai dan Beijing Kembali Siaga COVID-19, Tempat Hiburan Ditutup

10 Juni 2022 3:08 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Para pekerja membongkar penghalang di daerah perumahan jelang mengakhiri lockdown COVID-19 di Shanghai, China, Senin (31/5/2022). Foto: Aly Song/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Para pekerja membongkar penghalang di daerah perumahan jelang mengakhiri lockdown COVID-19 di Shanghai, China, Senin (31/5/2022). Foto: Aly Song/REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Shanghai dan Beijing kembali menetapkan status siaga COVID-19 pada Kamis (9/6). Pemicunya, karena kasus harian kembali mengalami peningkatan.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Reuters, Jumat (10/6), China melaporkan 240 kasus COVID-19 baru pada Rabu (8/6). Rinciannya, 70 di antaranya mengalami gejala dan 170 tidak menunjukkan gejala.
Pemerintah setempat kembali melakukan pembatasan ketat dan penutupan terhadap tempat hiburan. Selain itu, jutaan penduduk harus melakukan pemeriksaan COVID-19 massal.
Padahal, Shanghai dan Beijing barus saja melonggarkan pembatasan COVID-19 dan lockdown karena kasus telah terkendali. Kini, mereka kembali menerapkan pembatasan ketat dan memicu ekonomi mereka runtuh.
Penduduk Shanghai saat ini dilanda kegelisahan akibat peningkatan kasus COVID-19 dan kebijakan pembatasan ketat ini.
"Kapan ini akan berakhir?" kata seorang pengguna aplikasi Weibo -media sosial seperti Twitter di China-.
"Aku hanya ingin hidup normal," tulis pengguna lainnya.
Para pekerja membongkar penghalang di daerah perumahan jelang mengakhiri lockdown COVID-19 di Shanghai, China, Senin (31/5/2022). Foto: Aly Song/REUTERS
Dari ratusan kasus baru COVID-19, kasus di salon kecantikan Red Rose Shanghai menjadi sorotan. Pemerintah setempat mendapati ada tiga kasus baru.
ADVERTISEMENT
Sejak kembali buka pada 1 Juni, salon tersebut telah melayani 502 pelanggan. Dari penyelidikan awal, beberapa dari 16 karyawan salon tidak menjalani tes COVID harian seperti yang diwajibkan.
Sedangkan 90.000 orang yang terkait dengan staf atau pelanggan Red Rose telah diuji.
Presiden Tiongkok Xi Jinping menyanyikan lagu kebangsaan selama upacara pembukaan Konferensi Konsultatif Politik Rakyat China (CPPCC) di Aula Besar Rakyat di Beijing pada Jumat (4/3/2022). Foto: Matthew Walsh/AFP
China menerapkan aturan konservatif dalam penanganan COVID-19. Sebab, Presiden China Xi Jinping menerapkan kebijakan nol-COVID dengan menerapkan lockdown dan pembatasan ketat.
Pemerintah menekankan, kebijakan ini diperlukan untuk melindungi orang tua dan sistem medis negara. Padahal, negara lain di dunia termasuk Indonesia saat ini mulai mencoba hidup berdampingan dengan virus corona.