Siapa Jenderal di Lingkar Jokowi yang Ingin Kudeta Partai Demokrat?

1 Februari 2021 18:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Agus Harimurti Yudhoyono (kiri) dan Susilo Bambang Yudhoyono (kanan) di Kongres V Partai Demokrat di Jakarta. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Agus Harimurti Yudhoyono (kiri) dan Susilo Bambang Yudhoyono (kanan) di Kongres V Partai Demokrat di Jakarta. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menuding ada pejabat di lingkaran pemerintahan Presiden Jokowi yang ingin menggulingkan posisinya sebagai ketum.
ADVERTISEMENT
Disebut-sebut, tokoh yang dimaksud AHY adalah seorang jenderal. Menurut Wasekjen Partai Demokrat Jansen Sitindaon, eks Ketum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berjasa kepada sang jenderal.
"Aku hanya ingin mengetukmu sebagai sesama orang yang di dalam diri kita ada jasa Pak SBY. Kudoakan engkau baik-baik saja jenderal, tidak kena karma atas lupanya engkau akan sejarah dirimu," ujar Jansen dalam akun Twitter @jansen_jsp, dikutip pada Senin (1/2).
Tidak dirinci oleh Jansen siapa 'jenderal' yang ditulisnya.
Namun, baik dalam kabinet pemerintahan SBY saat menjadi presiden dua periode pada 2004-2014, maupun dua periode kepemimpinan Presiden Jokowi saat ini, memang terdapat beberapa jenderal yang mengisi posisi strategis.
Presiden Joko Widodo (kanan) menerima kunjungan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Istana Merdeka, Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
Lantas, siapakah jenderal yang disebut ingin menggulingkan posisi AHY? Mari kita siapa saja jenderal yang mengisi pemerintahan Jokowi, baik dari kalangan TNI maupun Polri.
ADVERTISEMENT
Menko Maritim Luhut Binsar Panjaitan (kiri), bersama Joko Widodo di Hambalang. Foto: ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
Luhut menjadi jenderal andalan Jokowi sejak awal memimpin periode pertama. Pada awalnya, Luhut ditunjuk Jokowi sebagai Kepala Staf Kepresidenan pertama sejak Desember 2014 hingga September 2015. Lembaga KSP ini memang baru pertama terbentuk di era Jokowi.
Kemudian, pada reshuffle jilid I, Luhut digeser Jokowi untuk menjadi Menko Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Polhukam). Ia lalu digeser lagi pada reshuffle kedua Juli 2016 menjadi Menko Bidang Kemaritiman, dan berlanjut hingga kini dengan tambahan nomenklatur menjadi Menko Kemaritiman dan Investasi.
Sebelum itu, Luhut berkiprah di dunia militer dengan jabatan terakhirnya sebagai Komandan Pendidikan dan Latihan TNI AD (1997-1998). Ia pensiun dengan pangkat jenderal berbintang empat purnawirawan.
Luhut memang tidak pernah menjadi pejabat pemerintahan di era SBY. Namun, dari segi angkatan di militer, Luhut merupakan senior SBY. Luhut masuk Angkatan Bersenjata RI (Akabri) dan lulus tahun 1970, sedangkan SBY lulus 1973.
ADVERTISEMENT
Kepala Staf Kepresidenan RI Dr. Moeldoko saat memimpin Rapat Koordinasi Rencana Produksi Ventilator Dalam Negeri di Situation Room Bina Graha, Jakarta. Foto: Dok. KSP
Sama seperti Luhut, Moeldoko juga jadi jenderal yang diandalkan Jokowi untuk mengisi posisi strategis di pemerintahan. Moeldoko dipercaya Jokowi sebagai Kepala Staf Kepresidenan mulai Januari 2018, melanjutkan posisi Luhut dan Teten Masduki yang digeser ke jabatan lain.
Termasuk di Kabinet Indonesia Maju atau periode kedua Jokowi, ia masih dipercayakan sebagai Kastaf.
Pria berusia 63 tahun ini juga pernah mengisi posisi strategis saat pemerintahan SBY. Moeldoko pernah menjadi KSAD pada periode 20 Mei 2013-30 Agustus 2013.
Masih di era SBY, Moeldoko kemudian naik pangkat jadi Panglima TNI, terhitung 30 Agustus 2013-8 Juli 2015. Pria lulusan Akmil 1981 itu kemudian pensiun dengan pangkal jenderal purnawirawan.
Wiranto memberikan sambutan saat menghadiri acara silaturahmi dengan keluarga besar Kemenko Polhukam di Jakarta, Sabtu (19/10/2019). Foto: ANTARA FOTO/Humas Kememko Polhukam
Jenderal TNI (Purn) Wiranto pernah menjadi menteri pada era Presiden Gus Dur selepas purna dari tugas kemiliterannya. Eks Panglima ABRI itu kemudian ditunjuk Presiden Jokowi untuk menjadi Menko Polhukam menggantikan Luhut, dengan periode jabatan 27 Juli 2016-20 Oktober 2019.
ADVERTISEMENT
Saat ini, Wiranto menjabat sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) sejak Desember 2019.
Sama seperti Luhut, Wiranto merupakan senior SBY yakni lulusan angkatan 1968. Pada era SBY, Wiranto juga tak memiliki jabatan di pemerintahan.
Tito Karnavian saat menjabat sebagai Kapolri di Istana Kepresidenan, Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
Tito Karnavian dipercaya sebagai Menteri Dalam Negeri pada kepemimpinan Jokowi-Ma'ruf Amin. Tito yang kini kembali menjadi warga sipil pensiun dini sebagai Kapolri, setelah Jokowi menunjuknya sebagai Mendagri.
Jenderal polisi ini juga pernah menempati posisi strategis saat masih aktif di Polri dan era kepemimpinan SBY.
Pada November 2009-Oktober 2010, ia menjabat sebagai Kepala Densus 88 Antiteror. Kemudian ia digeser menjadi Kapolda Papua dengan masa jabatan 21 September 2012-16 Juli 2014.
Karier Tito pun kian menanjak saat ditunjuk sebagai Kapolda Metro Jaya pada 2015, atau saat Jokowi sudah menjabat sebagai Presiden RI. Lulusan Akpol 1987 itu kemudian dipromosikan sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), dan puncaknya sebagai Kapolri pada Juli 2016 hingga Oktober 2019.
ADVERTISEMENT
Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Jenderal Polisi (Purn) Budi Gunawan sejak September 2016 dipercaya menjabat sebagai Kepala Badan Intelijen Negara (BIN). Sebelum jadi Kepala BIN, Budi merupakan Wakapolri dengan periode 22 April 2015-9 September 2016.
Lulusan Akpol 1983 itu pernah mengisi jabatan strategis di Polri saat masa kepemimpinan SBY.
Ia merupakan Kapolda Jambi (2008-2009), Kapolda Bali (Maret 2012-Desember 2012), dan Kepala Lembaga Pendidikan Polri (Desember 2012-April 2015).
Dari keempat jenderal tersebut, nama Moeldoko santer disebut sebagai jenderal di lingkaran Jokowi yang berupaya mengambilalih Partai Demokrat. Beberapa sumber menyebut ada keterkaitan Moeldoko dengan gerakan yang dituduhkan AHY.
Selain itu, di media sosial juga mulai ramai menyebut nama Moeldoko sebagai orang yang dituding AHY.
ADVERTISEMENT
kumparan sudah berupaya mengkonfirmasi hal ini kepada Moeldoko namun tidak direspons. Menurut rencana malam ini Moeldoko akan menggelar konferensi pers soal hal tersebut.