Siap Hadapi Revolusi Industri 4.0, Raden Umar Said Kudus Gelar Marfest

23 Maret 2020 13:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
com-Keseruan Marfest di SMK Raden Umar Said Kudus  Foto: Dok. Djarum Foundation
zoom-in-whitePerbesar
com-Keseruan Marfest di SMK Raden Umar Said Kudus Foto: Dok. Djarum Foundation
ADVERTISEMENT
Pertumbuhan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) semakin pesat di Indonesia. Dari tahun ke tahun, peminatnya banyak. Pertumbuhan ini bukan tanpa sebab. Banyak orang yang menyadari bahwa keberadaan SMK itu penting untuk menciptakan tenaga-tenaga terampil dan siap kerja.
ADVERTISEMENT
Namun sayangnya, revolusi industri 4.0 yang ditandai dengan kemajuan teknologi telah mengubah berbagai kehidupan, salah satunya perubahan dunia kerja. Ya, perubahan dunia kerja yang dipengaruhi revolusi industri 4.0 menjadi tantangan sekaligus peluang lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Revolusi industri ke-4 yang berbasis teknologi dan robotik memunculkan kekhawatiran akan banyaknya lapangan kerja yang hilang. Bahkan, lembaga riset McKinsey, pada 2017, memprediksi dampak revolusi industri 4.0 bisa menghilangkan sebanyak 800 juta lapangan pekerjaan hingga 2030. Tentu Ini menjadi tantangan bagi lulusan SMK.
Kendati demikian, revolusi industri 4.0 juga menciptakan lapangan kerja baru. Namun, lapangan kerja baru tersebut membutuhkan kompetensi sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni.
Berangkat dari inilah, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Raden Umar Said Kudus, Jawa Tengah, membekali siswa SMK menghadapi revolusi industri 4.0 lewat kegiatan Maret Festival (Marfest) yang digelar selama tiga hari, pada 12-14 Maret 2020.
com-Aulia Marinto, VP Marketing Management IndiHome saat menjadi pembicara di Marfest SMK Raden Umar Said Kudus Foto: Maharani Sagita/kumparan
Acara yang digelar oleh SMK Raden Umar Said Kudus, yang merupakan salah satu SMK binaan Djarum Foundation ini menghadirkan 12 tokoh lintas ilmu dan profesi, serta menghelat sejumlah mata acara, seperti kelas inspiratif, pameran karya, peragaan busana dan musik.
ADVERTISEMENT
Melalui kegiatan Marfest ini, seniman hingga praktisi dunia hiburan serta komunikasi memberikan materi untuk menghadapi peluang masa depan yang cukup besar. Contohnya seperti disampaikan Aulia Marinto, VP Marketing Management IndiHome saat menjadi pembicara di kelas inspiratif “Peluang Bisnis Lulusan SMK di Era Masyarakat Digital”.
Dalam kelasnya yang digelar di hari pertama Marfest, Kamis, (12/3), Aulia Marinto memberikan tips kepada siswa SMK bagaimana memanfaatkan teknologi untuk mempromosikan diri kepada perusahaan dan memberikan trik agar perusahaan percaya dengan kemampuan yang dimiliki siswa SMK. Mengingat, masih banyak perusahaan yang membutuhkan jutaan tenaga kerja dengan kemampuan seperti lulusan SMK.
com-Keseruan Marfest di SMK Raden Umar Said Kudus Foto: Dok. Djarum Foundation
“Dengan kemampuan kreativitas, inovasi serta motivasi yang dimiliki lulusan SMK, pada 5-10 tahun ke depan mereka akan menjadi tulang punggung bangsa di bidang digital. Saya optimis lulusan SMK seperti Raden Umar Said Kudus ini punya prospek masa depan yang cemerlang. Peluang mereka di pasar tenaga kerja sangat besar dan banyak perusahaan yang membutuhkan,” kata Aulia.
ADVERTISEMENT
Senada dengan Aulia, Tommy Tjokro yang juga mengisi acara kelas inspiratif di Marfest ini juga mengaku lulusan SMK seperti pelajar SMK Raden Umar Said Kudus, yang dibekali kemampuan mumpuni.
com-Tommy Tjokro saat menjadi pembicara di Marfest SMK Raden Umar Said Kudus Foto: Maharani Sagita/kumparan
"Hard skill mereka sudah tidak diragukan lagi, sekarang tinggal bagaimana mereka bisa mengenalkan kemampuan mereka di publik karenanya soft skill seperti cara komunikasi cukup penting bagi lulusan SMK saat ini," ungkap Tommy.
