Si Aming Petani Cabai di Ujung Bogor

2 Januari 2017 15:46 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Perkebunan cabai China disegel (Foto: Kevin Kurnianto/kumparan)
Tak ada warga Sukadamai, Sukamakmur, Bogor tahu bagaimana para pekerja asal China bisa bertani cabai di daerahnya. Yang mereka tahu, Juli 2016 ada beberapa orang yang datang ke lahan tak terpakai seluas lebih dari 1 hektar.
ADVERTISEMENT
Yang warga dengar, lahan itu disewa dan akan ditanam untuk pertanian cabai. Beberapa warga direkrut menjadi kuli tanam.
"Dulunya lahan karet," ungkap Jaman yang ditemui pertengahan Desember lalu.
Warga yang menjadi kuli tanam, kemudian membersihkan lahan. Setelah itu mereka menaburi benih yang diberikan beberapa pria asing berkulit putih. Satu yang dikenal bernama Aming, pria berusia 40-an tahun yang terkadang mengobrol ala kadarnya terkait penanaman cabai.
"Yang kami kenal cuma namanya Aming. Mau ngomong banyak juga susah, bahasanya nggak ngerti," ujar Jaman yang juga petugas Linmas.
Lahan bekas ditanami cabai itu kembali terbengkalai. Tanaman cabe yang dulu rimbun menghias lahan sudah dicabut dan dibakar Badan Karantina. Petugas menyebut benih yang ditebar beracun.
ADVERTISEMENT
"Yang punya izin tanah garapan ini orang Indonesia, orang Bangka," terang Jaman yang menemani dan mengantarkan kumparan dengan mobil jeepnya ke lokasi.
Perkebunan cabai China di Bogor (Foto: Kevin Kurnianto/kumparan)
Lokasi pertanian ini memang cukup jauh dari pemukiman warga Sukamakmur. Dengan mobil sekitar 20 menit dari kantor desa. Dari Jakarta total butuh waktu 2,5 jam, begitu keluar tol Gunung Putri langsung menuju ke arah Jonggol.
Tak pernah ada obrolan antara penduduk dan pekerja asing yang menjadi mandor untuk para kuli tanam itu. Jaman mendapat keterangan dari warga yang bekerja di pertanian itu, mereka diminta menabur benih di lahan yang sebelumnya sudah dibersihkan.
"Warga nggak tahu kalau itu pekerja ilegal, saya saja tahu-tahu ada penggerebekan," ujar Jaman.
Kabar yang diperoleh, aktivitas pekerja China menanam cabai itu diketahui seorang aparat keamanan yang melakukan pengecekan. Kemudian, karena tak bisa berbahasa Indonesia kemudian dilaporkan ke Imigrasi Bogor. Hingga pada awal November lalu dilakukan penggerebekan. Dan ternyata empat pekerja China itu tak memiliki izin kerja.
ADVERTISEMENT
Perkebunan cabai China disegel (Foto: Kevin Kurnianto/kumparan)
Tak beberapa lama setelah Imigrasii bergerak, petugas Karantina datang dan memusnahkan tanaman cabai yang sudah tumbuh setinggi 50 cm. Tanaman itu dibakar petugas. Setelah semuanya berlalu, lahan itu kembali sepi, tak ada aktivitas. Hanya garis kuning yang memberi tanda kalau lahan itu sudah disegel.