Si Sasaran Amarah Rakyat Kazakhstan ‘Pak Tua’ Nursultan Nazarbayev

10 Januari 2022 14:23 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mantan presiden Kazakhstan Nursultan Nazarbayev Foto: Alexey NIKOLSKY/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Mantan presiden Kazakhstan Nursultan Nazarbayev Foto: Alexey NIKOLSKY/AFP
ADVERTISEMENT
Kerusuhan di Kazakhstan yang terjadi pekan lalu mengejutkan dunia. Para pengunjuk rasa tak hanya memprotes harga LPG yang melambung, tetapi juga menyerukan “Pak Tua” untuk mundur.
ADVERTISEMENT
Seruan “Pak Tua, minggir!” oleh para pengunjuk rasa bukan ditujukan pada Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev, melainkan eks Presiden Nursultan Nazarbayev.
Pria berusia 81 tahun itu mundur dari jabatan presiden pada 2019 lalu. Tetapi nyatanya, ia masih menjadi tokoh paling berpengaruh di negara Asia Tengah tersebut. Bahkan, tak sedikit yang berpikir Tokayev “dikendalikan” oleh Nazarbayev.

Siapa Nursultan Nazarbayev?

Nazarbayev dulunya adalah presiden yang selalu dibanjiri pujian oleh pendukung dan simpatisannya.
Nazarbayev, seorang anak dari keluarga kelas bawah, lahir pada 6 Juli 1940 silam. Ia mengenyam pendidikan di bidang teknik di Dneprodzerzhinsk (sekarang Dniprodzerzhynsk, Ukraina) pada 1960.
Mantan presiden Kazakhstan Nursultan Nazarbayev Foto: EMMANUEL DUNAND/AFP
Kemudian, ia melanjutkan pendidikan di Sekolah Teknik Metalurgi Karaganda di Kazakhstan dan lulus pada 1967. Ia bekerja sebagai buruh pabrik baja dan insinyur di Karaganda sejak 1960 hingga 1977.
ADVERTISEMENT
Ia mulai terjun ke dunia politik pada 1962 dan bergabung dengan Partai Komunis Uni Soviet (CPSU).
Nazarbayev dengan cepat melambung dan menjadi anggota tetap Politbiro Kazakhstan pada 1979, Ketua Dewan Menteri Kazakhstan (1984-1989), Sekretaris Pertama Partai Kazakhstan (1989-1991), dan anggota tetap Politbiro CPSU (1990-1991).
Pada 1990, Majelis Soviet mengangkat Nazarbayev, saat itu berusia 50 tahun, sebagai Presiden pertama Republik Kazakhstan di bawah Uni Soviet.

Kepresidenan Nazarbayev

Kazakhstan mendeklarasikan kedaulatannya pada Oktober 1990 dan resmi merdeka dari Soviet pada 16 Desember 1991. Setelah merdeka, Nazarbayev tetap menduduki kursi orang nomor satu. Setelah sekitar lima tahun menjabat, pada 1995, sebuah referendum mengizinkan Nazarbayev untuk memperpanjang periode kepemimpinannya hingga 2000.
Mantan presiden Kazakhstan Nursultan Nazarbayev Foto: Carl Court/Pool via REUTERS
Dikutip dari Britannica, krisis ekonomi yang menghantam Kazakhstan membuat Nazarbayev memutuskan untuk menyelenggarakan pemilu pada 1999, 1,5 tahun lebih awal dari jadwal. Ia pun terpilih kembali menjadi presiden pada 1999, juga pada 2005.
ADVERTISEMENT
Kemudian, pada 2007, amandemen dalam konstitusi menetapkan Nazarbayev dibebaskan dari aturan batas periode jabatan presiden sebanyak dua kali.
Pada pertengahan 2010, Parlemen Kazakhstan menganugerahi gelar ‘Elbasy’ atau ‘Pemimpin Negara’ (Leader of the Nation) kepada Nazarbayev. Dengan adanya gelar ini, posisinya semakin kuat. Aset-aset miliknya terlindungi dan ia kebal dari penuntutan hukum.
Pada April 2011, Nazarbayev kembali ditunjuk sebagai presiden dengan perolehan suara lebih dari 95%. Pun dengan 2015, ia kembali terpilih dengan suara melampaui 95%.
Namun, satu tahun sebelum akhir masa jabatannya—tepatnya pada Maret 2019, Nazarbayev memutuskan untuk mundur. Ia pun memilih Kassym-Jomart Tokayev sebagai penerusnya.
Meskipun sudah tidak menjabat sebagai presiden, pengaruh Nazarbayev tetap besar. Ia tetap menjabat sebagai Kepala Dewan Keamanan Nasional, ketua partai berkuasa Nur Otan, dan anggota Dewan Konstitusi.
ADVERTISEMENT
Menyusul mundurnya Nazarbayev, Parlemen Kazakhstan memutuskan untuk mengubah nama ibu kota Astana menjadi Nur Sultan.
Presiden Kazakhstan Nazarbayev Foto: Maxim Shemetov/Reuters
Dikutip dari BBC, rentetan pemilihan presiden Kazakhstan—1999, 2005, 2011, dan 2015—yang selalu memenangkan Nazarbayev, dikritik keras oleh pengamat politik asing.
Selama hampir tiga dekade menjabat, Nazarbayev berfokus pada reformasi ekonomi negara yang kaya minyak bumi ini.
Namun, ia menolak pergerakan demokratisasi sistem politik Kazakhstan. Pemerintahan otokratik Kazakhstan terus berjalan di bawah Nazarbayev.
Kritikus menuding Nazarbayev atas korupsi, pelanggaran HAM, hingga membina jalannya “kultus individu” atau “pemujaan kepribadian.” Fenomena ini terjadi ketika pemimpin, biasanya pemimpin politik, menggunakan propaganda hingga patriotisme untuk menciptakan citra heroik atau ideal pada pemimpin tersebut.
Simpatisan Nazarbayev memujanya. Nazarbayev disebut memelihara stabilitas dan perdamaian antaretnis selama reformasi 1990-an. Ia juga dipuji berjasa atas pertumbuhan ekonomi Kazakhstan di awal 2000-an.
Presiden Kazakhstan, Nursultan Nazarbayev. Foto: REUTERS

Sasaran Amarah Rakyat Kazakhstan di Awal 2022

Protes di Kazakhstan, yang sebelumnya cenderung adem ayem, pecah di awal 2022. Pemerintah memutuskan untuk mencabut batasan harga LPG, dengan alasan batasan harga itu memicu kekurangan suplai. Harga pun melambung hingga dua kali lipat.
ADVERTISEMENT
Namun, amarah warga tak hanya mengarah pada kenaikan harga, namun terhadap Nazarbayev. Seruan-seruan “Pak Tua, minggir!” terdengar di berbagai lokasi demo, termasuk di kota terbesar Kazakhstan, Almaty.
Usut punya usut, kemarahan warga terhadap Nazarbayev disebabkan oleh maraknya kesenjangan sosial, kemiskinan, dan tuduhan korupsi di Kazakhstan selama ini.
Dikutip dari The Guardian, ketika Nazarbayev dan keluarganya hidup bergelimang harta, banyak warga Kazakhstan yang tidak bisa menikmati kekayaan tersebut. Rata-rata pendapatan penduduk per tahunnya berkisar di bawah 2.500 Euro atau Rp 40,5 juta per tahun.
Demo tolak kenaikan harga BBM di Kazakhstan. Foto: REUTERS/Pavel Mikheyev
Di Almaty, penduduk melihat Nazarbayev sebagai tokoh “penghasut” yang memecah belah.
“Kazakhstan telah berubah menjadi perusahaan swasta milik keluarga Nazarbayev!” protes warga bernama Saule (58) kepada kantor berita AFP.
ADVERTISEMENT
“Satu klan hidup dengan makmur sementara yang lainnya hidup dalam kemiskinan,” ujar seorang buruh bernama Yermek Alimbayev.
Kemarahan warga terlihat membara ketika para pengunjuk rasa merobohkan patung Nazarbayev di Kota Taldykorgan.
Eks Perdana Menteri Kazakhstan, Akezhan Kazhegeldin, mengatakan Presiden Tokayev saat ini berkuasa dalam bayang-bayang Nazarbayev.
“Menurut saya, banyak orang di jejaring sosial, kritikus, kerap mengatakan dia [Tokayev] adalah boneka dari Nazarbayev, bahwa Nazarbayev berdiri di belakangnya dan memanipulasi dia,” ujar Kazhegeldin, dikutip dari Reuters.
Presiden Kazakhstan, Kassym-Jomart Tokayev. Foto: Reuters/Mukhtar Kholdorbekov
Kazhegeldin dulunya merupakan PM di bawah Nazarbayev pada tahun 1990-an, tetapi memutuskan untuk mundur akibat kekhawatiran soal korupsi di badan pemerintahan. Kini, ia tinggal di Inggris.
Tokayev pun mengambil langkah tegas dan menjawab protes warganya. Ia memecat Nazarbayev dari posisi sebagai Kepala Dewan Keamanan Nasional pada 5 Januari lalu, sembari membubarkan kabinet pemerintahan.
ADVERTISEMENT
Sejak meletusnya kerusuhan hingga situasi mulai mendingin, Nazarbayev sama sekali tidak terlihat di muka publik.