Siasat Indonesia Perkuat Pertahanan di Laut Natuna

19 September 2021 8:23 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah nelayan. Foto: Aditya Pradana Putra/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah nelayan. Foto: Aditya Pradana Putra/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Peristiwa menggemparkan terjadi pada pekan ini. Nelayan di Natuna dibuat cemas dengan keberadaan sejumlah kapal China yang berada di kawasan Laut Natuna Utara.
ADVERTISEMENT
Peristiwa itu, terjadi pada 13 September 2021. Nelayan Natuna yang tidak memiliki alat lengkap hanya bisa merekam momen kurang lebih 6 kapal China berada di perairan Indonesia menggunakan ponsel.
Dari video itu, nelayan melaporkan ada kapal perang China dan sejumlah coast guard. Bahkan ada satu kapal pengisi BBM yang juga bersiaga di sana.
TNI AL dan AL Singapura Gelar Latihan Perang di Laut Natuna. Foto: Dispen AL
"Kapal perang China nomor lambung 172 posisi 061219 masih perairan Indonesia, di bujur 1701," tutur nelayan dalam video yang diterima kumparan, Jumat (17/9).
Kejadian tersebut terjadi di pekan yang sama saat Australia, Inggris dan Amerika Serikat membentuk aliansi pertahanan AUKUS. Secara tersirat, AUKUS ditujukan untuk membendung China di wilayah Indo-Pasifik.
Wilayah Indo-Pasifik mencakup Laut China Selatan yang berbatasan dengan Laut Natuna di perairan Indonesia.
ADVERTISEMENT

China Rajin Nyerempet Wilayah RI

Farhan di DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat. Foto: Giovanni/kumparan
Tindakan China di Laut Natuna mendapat perhatian dari anggota Komisi I DPR, Muhammad Farhan. Dia meminta agar pengawasan di Laut Natuna ditingkatkan. Sebab, China berulang kali melakukan tindakan seperti itu.
"Saya sudah minta ke Bakamla biarkan TNI AL yang jaga dari militer China yang wara-wiri beberapa waktu ini. Nah, Bakamla pengamanan ke dalam," kata Farhan.
"Jadi wajar China menunjukkan juga kekuatannya sampai ada kapal induk coast guard dan kapal lainnya. Laporan terakhir Bakamla memang kita lihat coast guardnya itu rajin banget nyerempet-nyerempet wilayah kita, terutama wilayah pengeboran minyak di Natuna," jelas politikus NasDem ini.
Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia Hikmahanto Juwana. Foto: Puspa Perwitasari/ANTARA FOTO
Sementara itu, Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia (UI) Hikmahanto Juwana, mengatakan tidak seharusnya kapal militer China berada di laut lepas kecuali sedang melakukan pelayaran untuk melakukan perlintasan.
ADVERTISEMENT
Hikmahanto menyatakan, agar China tidak mengulangi perbuatannya maka Pemerintah RI diminta melakukan berbagai cara.
"Mengerahkan Kapal-kapal Bakamla untuk memunculkan rasa aman dan ketenangan bagi para nelayan Indonesia dalam menangkap ikan di ZEE," kata Hikmahanto.
"Pemerintah juga perlu mendorong para nelayan untuk membanjiri dan mengeksploitasi ZEE di Natuna Utara dengan memberi subsidi dan insentif," pungkasnya.

Teknologi Kapal Perang Dapat Perkuat Pertahanan

Menhan Prabowo Saksikan Penandatanganan kerja sama pengembangan Kapal Frigate PT PAL & Babcock. Foto: Instagram PT Pal Indonesia
Ketua DPP Harian Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengatakan, untuk menjaga stabilitas Laut Natuna Utara maka pemerintah harus meningkatkan kemampuan kapal perang.
Dasco memastikan hal itu sudah didapat Menhan Prabowo saat mengunjungi Inggris. Di London Prabowo berhasil membawa teknologi kapal perang canggih jenis Fregate tipe Arrowhead 140. Rencananya kapal perang itu akan diproduksi di Surabaya mulai pekan depan.
ADVERTISEMENT
"Fregate adalah jenis kapal perang ringan dengan kecepatan tinggi dan kemampuan manuver yang dilengkapi teknologi militer canggih terkini," ucap Dasco.
Menurut Dasco, teknologi kapal yang dibawa Prabowo ini sekaligus menjawab ancaman kapal perang dan coast guard termasuk dari China yang wara wiri di laut Natuna Utara.
"Fregate tipe Arrowhead 140 bikinan Inggris yang teknologinya dibawa pulang Prabowo adalah kapal perang ringan tercanggih yang ada sekarang. Arrowhead 140 dipersenjatai dengan rudal-rudal anti pesawat juga torpedo anti kapal selam yang membuatnya mampu memberikan pertahanan terhadap ancaman udara dan laut," lanjutnya.