Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Sidang Lanjutan Kasus Sambo: Giliran Kuat Ma’ruf Bertemu Keluarga Yosua
3 November 2022 7:15 WIB
·
waktu baca 7 menitADVERTISEMENT
Sidang kasus pembunuhan terhadap Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat kembali dilanjutkan pada Rabu (2/11) di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
ADVERTISEMENT
Sidang kali ini menghadirkan dua terdakwa yakni Kuat Ma’ruf dan Ricky Rizal. Selain itu, ada 12 saksi diperiksa meliputi ayah dan ibu Yosua beserta kerabat dekatnya, termasuk kekasih Yosua.
Dari ke 12 saksi yang dihadirkan, Susi, ART dari tersangka pembunuhan lainnya, Putri Candrawathi, tidak dihadirkan.
Susi merupakan salah satu saksi yang ada di Magelang di mana dugaan kekerasan seksual yang dilakukan Yosua kepada Putri, sehari sebelum tragedi penembakan.
Sedangkan Kuat merupakan orang yang mengancam Yosua setelah kejadian dugaan pelecehan kepada Putri terjadi.
Kuat Ma’ruf dan Ricky Rizal didakwa dengan pasal pembunuhan berencana pasal 340 KUHP karena terlibat dalam penembakan yang menewaskan Yosua di rumah dinas Ferdy Sambo, Jalan Duren Tiga, Jakarta Selatan, 8 Juli 2022 lalu.
ADVERTISEMENT
Kuat dan Ricky sama-sama mengajukan eksepsi dalam sidang sebelumnya, namun majelis hakim memutuskan untuk menolak eksepsi tersebut dalam sidang putusan sela.
Berikut 12 saksi yang menjalani persidangan:
Kuat Ma'ruf Bantah Ancam 'Kalau Naik, Kau Kubunuh' ke Yosua
Kuat Ma'ruf, membantah sempat mengancam Yosua saat di rumah Magelang. Dia disebut-sebut sempat mengancam akan membunuh Yosua bila naik ke lantai dua.
Hal itu disampaikan oleh Kuat Ma'ruf dalam tanggapannya atas kesaksian dari pacar Yosua, Vera Maretha Simanjuntak, dalam persidangan.
Vera mengatakan Yosua sempat bercerita bahwa dirinya mendapatkan ancaman pembunuhan. Keterangan itu kemudian disampaikan oleh Vera di depan majelis hakim.
ADVERTISEMENT
"Tadi yang mengatakan (...) mbak Vera ada ‘kalau naik, kau kubunuh’ karena tidak ada bahasa seperti itu waktu kejadian," kata Kuat.
Namun demikian, hakim menanggapi pernyataan Kuat itu. Hakim menyebut dalam persidangan tadi, Vera tidak menyebutkan identitas orang yang melakukan ancaman itu.
"Saksi Vera menjelaskan tidak menyebutkan siapa yang menyebutkan tersebut, saksi Vera hanya menceritakan, korban [Yosua] bercerita, dia diberi ancaman apabila 'kamu naik maka akan kubunuh'," kata hakim.
Terkait ancaman tersebut turut termuat dalam rekonstruksi perkara yang dilakukan oleh kepolisian. Hasil investigasi Komnas HAM, disebutkan ada keterangan Vera soal sebut 'Squad' mengancam pembunuhan. Namun ternyata, dari hasil investigasi tersebut 'Squad' yang dimaksud adalah 'Kuat'.
Pengakuan dari Vera, ancaman itu diterima oleh Yosua pada tanggal 7 Juli, sehari sebelum Yosua dieksekusi oleh Sambo.
ADVERTISEMENT
"Jadi Yosua dilarang naik ke atas menemui ibu P karena membuat ibu P sakit, kalau naik ke atas akan dibunuh," ungkap Anam menirukan keterangan Vera.
Sementara dalam eksepsi Sambo dan Putri, disebutkan bahwa Kuat sempat membawa pisau ketika mengejar Yosua yang kedapatan mengendap-endap turun dari lantai 2 rumah Magelang, lokasi kamar Putri.
Kuat mengejar Yosua tetapi tak berhasil. Dia meminta ART bernama Susi untuk mengecek kondisi Putri. Putri tergeletak duduk di depan kamar mandi, dengan kondisi lemas dan rambut berantakan. Kemudian Kuat menyusul naik ke kamar Putri.
Dia pun kemudian menghalangi Yosua agar tidak naik ke lantai atas. Dalam kesaksiannya di sidang, Susi mengungkapkan soal adanya ancaman tersebut.
Kuat Ma’ruf Minta Maaf Sambil Menangis di Hadapan Orang Tua Yosua
Kuat Ma’ruf meminta maaf untuk pertama kalinya kepada kedua orang tua Yosua di persidangan.
ADVERTISEMENT
Dengan nada suara bergetar, Kuat menyampaikan belasungkawa kepada ayah dan ibu Yosua.
“Saya turut berdukacita atas meninggalnya almarhum Yosua. dan semoga almarhum Yosua diterima di sisi Tuhan Yang Maha Esa. Serta keluarga besar diberi ketabahan,” kata Kuat.
Jawaban Kuat dibalas oleh Ibu Yosua, Rosti Simanjuntak. Sambil menangis, Rosti mengeluarkan amarahnya.
Momen persidangan kali ini merupakan pertama kalinya Kuat dan Rosti bertemu. Rosti menilai Kuat mempunyai andil besar dalam tewasnya Yosua.
“Di dalam kasus ini, Kuat Ma'ruf skenario yang sangat hebat, sangat luar biasa saya lihat di dalam kasus ini kalian mengetahui semua. Bahkan, menginginkan daripada kematian anakku,” kata Rosti, saat memberikan tanggapannya.
“Sungguh luar biasa kalian sebagai manusia yang memiliki hati nurani. Kita sama-sama ciptaan Tuhan, kok baru sekarang ada kesadaran kamu minta maaf kepada Ibu, ibunda daripada Yosua yang saat kau bunuh dengan sangat sadisnya,” lanjutnya.
Rosti lalu meminta agar Kuat menyampaikan permohonan maafnya dengan memberikan kesaksian yang sebenar-benarnya di pengadilan.
ADVERTISEMENT
“Tolong diselidiki Kuat Ma’ruf sebenarnya, jangan hanya berkata maaf. Kalau maaf di bibir gampang seribu kali bisa disebutkan dalam setiap menit. Tapi buktikan kata maafmu itu, terlebih di hadapan Tuhan,” tuturnya.
Pada saat Rosti mengutarakan perasaannya itu, Kuat tampak tertunduk. Sesekali sambil mengusap matanya.
Ibu Yosua Emosi Tatap Kuat Ma'ruf: Sudah Puas Kalian dengan Kematian Anakku?
ADVERTISEMENT
Rosti Simanjuntak, emosi. Tak kuasa menahan tangis, dia meluapkan curahan hatinya kepada sopir Ferdy Sambo, Kuat Ma'ruf, di depan majelis hakim.
Rosti hadir di persidangan sebagai saksi untuk Kuat Ma'ruf dan Ricky Rizal. Keduanya merupakan terdakwa pembunuh anaknya, Yosua, bersama Ferdy Sambo dkk.
Di depan Kuat, Rosti terlihat emosional. Wajahnya memerah. Suaranya meninggi.
"Sudah puas kah kalian dengan kematian anakku itu?" kata Rosti kepada Kuat dan Ricky Rizal.
ADVERTISEMENT
"Bersama-sama kalian segerombolan, kejahatan apa yang tersembunyi? Mohon maaf Yang Mulia, sangat banyak, di sini lah saya bisa meluapkan, bagaimana hancurnya hatiku," sambung Rosti.
Rosti bersaksi bersama dengan suaminya, Samuel Hutabarat, dan anggota keluarga lainnya atas kematian Yosua. Yosua tewas usai diberondong peluru oleh Bharada Richard Eliezer Pudihang Lumiu atas perintah Sambo.
Sambo merupakan orang yang melesatkan tembakan terakhir ke arah kepala Yosua. Polisi berpangkat Brigadir itu pun tewas bersimbah darah.
"Di sini lah saya bisa ketemu Kuat Ma'ruf yang begitu besar perannya bersama Bu Putri membunuh anakku, almarhum Yosua," ucap Rosti.
Namun Rosti tak membeberkan peran yang dimaksud. Dia meminta Kuat dan Ricky Rizal untuk tidak lagi menutupi kejahatan di balik kematian anaknya.
ADVERTISEMENT
"Kalian yang tahu gimana ini semua, kejahatan apa yang kalian tutupin, kejahatan apa yang kalian tutupi di sini bersama atasanmu itu? Sama si Putri Candrawathi itu? Jadi tolong jujur!" kata Rosti.
