Siapa Bambang Arianto yang Mengaku Dosen di Yogya dan Melecehkan Modus Swinger?

4 Agustus 2020 13:50 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pelecehan seksual Foto: Nugroho Sejati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pelecehan seksual Foto: Nugroho Sejati/kumparan
ADVERTISEMENT
Beberapa hari ini, jagat media sosial digegerkan dengan video pengakuan dari seorang pria bernama Bambang Arianto.
ADVERTISEMENT
Pria tersebut mengaku telah melakukan pelecehan seksual dengan modus penelitian swinger (saling bertukar pasangan). Diduga korban Bambang ini mencapai 300 orang terhitung dari tahun 2014.

Lalu siapakah Bambang Arianto ini? Berikut fakta yang dikumpulkan kumparan.

- Alumni UGM dan UII
Bambang Arianto ini pada masa mudanya diketahui sebagai sosok aktivis. Dia menempuh pendidikan sarjana dengan Program Studi Akuntansi Universitas Gadjah Mada (UGM). Kemudian dia melanjutkan studinya di magister di Fisipol UGM.
"Iya tercatat sebagai alumni UGM. Tapi lulus tahun berapanya saya kok belum bisa memastikan," kata Kabag Humas dan Protokol UGM, Iva Ariani, Selasa (4/7).
Selain mendapat gelar S2 di UGM, Bambang ini juga menempuh studi di Universitas Islam Indonesia (UII). Saat dikonfirmasi, pihak UII membenarkan Bambang sudah lulus tahun 2020.
ADVERTISEMENT
"Penelusuran kami menemukan bahwa BA (Bambang) sudah lulus dari Program Magister Akuntansi Fakultas Bisnis dan Ekonomika UII. Tahun 2020 ini," kata Kepala Bidang Humas UII Ratna Permata Sari.
- Terobsesi Menjadi Dosen UNU
Kemampuan akademis yang mumpuni itu membuat dirinya terobsesi menjadi dosen Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Yogyakarta.
Sayangnya, lantaran dia lulusan S2 Fisipol, maka dia belum bisa menjadi dosen prodi akuntansi. Dia pun melanjutkan kuliah ke UII itu untuk mendapatkan gelar yang sesuai dengan prodi yang ada di UNU.
"Jadi saya perlu memberi penjelasan, Bambang itu secara formal bukan dosen dan bukan karyawan. Kalau dosen, dia belum S2 untuk menjadi dosen tidak mungkin. Memang dia berkeinginan jadi dosen UNU maka melanjutkan studi S2 akuntansi lagi di UII," ujar Wakil Rektor I UNU Abdul Ghoffar, Senin (3/8).
ADVERTISEMENT
Ghoffar menjelaskan Bambang ini memang lulusan S2 Fisipol UGM akan tetapi di UNU tidak ada prodi tersebut. Sehingga dia melanjutkan kuliah kembali pada jurusan akuntansi.
"Jadi dia memang nggak ngantor karena nggak punya kantor bukan staf kita. Kalau sering datang membantu kalau di UNU kan terbuka untuk semua orang," ujarnya.
"Mas Bambang itu belum ada secarik kertas yang menyatakan dia staf UNU. Dosen kan syarat S2, background dia S1 akuntansi. Dia setahun ini jarang ke UNU, bahkan nggak pernah," katanya.
- Tersandung Pelecehan Seksual Tahun 2004
Selain kasus yang tengah viral kali ini, Bambang ternyata juga sudah pernah melakukan pelecehan seksual pada tahun 2004 lalu. Hal itu diungkapkan ID, salah seorang korban Bambang yang kemudian menelusuri fakta-fakta yang ada.
ADVERTISEMENT
"Dia ekonomi ada yang kena pelecehan (pada tahun) 2004 (oleh) anak Fisipol UGM, yang dicium paksa itu dan diraba dan dipeluk sangat erat, tak senonoh itu. Tapi tidak kapok," kata ID.
Selain itu Bambang kedapatan juga pernah melakukan pelecehan seksual kepada psikolog. Bambang datang ke psikolog bukan untuk konsultasi, tetapi justru onani.
"Ada yang satu masa dia mengejar psikolog. Dia buka celana dan onani di depan psikolog kemudian datang ke psikolog lain," ujarnya.
Ilustrasi pelecehan seksual Foto: Nugroho Sejati/kumparan
- 50 Korban Telah Berkonsolidasi
Sementara untuk kasus chat mesum swinger yang dilakukan sejak 2014, 50 korban sudah saling berkonsolidasi. Bambang sendiri telah beristri.
"Jadi saya nanya berapa perempuan yang sudah dijapri dia bilang 'waduh banyak banget, tidak ngitung'. Dia bilang semua temen FB-nya dijapri. Seminggu rata-rata ada yang baru. Saya ngitung berarti selama 6 tahun dari 2014 yang sudah lapor 52 kali 6 sudah 300-an. Dia bilang mungkin segitu, dia nganggep enteng. Bisa lebih (korbannya)," katanya.
ADVERTISEMENT
ID menjelaskan, 50 korban ini mayoritas merupakan alumni UGM. Termasuk ID juga merupakan Fakultas Hukum UGM. Bambang ini juga alumni Fakultas Ekonomi UGM, dia menyasar grup-grup komunitas dan kemudian mengirim pesannya ke member grup.
"Modusnya macam-macam, ada berdalih penelitian, curhat ortu, curhat istri, berdalih mau bisnis. Ada yang dia pura-pura jadi istrinya, itu aktif banget. Eksplisit, konten seperti suami senang dioral, swinger, dan lain-lain," ujarnya.
ID menyebut kelakuan Bambang ini adalah eksibisionis dalam bentuk teks dan verbal. Ketika korban memarahinya pelaku tidak ada rasa takut dan justru cari korban lain.
"Iya mayoritas begitu. Dia itu kenikmatannya adalah bercerita pada perempuan baik-baik," katanya.
- Fokus Pendampingan Korban
ID menjelaskan, atas dibukanya kasus ini dia berharap tidak ada lagi korban dari Bambang. Dia juga fokus mengumpulkan para korban untuk mendampingi para korban. Sementara untuk kasus hukum, pihaknya belum ada rencana arah ke sana.
ADVERTISEMENT
"Jadi kami belum memutuskan bagaimana (langkah hukum). Karena ada kejadian yang lama. Ini kan mengendap karena korban tahunya menjadi satu-satunya korban, mereka malu dan sebagainya," katanya.
- Tiga Kampus Siap Beri Pendampingan Korban
Tiga kampus yang turut terseret dalam kasus ini menyatakan siap untuk melakukan pendampingan kepada korban jika memang ada korban dari masing-masing kampus tersebut. Tiga kampus itu adalah UII, UGM, dan UNU.
"UII siap memberikan pendampingan psikologis bagi korban yang melapor. selain itu LKBH UII juga siap mendampingi korban jika akan menempuh jalur hukum," kata Ratna.
***
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)