Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Siap Tantang Kang Emil, Dedi Mulyadi Ingin Duet dengan Kader PDIP
6 Agustus 2017 11:39 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
ADVERTISEMENT
Partai Golkar sudah resmi mengajukan nama Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi untuk menjadi calon gubernur di Pilgub Jawa Barat 2018. Untuk memuluskan langkahnya berlaga di Pilgub Jabar, Dedi mengatakan Partai Golkar harus berkoalisi dengan PDI Perjuangan.
ADVERTISEMENT
"Yang paling strategis sih Golkar dengan PDIP. Paling strategis karena pertama platform partainya sama. Kemudian PDIP memiliki 20 kursi, Golkar memiliki 17 kursi dan keduanya relatif memiliki kursi yang banyak di setiap daerah," kata Dedi saat menghadiri akikah putri ketiga Sekjen Gokar Idrus Marham di kediaman Idrus di Cibubur, Jakarta Timur, Minggu (6/8).
Dedi pun mengakui membangun komunikasi dengan PDIP, baik secara individu maupun atas nama kepartaian. Namun untuk keputusan terakhir, ia menyerahkan sepenuhnya ke pengurus pusat dari kedua partai.
"Dari sisi kelembagaan sudah sering ngobrol-ngobrol sudah sering. Tapi kan bagaimanapun keputusan ada di DPP partai masing-masing," ujarnya.
Terkait soal apakah PDIP sebagai partai pemenang pertama pemilu 2014 lalu akan mengalah dengan Golkar untuk mengusung kadernya menjadi cawagub, Dedi menjelaskan belum mendapatkan pernyataan resmi dari PDIP.
ADVERTISEMENT
"Yah kita kan belum mendapatkan pernyataan resmi DPP PDIP. Tapi arah untuk melakukan sama-sama komunikasi politik dan kerja sama akan kita lakukan," jelasnya.
Ia menjelaskan bahwa di Pilgub Jabar nanti, Golkar tak akan mungkin berduet dengan Ridwan Kamil yang telah diusung sebagai calon gubernur oleh Partai Nasdem.
"Enggak. Golkar mencalonkan gubernur," ujarnya.
Ia mengaku siap berduel dengan siapa pun, termasuk dengan Ridwan Kamil yang secara popularitas, berdasarkan beberapa survei terakhir, masih lebih tinggi darinya.
"Kan bukan persaingan, meraih simpati publik. Kalau ingin meraih simpati publik saya siap dong. Sebanyak-banyaknya publik simpati," pungkasnya.
Live Update
ASN Kemendiktisaintek membentangkan spanduk bertuliskan "Institusi Negara Bukan Perusahaan Pribadi Satryo dan Istri", Senin (20/1). Sejumlah karangan bunga bertuliskan kata-kata satir juga ditujukkan kepada Menteri Satryo Soemantri.
Updated 20 Januari 2025, 13:49 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini