Siap-siap Sekolah Tatap Muka Dimulai Juli 2021

26 Februari 2021 8:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Siswa mendengarkan materi pelajaran sambil mengenakan masker saat hari pertama dimulainya kembali belajar tatap muka di SMAN 5 Kota Jambi, Jambi, Rabu (17/2/2021). Foto: Wahdi Septiawan/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Siswa mendengarkan materi pelajaran sambil mengenakan masker saat hari pertama dimulainya kembali belajar tatap muka di SMAN 5 Kota Jambi, Jambi, Rabu (17/2/2021). Foto: Wahdi Septiawan/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Pemerintah memastikan sekolah tatap muka akan dimulai pada Juli mendatang. Rencana ini akan direalisasikan usai guru, dosen, dan para tenaga pendidik lainnya selesai mendapat vaksinasi corona.
ADVERTISEMENT
Presiden Jokowi menargetkan vaksinasi terhadap 5,7 juta guru menjadi tonggak awal sekolah dibuka di masa pandemi.
"Dan targetnya pada bulan Juli nanti 5 juta guru, tenaga pendidik, dan kependidikan semuanya insyaallah sudah bisa segera kita selesaikan. Sehingga bulan Juli saat mulai ajaran baru semuanya bisa berjalan normal kembali. Saya kira targetnya itu," tutur Jokowi saat meninjau vaksinasi untuk guru pada Rabu (24/2/2021).

Sekolah Tatap Muka Secara Bertahap

Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman memastikan proses berlangsung sekolah tatap muka di wilayahnya. Foto: Dok. Humas Pemko Banda Aceh
Meski sekolah dan perkuliahan akan dibuka kembali, namun Kemendikbud memastikan akan dijalankan secara bertahap.
"Dibuka seluruhnya serentak, tapi dengan bertahap dan tidak tatap muka murni," kata Dirjen PAUD Dikdasmen Kemendikbud Jumeri saat berbincang dengan kumparan melalui telepon, Kamis (25/2).
Tidak tatap muka murni yan dimaksud Jumeri adalah tidak semua murid datang ke sekolah, ada sebagian yang juga tetap mengikuti Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dari rumah.
ADVERTISEMENT
Jumeri memastikan orang tua memiliki hak untuk memberikan izin anaknya sekolah tatap muka.
"Nanti kalau ortu masih khawatir anak-anaknya bisa tidak masuk ke sekolah atau tetap PJJ. Ini blended learning, campuran tatap muka dan jarak jauh, belum murni tatap muka. Prokesnya juga ketat," jelas Jumeri.
Dirjen PAUD dan Dikdasmen Kemendikbud, Jumeri. Foto: Afiati Tsalitsati/kumparan
Selain itu, siswa yang setiap berangkat sekolah menggunakan angkutan umum diizinkan untuk tak mengikuti sekolah tatap muka. Pemda pun diminta untuk memperhatikan masalah keamanan di angkutan umum dari potensi penularan corona.
"Daerah berkoordinasi dengan Dishub untuk memastikan transportasi kita semakin aman. Kalau ada anak-anak kesulitan mengakses transportasi dan orang tua juga tidak bisa mengantar, dia bisa tidak datang ke sekolah dulu atau tetap jarak jauh," terang Jumeri.
ADVERTISEMENT

Alasan Sekolah Tatap Muka Dibuka, Meski Siswa Belum Divaksin

Presiden Jokowi meninjau proses vaksinasi para guru dan lansia di SMA Negeri 70 Bulungan , Jakarta Selatan, Rabu (24/2). Foto: Agus Suparto/Presidential Palace
Jumeri menjelaskan alasan kepada sekolah tatap muka akan segera dibuka. Padahal siswa dan anak-anak sampai saat ini belum ada rencana untuk divaksin.
"Ini dilakukan karena guru berisiko lebih tinggi daripada anak-anak. Dan vaksinnya juga terbatas jumlahnya. Setelah semua divaksin sekolah diharap membuka pembelajaran tatap muka dengan prokes yang ketat," terangnya.
Guru membagikan buku pelajaran kepada pelajar pada hari pertama sekolah tatap muka di SD Negeri 42, Banda Aceh, Aceh, Senin (4/1/2021). Foto: Irwansyah Putra/ANTARA FOTO
Sejauh ini memang belum ada vaksin corona yang lolos uji klinis untuk digunakan anak-anak. Beberapa kandidat sampai saat ini masih dalam proses uji klinis.
Meski demikian, Jumeri merasa sekolah tatap muka lebih baik daripada sistem PJJ, meski ada risiko yang harus ditekan seminimal mungkin. Sebab PJJ yang sudah berlangsung hampir setahun mulai menimbulkan dampak kelelahan bagi siswa dan orang tua.
ADVERTISEMENT
"Kita juga takut anak-anak kita kehilangan kesempatan belajar yang baik. Karena belajar di sekolah lebih baik," tutur Jumeri.

Sekolah Tatap Muka Perlu Persiapan Matang

Siswa mencuci tangannya sebelum memasuki kelas saat hari pertama dimulainya kembali belajar tatap muka di SMAN 5 Kota Jambi, Jambi, Rabu (17/2/2021). Foto: Wahdi Septiawan/ANTARA FOTO
Jubir Satgas COVID-19 Prof Wiku Adisasmito mengingatkan beberapa hal terkait pembukaan sekolah. Ada kriteria yang harus dipenuhi.
Kriteria tersebut, kata Wiku, bisa dilihat dari sisi epidemiologi dan kesiapan sarana dan prasarana juga harus diperhatikan secara matang
"Kriterianya harus cek dari segi kasus COVID-19 di daerah setempat (terkendali atau tidak), kesiapan fasilitas pendukung, serta kesiapan unsur penyelenggaran upaya belajar mengajar," tutur Wiku saat dihubungi.
Oleh karena itu, Wiku mendorong adanya simulasi kesiapan sekolah tatap muka.

Masukan Komisi X DPR

Guru memberikan materi pelajaran kepada siswa di dalam kelas sambil mengenakan masker saat hari pertama dimulainya kembali belajar tatap muka di SMAN 5 Kota Jambi, Jambi, Rabu (17/2/2021). Foto: Wahdi Septiawan/ANTARA FOTO
Komisi X DPR yang membidangi masalah pendidikan DPR merespons soal rencana pemerintah membuka sekolah tatap muka.
ADVERTISEMENT
Wakil Ketua Komisi X, Abdul Fikri Faqih, mengatakan keputusan ini tidak cukup hanya karena guru sudah divaksin. Namun juga harus mempertimbangkan masalah lain, mulai dari vaksinasi untuk siswa hingga zona penularan corona.
"Saya kira bukan masalah terburu-buru atau tidak. Yang pertama muridnya sudah divaksin apa belum? Sebaiknya kalau murid juga belum divaksin sama saja dengan menularkan kan," kata Fikri, Kamis (25/2).
"Kedua, daerah itu masih tergolong merah atau tidak? Kalau masih terus merah ndak ada tanda-tanda, meskipun sudah divaksin tapi masih terus naik apa harus dipaksakan" tambahnya.
Pelajar membenahi masker adiknya pada hari pertama sekolah tatap muka di SD Negeri 42, Banda Aceh, Aceh, Senin (4/1/2021). Foto: Irwansyah Putra/ANTARA FOTO
Politikus PKS itu juga mengingatkan agar kebijakan sekolah tatap muka melibatkan banyak pihak, tak sekadar kepentingan pemerintah. Namun kenyataannya tak sesuai dengan kondisi di lapangan
ADVERTISEMENT
"Jangan hanya top down kemudian dibuat secara teknokrasi menjadi apakah surat edaranlah, instruksi presiden atau apa. Itu kan hanya top down dan teknokratik saja, tidak mendengarkan dari bawah akhirnya bisa tidak efektif," ujarnya.
Infografik Aturan Pembelajaran Tatap Muka di Sekolah. Foto: kumparan