Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Julian Assange, pendiri WikiLeaks yang membuat Amerika Serikat kelabakan, akan mengakhiri perjalanan hukumnya setelah 14 tahun.
ADVERTISEMENT
Kesepakatan terbaru dengan pihak berwenang AS akan membuatnya mengaku bersalah atas tuduhan spionase dan mengakhiri masa pengembaraan hukum yang panjang.
Siapa Julian Assange?
Julian Assange lahir di Townsville, Australia, pada 1971. Ia mendirikan WikiLeaks pada 2006.
Dikutip dari Reuters, sebelum mendirikan WikiLeaks, Assange memiliki sejarah dalam pemrograman komputer dan peretasan. Namanya diakui karena kecakapan di bidang tersebut.
Pada 2010, Assange dan WikiLeaks menjadi terkenal setelah mempublikasikan video serangan helikopter AS di Baghdad di 2007, dan ribuan dokumen rahasia mengenai perang di Afghanistan dan Irak.
Mereka juga merilis 250 ribu pesan diplomatik rahasia dari kedutaan besar AS di seluruh dunia pada 2011. Beberapa di antaranya diterbitkan oleh surat kabar seperti The New York Times dan Guardian Inggris.
ADVERTISEMENT
Kebocoran itu membuat marah dan mempermalukan sejumlah politikus hingga pejabat militer AS.
Mereka bahkan mengatakan WikiLeaks membahayakan nyawa.
Mantan analis intelijen militer, Chelsea Manning, menjalani hukuman tujuh tahun penjara militer karena membocorkan pesan ke WikiLeaks, lalu dibebaskan oleh Presiden Barack Obama.
Kelompok ini kembali menjadi sorotan menjelang pemilihan presiden AS 2016 ketika menerbitkan puluhan ribu email milik ketua tim kampanye calon presiden dari Partai Demokrat, Hillary Clinton.
Laporan Senat AS pada 2020 mengatakan, Rusia telah menggunakan WikiLeaks untuk membantu Donald Trump dari Partai Republik meraih kemenangan dalam pemilu tersebut.
Trump menolak dan menyebutnya sebagai hoaks. Rusia juga selalu membantah ikut campur dalam pemilu AS.
Wikileaks: Misi dan Kontroversi
WikiLeaks menjadi sorotan global karena menerbitkan dokumen-dokumen pemerintah AS yang sangat rahasia. Hal itu menimbulkan pertanyaan tentang kebebasan pers dan keamanan nasional.
ADVERTISEMENT
“WikiLeaks adalah perpustakaan raksasa berisi dokumen-dokumen yang paling teraniaya di dunia,” kata Assange tentang organisasi tersebut dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Jerman Der Spiegel pada 2015, seperti dikutip Reuters.
“Kami memberikan suaka terhadap dokumen-dokumen ini, kami menganalisisnya, kami mempromosikannya, dan kami memperoleh lebih banyak lagi. "
Assange dan pendukungnya mengeklaim bahwa tindakannya adalah bentuk jurnalisme investigatif, sementara pemerintah AS menyebutnya sebagai ancaman terhadap keamanan nasional.
Akhir dari Perjalanan Hukum Assange
Pengadilan Swedia memerintahkan penangkapannya atas tuduhan kejahatan seksual yang dilakukan dua perempuan sukarelawan WikiLeaks Swedia.
Assange menyangkal tuduhan tersebut dan mengeklaim bahwa ini adalah upaya untuk mengekstradisi dirinya ke AS atas tuduhan terkait aktivitas WikiLeaks.
Dia terancam ditangkap oleh polisi Inggris pada Desember 2010 berdasarkan Surat Perintah Penangkapan Eropa (EAW) yang dikeluarkan oleh Swedia.
ADVERTISEMENT
Kemudian, Assange mencari suaka di Kedutaan Ekuador di London pada 2012.
Meskipun Ekuador memberinya perlindungan politik, Inggris tetap berupaya mengekstradisinya ke AS. Itu akhirnya terwujud saat Assange pada 2019, ketika itu Ekuador mencabut permohonan kewarganegaraan Assange dan meminta polisi Inggris mencokoknya.
Usai perjalanan panjang, dalam kesepakatan terbaru, Assange akan mengaku bersalah di pengadilan AS atas satu tuduhan pidana. Ia akan mengakhiri masa tahanannya dengan hukuman 62 bulan penjara.
Akan tetapi, karena sudah menghabiskan penahanan selama lima tahun dua bulan di Inggris, Assange akan langsung bebas pada Juni 2024 ini.
Keputusan itu menandai akhir dari perjalanan hukum Assange yang berusaha mempertahankan kebebasan berbicara dengan mempublikasikan informasi ‘kontroversial’ oleh pihak berwenang AS.
ADVERTISEMENT
Live Update
Pada 5 November 2024, jutaan warga Amerika Serikat memberikan suara mereka untuk memilih presiden selanjutnya. Tahun ini, capres dari partai Demokrat, Kamala Harris bersaing dengan capres partai Republik Donald Trump untuk memenangkan Gedung Putih.
Updated 5 November 2024, 21:56 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini