Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Penumpang yang turun di Stasiun Moda Raya Terpadu (MRT ) Dukuh Atas tak perlu repot jika ingin menunggu ojek online (Ojol). Tak jauh dari stasiun, tepatnya di Jalan Blora dekat Stasiun KRL Sudirman, fasilitas shelter (tempat pemberhentian) sudah tersedia.
ADVERTISEMENT
Shelter tersebut dapat digunakan sebagai titik antar-jemput juga tempat untuk sopir ojol beristirahat dan bercengkerama. Yang paling utama, fasilitas ini efektif mengurangi kemacetan akibat sopir dan penumpang yang berhenti di badan jalan atau depan pintu stasiun.
kumparan ikut merasakan kenyamanan shelter ojol di dekat MRT Dukuh Atas ini. Terdapat dua tenda hijau cukup besar dilengkapi tempat duduk yang bisa dipakai sopir dan penumpang untuk berteduh.
Pantauan kumparan, banyak sopir ojol yang memanfaatkan tempat ini. Mereka menunggu penumpang sambil istirahat, makan, dan berbincang-bincang dengan sopir lainnya.
Kira-kira itulah yang dirasakan Subhan (26), salah seorang sopir ojol. Subhan mengaku bisa menunggu order-an dengan nyaman.
"Kalau di jalan, bikin macet. Pagi-pagi biasanya sudah penuh itu [jalanan], macet banget," ujar Subhan.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, Subhan mengaku masih banyak penumpang dan ojol yang berhenti dan menunggu di sembarang tempat. Ini membuat kondisi jalan semakin macet, karena banyak yang berhenti di bahu jalan.
"Masih banyak juga yang antar-jemput di pinggir stasiun. Ada juga penumpang enggak tahu shelter itu apa, di mana. Mungkin butuh sosialisasi kali, ya. Saya setuju, enak, kok, ada shelter," tutur Subhan.
kumparan lalu mewawancarai Kamil, salah seorang penumpang yang masih menunggu di depan stasiun. Kamil mengaku menunggu di depan stasiun karena sudah berjanjian dengan sopir ojol yang ia pesan.
Meski begitu, Kamil setuju dengan kehadiran shelter ojol di dekat stasiun MRT. Menurutnya, fasilitas ini sangat bermanfaat untuk pengguna transportasi umum.
ADVERTISEMENT
"Setuju. Manfaatnya biar enggak macet, kan," tuturnya.
Dua penumpang lainnya mengaku tak menunggu di shelter karena masalah harga jarak tempuh ojol. Namun, saat ditanya apakah mereka bersedia menunggu di shelter untuk mengurangi kemacetan, mereka sama sekali tidak keberatan.
"Di shelter kadang ribet. Kadang lebih mahal ojeknya di sana daripada di sini," tutur seorang penumpang. "Tapi kita, sih, oke-oke saja, kalau di shelter (dan aturannya harus di shelter). Setuju-setuju saja," sebutnya.
Petugas MRT yang ditemui kumparan mengaku masih banyak penumpang yang menunggu dan turun di depan pintu stasiun. Meski begitu, ia tetap mengimbau untuk menunggu ojol di shelter yang telah disediakan.
"Masih banyak yang berhenti di sini (pintu stasiun). Kita saja kewalahan. Kita ingatin terus. Ya, kalau yang turun okelah, enggak lama. Tapi yang naik atau nunggu langsung, kita suruh jalan," kata petugas tersebut.
ADVERTISEMENT
"Ya, biasanya sore jam 16.00 WIB itu padat. Kita paling enggak petugas bertiga stanby di sini buat jaga. Sebaiknya, ya, di shelter semua," sambungnya.
Sebagai catatan, Keberadaan shelter ojol sudah sesuai dengan Pasal 8 ayat a dan b Permenhub Nomor 12 Tahun 2019. Pasal 8 ayat a menyebutkan:
"Pengemudi harus berhenti, parkir, menaikkan, dan menurunkan penumpang di tempat yang aman dan tidak mengganggu kelancaran lalu lintas sesuai dengan peraturan perundang-undangan."
Pasal Pasal 8 ayat b, disebutkan:
"Bagi pengguna sepeda motor yang digunakan untuk kepentingan masyarakat dengan aplikasi berbasis teknologi informasi, shelter harus disediakan oleh perusahaan aplikasi."
Sejauh ini, MRT telah menyediakan dua shelter ojol untuk para penumpangnya. Yakni di dekat Dukuh Atas dan di Stasiun Lebak Bulus.
ADVERTISEMENT