Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
ADVERTISEMENT

Dalam kunjungan kenegaraan Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud ke Indonesia pada Rabu (1/3) terdapat 15 pangeran yang ikut dalam rombongan.
ADVERTISEMENT
Ada satu daftar nama pangeran yang mencuri perhatian publik. Sosok pangeran tersebut usianya masih muda. Dia benar-benar mewakili imajinasi setiap orang tentang pangeran Arab: muda, tampan dan mapan.
Pria tersebut adalah Pangeran Mohammed bin Salman al-Saud. Dia adalah putra kandung Raja Salman, pemegang takhta saat ini di Kerajaan Saudi. Pangeran Mohammed bin Salman merupakan putra dari istri ketiga Raja Salman, Fahda binti Shalah bin Sultan Hithalayn.
Sebagai putra seorang raja, Pangeran Mohammed mendapatkan posisi penting dalam pemerintah kerajaan. Mengutip Arab News, Pangeran Mohammed di usianya yang baru 31 tahun mendapat posisi sebagai pilar penting dalam struktur negara berdaulat, Menteri Pertahanan.
Pangeran Mohammed bin Salman dianggap memiliki potensi untuk memimpin generasi penerus Kerajaan Arab Saudi. Dia merupakan Menteri Pertahanan termuda di dunia. Saat ini, dia juga menjabat Wakil Putra Mahkota, orang ketiga terkuat di Kerajaan Arab Saudi.
ADVERTISEMENT
Posisi ini bisa menimbulkan isu apakah Pangeran Mohammed bin Salman merupakan putra mahkota yang akan meneruskan tahta Kerajaan Arab Saudi.

Namun, Putra Mahkota saat ini secara resmi bukan dipegang oleh Pangeran Mohammed, melainkan pangeran berusia 57 tahun bernama Muhammad bin Nayef bin Abdulaziz Al Saud. Pangeran Muhammad bin Nayef diangkat sebagai putra mahkota 29 April 2015 langsung oleh Raja Salman.
Pangeran Muhammad bin Nayef adalah generasi ketiga atau cucu pertama yang diangkat jadi putra mahkota. Dia putra mendiang Pangeran Nayef, putra keempat Raja Pertama Arab Saudi Abdulaziz bin Saud. Pangeran Nayef adalah putra mahkota Kerajaan Arab Saudi tahun 2011-2012. Namun takhta tak sempat direngkuh, dia meninggal karena menderita komplikasi pada 16 Juni 2012.

Penetapan putra mahkota Kerajaan Arab Saudi tidak seperti institusi monarki lainnya. Takhta yang biasanya bergeser ke generasi selanjutnya tidak berlaku di Kerajaan Arab Saudi.
ADVERTISEMENT
Urutan takhta bergeser dari kakak ke adik dalam satu garis keturunan. Dalam buku Stig Stenslie berjudul "Regime Stability in Saudi Arabia: The Challenge of Succession", suksesi kepemimpinan Kerajaan Arab Saudi diturunkan kepada putra mendiang Raja Abdulaziz Ibnu Saud, bukan satu garis keturunan.
Raja pertama Arab Saudi tersebut memiliki 45 anak. Sistem ini dipilih untuk menghindari perebutan kekuasaan yang ditakutkan berujung runtuhnya kerajaan.
Sebagai contoh, Raja Salman adalah putra Raja Abdulaziz yang bertakhta tahun 1932-1953. Takhta berlanjut kepada putra-putranya secara berurutan yang semuanya adalah putra Raja Abdulaziz beda ibu.

Dalam tradisi politik Kerajaan Arab Saudi, pangeran mahkota akan tetap tinggal jika sang raja melakoni lawatan ke luar negeri.
ADVERTISEMENT
Putra mahkota akan mengelola pemerintahan selagi Raja pergi. Hal itu juga berlaku kepada Raja Salman saat masih menjadi putra mahkota. Dia tetap tinggal di Arab Saudi ketika mendiang Raja Abdulaziz berlibur ke Maroko.
Begitu juga Pangeran Muhammad bin Nayef. Dilaporkan situs web pemerintah Saudi, pada (27/2) Pangeran Muhammad bin Nayef memimpin rapat kabinet di Riyadh.