Selain dua pembicara di Marfest itu, ada pembicara berkompeten lain seperti Naya Anindita (sutradara), Butet Kartaredjasa (pekerja seni), Bene Dion (penulis script), Daryl Wilson (CEO Kumata Studio), Chandra Endroputro (CEO Temotion-Tempo Animation), Aghi Narottama (Komposer Music Film), Mice Cartoon (Komikus), dan sederet nama lain di dunia seni dan kreatif seperti Mahesa Desaga, Eka Adrianie, serta Mia Utari.
ADVERTISEMENT
Galuh Paskamagma selaku Program Associate Djarum Foundation menyampaikan, diselenggarakannya Marfest menjadi salah satu upaya untuk mempersiapkan lulusan yang kompeten, dan siap bekerja di Revolusi Industri 4.0.
"Di Marfest, siswa diberikan kesempatan untuk meningkatkan keterampilan yang dimilikinya dengan mengikuti kelas inspiratif. Lewat kelas inspiratif itulah siswa tak hanya dibekali teori, tapi juga praktik yang langsung diberikan oleh pemateri yang ahli di bidangnya," kata Galuh.
Kelas Inspiratif bebas diikuti dan dipilih oleh siswa, sesuai dengan minat dan ketertarikannya. Hal itu selaras dengan konsep Merdeka Belajar dari Kemendikbud yang sebenarnya telah diterapkan di SMK Raden Umar Said Kudus, yakni para siswa bebas menentukan materi belajar, sesuai dengan passion-nya.
Sementara itu, penggagas Marfest sekaligus praktisi pendidikan, Ita Sembiring mengungkapkan, bahwa Marfest dihadirkan untuk menyerukan merdeka belajar.
ADVERTISEMENT
“Merdeka belajar adalah paradigma baru yang mendorong kebebasan pada masing-masing institusi pendidikan untuk memberi kesempatan kepada peserta didik untuk belajar sesuai dengan apa yang mereka inginkan. Merdeka belajar diyakini mampu menghasilkan inovasi dan memberdayakan peserta didik agar cepat adaptif dengan dunia kerja,” ungkap Ita.
com-Keseruan Marfest di SMK Raden Umar Said Kudus Foto: Dok. Djarum Foundation
Ita melanjutkan, melalui event ini, siswa SMK akan dapat bekal ilmu bertahan hidup agar menjadi lulusan yang kompeten, terutama lagi paham harus berbuat apa ketika mereka sudah menyelesaikan studinya.
Menariknya, kegiatan ini rupanya juga berhasil memikat ratusan siswa SMK, tidak hanya siswa SMK Raden Umar Said Kudus, tetapi juga diikuti oleh siswa di luar sekolah tersebut, salah satunya seperti Yuliana Kartika Sari.
Siswa SMK PGRI 1 Mejobo Kudus ini mengaku sangat tertarik untuk mengikuti Marfest yang digelar di SMK Raden Umar Said Kudus. “Saya tahu kegiatan ini dari Facebook, terus saya daftar, karena saya ingin mendapatkan pengalaman dan ilmu dari narasumber supaya saya punya gambaran nanti saat saya terjun di dunia kerja,” kata Yuli — sapaannya — saat ditemui kumparan, Kamis, (12/3) di SMK Raden Umar Said Kudus.
ADVERTISEMENT
Sama seperti Yuli, Winarta Wicaksana juga mengaku senang dengan adanya kegiatan ini. Saat ditemui kumparan, siswa jurusan Desain Komunikasi Visual (DKV) SMK Raden Umar Said Kudus mengatakan, Marfest bisa membuatnya tahu apa saja yang harus disiapkan nantinya saat sudah lulus sekolah.
com-Winarta, siswa SMK Raden Umar Said Kudus jurusan Desain Komunikasi Visual (DKV) Foto: Maharani Sagita/kumparan
“Walaupun baru kelas 10, tapi saya senang ikut terlibat jadi kepanitian acara ini sekaligus saya jadi tahu nanti kalau sudah lulus, apa saja yang harus saya persiapkan agar bisa diterima di perusahaan serta tahu bagaimana cara memanfaatkan teknologi untuk mengembangkan diri agar mampu bersaing di dunia kerja yang sudah memasuki revolusi industri 4.0.,” kata Winarta kepada kumparan.