Sidang Pemakzulan Trump Tunjukkan Massa Serbu Capitol Ingin Eksekusi Mike Pence

11 Februari 2021 6:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Eks Wakil Presiden AS Mike Pence berpartisipasi dalam debat kampanye wakil presiden tahun 2020. Foto: Lucy Nicholson/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Eks Wakil Presiden AS Mike Pence berpartisipasi dalam debat kampanye wakil presiden tahun 2020. Foto: Lucy Nicholson/Reuters
ADVERTISEMENT
Senat AS kembali menggelar sidang pemakzulan Donald Trump atas tudingan menghasut pendukungnya untuk menyerbu gedung Kongres AS, Capitol Hill, pada 6 Januari lalu.
ADVERTISEMENT
Saat itu, massa menyerbu Capitol dengan tujuan membatalkan kemenangan Joe Biden. Namun rupanya ada fakta lain, yakni massa berniat mengeksekusi Wapres AS saat itu, Mike Pence.
Fakta itu terungkap dari rekaman video yang ditampilkan dalam sidang pemakzulan Trump di Senat AS pada Rabu (10/2) waktu setempat.
Dikutip dari CNN, Manajer pemakzulan Trump dari DPR AS, Stacy Plaskett, menyatakan rekaman video menunjukkan Mike Pence yang ketika itu menghadiri pengesahan kemenangan Biden, dievakuasi dari Capitol ketika perusuh menerobos gedung untuk mencarinya.
Staf Kongres menghalangi pintu setelah pendukung Trump menyerbu di dalam US Capitol di Washington, DC, AS, Rabu (6/1). Foto: Olivier DOULIERY/AFP
"Selama penyerangan di Capitol, para ekstremis dilaporkan berkoordinasi secara online dan membahas bagaimana mereka bisa memburu wakil presiden (Mike Pence). Jurnalis di Capitol melaporkan bahwa mereka mendengar perusuh mengatakan mereka mencari Pence untuk mengeksekusinya," ujar Plaskett yang merupakan politikus Partai Demokrat sembari menunjukkan rekaman video.
ADVERTISEMENT
Rekaman video yang diputar menampilkan Pence dan keluarganya dengan cepat menuruni tangga. Pence sempat berbalik sebentar di video. Di waktu yang sama, kata Plaskett, massa Trump menyebar ke seluruh gedung.
"Saat para perusuh mencapai puncak tangga, mereka berada dalam jarak 100 kaki dari tempat wakil presiden berlindung bersama keluarganya, dan mereka hanya beberapa kaki dari salah satu pintu ruangan ini (tempat Pence dievakuasi)" kata Plaskett.
Pendukung Presiden AS Donald Trump berdemonstrasi di lantai dua Gedung Kongres AS dekat pintu masuk Senat di Washington, AS. Foto: Mike Theiler/Reuters
Dalam salah satu video yang ditayangkan, terdengar kerumunan meneriakkan "gantung Mike Pence" saat mereka berdiri di pintu terbuka gedung Capitol. Sebuah foto menunjukkan tiang gantungan di luar di halaman.
"Setelah Presiden Trump menyemangati para pendukungnya selama berbulan-bulan dan menghasut mereka, tidak heran Wakil Presiden Amerika Serikat menjadi sasaran kemarahan mereka, setelah Pence menolak untuk membatalkan hasil pemilu," kata Plaskett.
ADVERTISEMENT
"Mereka berbicara tentang pembunuhan Wakil Presiden Amerika Serikat," tambah Plaskett dalam argumennya.
Nancy Pelosi. Foto: Pool via Reuters

Massa Trump Turut Incar Ketua DPR AS Nancy Pelosi

Saat sidang pemakzulan, Plaskett kembali menunjukkan video lain yang menampilkan keinginan massa Trump untuk menemukan dan menyerang Ketua DPR AS, Nancy Pelosi.
"Kamu di mana, Nancy? Kami mencarimu!" teriak para perusuh yang terlihat di video. "Dia ada di sini," teriak seorang pria, diikuti oleh yang lain:
"Nancy? Oh, Nancy? Nancy, kamu di mana, Nancy?" sambut perusuh lain dalam video.
Plaskett menyatakan, bukti ada upaya menyerang Pelosi juga ditunjukkan dengan sebuah foto menampilkan pria yang masuk kantor dan duduk di meja Pelosi.
Seorang pendukung Presiden AS Donald Trump duduk di dalam kantor Ketua DPR AS Nancy Pelosi saat ia melakukan protes di dalam US Capitol di Washington, DC. Foto: Saul Loeb/AFP
Plaskett menyatakan pria bernama Barnett itu membawa tongkat setrum dengan daya 950.000 volt.
ADVERTISEMENT
"Senjata itu bisa mengakibatkan rasa sakit yang serius dan melumpuhkan siapa pun yang melawannya," ucap Plaskett.
Saat kerusuhan terjadi, Barnett meninggalkan catatan yang berbunyi "Kami tidak akan mundur,"
Barnett, seorang penduduk Alabama, telah didakwa dengan sengaja memasuki dan tetap berada di gedung terbatas tanpa otoritas, masuk dengan kekerasan dan berperilaku tidak tertib di halaman Capitol, serta mencuri fasilitas umum
Ia juga didakwa terkait dengan bom pipa yang ditemukan di sisi selatan gedung Capitol, 11 bom molotov, dan senjata ala militer yang ditemukan di truknya.