Sementara kepada Ricky, dia meminta agar polisi itu bersikap sebagai patriot. Dia sudah disumpah di depan persidangan. Rosti berharap Ricky berkata jujur menguak peristiwa yang sebenarnya terjadi.
"Jadi sebagai kamu punya ibu, anak, keturunan, apa yang kita tabur, tanam, suatu saat akan kita tuai. Jadi kalau kamu minta maaf di sini mohon berkata jujur. Jangan ikuti skenario-skenario kebohongan. Saya minta jangan hanya di mulut, mulut itu gampang ini adalah harimaumu yang menerkam dirimu sendiri. Jadi berkata jujur," kata Rosti.
Kuat Ma'ruf: Demi Allah, Saya Tak Berniat Berbuat Seperti dalam Dakwaan
ADVERTISEMENT
Kuat Ma'ruf mengaku siap menjalani proses hukum di pengadilan.
"Biar proses pengadilan yang menentukan salah atau tidaknya saya. Karena demi Allah, saya tidak ada niat apa yang seperti dikatakan (didakwakan) kepada saya," kata Kuat.
Dalam dakwaan, ia disebut menjadi pihak yang mendesak Putri Candrawathi melaporkan Yosua ke Ferdy Sambo. Dengan alasan bahwa: supaya tidak ada duri dalam rumah tangga Putri dan Sambo.
Masih dalam dakwaan, Kuat dan Yosua sempat ribut di rumah Magelang pada 7 Juli 2022 atau sehari sebelum eksekusi. Namun tak ada penjelasan lebih lanjut.
Sementara kuasa hukum Sambo dan Putri menyebut bahwa Yosua diduga melakukan pelecehan seksual. Hal itu yang kemudian dilaporkan Putri kepada Sambo.
Ibu Yosua ke Kuat Ma’ruf: Minta Maaf Jangan Hanya di Bibir Seperti Sambo & Putri
Rosti Simanjuntak, meminta keduanya jangan hanya meminta maaf di mulut saja.
ADVERTISEMENT
“Jadi permintaan maaf itu jangan hanya di bibir seperti Ferdy Sambo dan Putri. Berikan (permintaan maaf) itu dari hati nurani yang sangat dalam. Diberikan (permintaan maaf) itu di depan tuhan,” kata Rosti.
Kuat sempat menyampaikan permintaan maafnya kepada Rosti dan Samuel Hutabarat sambil menahan tangis. Kemudian, Kuat menyangkal pernah memberikan ancaman pembunuhan kepada Yosua.
Namun, permintaan maaf ini dianggap tidak tulus oleh Rosti. Ia menganggap permintaan maaf Kuat hanya sebagai formalitas saja. Sebab, Kuat dinilai punya andil dalam pembunuhan Yosua.
“Kamu dan atasan kamu Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi sangat-sangat luar biasa skenariomu. Kebohongan-kebohongan di sini dia minta maaf sesudah anakku hampir 5 bulan tewas di tangan kalian semua. Sungguh luar biasa kalian sebagai manusia yang memiliki hati nurani,” tutur Rosti.
ADVERTISEMENT
Saat Rosti mengeluarkan amarahnya dalam pernyataan terakhirnya, terlihat Kuat beberapa kali mengusap matanya.
Ibu Yosua: Ada Apa Kamu Sama Si Putri Itu, Kuat Ma'ruf?
Rosti Simanjuntak, menyinggung Kuat Ma'ruf. Bahkan dia mempertanyakan hubungan Kuat dan Putri Candrawathi.
“Kalian mengikuti skenario atasanmu Ferdy Sambo dan Putri yang kau banggakan itu. Ada apa kamu sama si Putri itu, Kuat Ma’ruf? Siapanya si Putri, kamu? Sampai kamu mendesak mengatur si Putri?” tutur Rosti.
Di depan majelis hakim, Rosti juga menyebut para pembunuh anaknya tidak memiliki nurani.
“Ferdy Sambo tidak memiliki hati nurani, tidak satu pun di antara mereka (memilikinya). Mereka berskenario kebohongan demi kebohongan,” kata Rosti.
Rosti lalu menyayangkan tindakan Kuat dan Ricky yang menuruti instruksi Ferdy Sambo untuk membunuh anaknya, ajudannya sendiri. Bahkan setelah itu seluruh terdakwa bersama-sama menutupi kebenarannya.
ADVERTISEMENT
“Sangat kejinya perbuatan kalian, segerombolan kalian di rumah Bapak itu, menghabisi nyawa anakku dengan sadis tanpa memberikan satu pertolongan buat anakku,” protesnya.